Bodoh sekali pencipta ini sampai memikirkan hal yang sangat detail. Keberanian dan ketakutan. Tidakkah ia lihat apa yang sudah dilakukannya? Orang-orang takut sama kecoak terbang. Terima kasih, tuhan. Terima kasih.

Aku membaca buku yang menceritakan kisah heroik pasangan suami-istri yang akan pulang kenegara asalnya, kanada, setelah menyelesaikan kontrak pekerjaannya di australia. Angka yang sangat jauh. Jauh sekali. Dengan menggunakan perahu pribadi, atau lebih tepatnya perahu bekas yang dibeli dari nelayan. Apakah ini yang terjadi terhadap mereka? ya, maksudku aku sering baca dari koran atau berita gratisan di online dengan judul yang tidak kalah heroik; pasangan A dan B akhirnya memutuskan bercerai karena merasa dirinya tidak akan cocok lagi atau suami vs istri didapur dengan lukisannya sendiri seolah-seolah sedang berkata, “sungguh gila sayang. Kau lihat pisau ini? inilah yang akan jadi teman terbaikmu nanti.”

“Apakah kau sudah gila? Kau tidak bisa jadi gila seperti itu. Aku adalah manusia terkuat didunia ini – di dunia ini yang terkuat yang akan menang. Kau pasti tahu pepatah itu. Jadi, kau yang akan terima pisau ini!”

“Kenapa tidak kita coba saja sekarang? Buktikan siapa yang terkuat,” jawab istrinya dengan tenang. Wajah suaminya [atau mungkin mantan suaminya] semakin menengang.

Sang istri berbicara lagi dengan nada yang sengaja dibuat mendesah, merayunya dengan akal aha, emang enak lo gw tipu. Jari-jari tangannya yang mulai keriput membuat gerakan maju-mundur “Maju sini kalau berani”
Suaminya mengikutinya.

“Tidakkah kau lihat suami perhatian ini? Setelah rela diselingkuhi kemudian sekarang dia merelakan nyawanya,” Pikirnya dalam hati

Namun, pasangan perahu bekas dan keheroikannya tidak memilih permainan tusuk menusuk pisau (Aw... Aw... Aw...), lebih memilih cara; Mulai bersama, berakhir bersama. Seperti perjanjian mereka ketika menikah. Pasangan yang sangat romantis (seharusnya) tapi, pasangan yang sudah gila karena pernikahannya yang lain memutuskan ikut bersama mereka. Ide bagus. Dua pasangan suami-istri akan bunuh diri bersama. Tapi aku baru menyelesaikan setengah halaman dari bukunya.

Buku ini sudah kubaca 3 hari berturut-turut selama 2 jam tiap harinya. Aku menarik nafas dalam-dalam demi terus menjaga kecepatan membacaku. Menggosok-gosok mataku yang sebenernya sudah harus istrihat. Kemudian meminum air putih yang sedari tadi ada diatas meja kecil di sebelah tempat tidurku. Halaman perhalaman selesai. 100, 200, 400. Sisi kiri buku semakin menebal dan sisi kanannya semakin menipis menandakan akhir ceritanya akan berakhir.

Sulit menepis pikiran-pikiran buruk yang akan terjadi kepada mereka. Aku adalah penyuka buku dan film bergenre thriller, akan merayakannya dengan jus jeruk ketika ending ceritanya sesuai dengan apa yang ada diotakku -- Otakku selalu memikirkan hal yang jahat, tidak selalu jahat, terkadang memikirkan yang lain. Tentunya, aku juga membaca buku drama-romantis tentunya juga selalu muntah ketika selesai membacanya

Tersisa 10 halaman lagi.

“Meraka akhirnya selamat” Tertulis dibukunya.

“PHHHHHHHHHHHHHHHHHHHP (Penulis pemberi HaHaHaHaHaHa Palsu. Kau tidak bisa hanya membuat cerita perahunya rusak ditengah laut atau memberikan badai besar. Sialan. Semua penulis pasti akan melakukan itu. Sebentar, kau membuat cerita perahu mogok dan penuh badai dijalan dan kau juga membuat karakter yang mereka tanpa pengalaman. Apakah kau sedang bercanda? Kau sedang menulis cerita sungguhan bukan cerita dongeng. Brengsek!”

Ending yang membuat mood seorang rusak. Orang sepertiku. Twist yang baik. Tidak, ini bukan twist. Orang bodoh mengira ceritanya memang berakhir mereka selamat. Orang bodoh yang lain mengharapkan kisah mereka mati. Aku adalah tipe yang kedua

Aku adalah doni dan buku brengsek itu berakhir didepan pintu masuk kamarku yang jaraknya 5 langkah layaknya orang dewasa setinggi 175cm berjalan dari tempat tidurnya dengan kondisi terbuka.



Maaf gan kalau berantakan, masih newbie soalnya

TOLONG KOMENGNYANYA GAN