- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional
TS
ts4l4sa
[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional
Gojek dan Revolusi Transportasi
Kamis, 06/08/2015 07:10 WIB
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/garagara.id/wp-content/uploads/2015/06/CCij2VfVEAApIlN.jpg-large.jpg)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ojek adalah sarana transportasi yang sering digunakan sebagai salah satu alternatif di kalangan masyarakat Indonesia. Belakangan fungsi Ojek semakin diminati berkat hadirnya aplikasi yang menghubungkan ojek dengan pelanggannya.
Gojek adalah salah satu aplikasi dimaksud yang sedang naik daun. Kehadiran Gojek telah mengubah persepsi publik soal transportasi ojek yang dianggap sebagai transportasi untuk kalangan tertentu.
Secara cepat Gojek telah mengangkat ojek menjadi salah satu moda transportasi yang berkelas, tarif jelas, disukai banyak kaum perkotaan, dan kini menjadi trend. Dan belakangan memunculkan aplikasi sejenis.
Melajunya Gojek dengan cepat ternyata juga diiringi dengan kontroversi yang soal kehadiran aplikasi ini.
Mulai dari aturan hukum yang menaungi model bisnis dan jasa ini belum jelas. Belum lagi berbagai kontroversi yang timbul dari penolakan para ojek pangkalan.
Bagaimana sebetulnya posisi Gojek dalam sistem transportasi publik yang diakui sistem hukum kita? Benarkah Gojek dan layanan sejenis telah 'mencuri' periuk nasi ojek konvensional?
Menjawab pertanyaan tersebut CNN Indonesia Fokus akan menghadirkan Nadiem Makarim (CEO Gojek) dan Nirwono Joga (pengamat tata kota Universitas Trisakti) untuk mencari jalan tengah dan melihat potensi aplikasi untuk transportasi Indonesia di masa depan.
Pembaca CNN Indonesia juga bisa memberikan pertanyaan untuk kedua narasumber atau memberikan solusi yang tepat dan pas untuk aplikasi sejenis di masa mendatang melalui kolom yang tersedia di bawah ini.
Pertanyaan terpilih akan disampaikan kepada narasumber pada segmen Tanya-Jawab saat acara bincang-bincang ini berlangsung dan disiarkan secara live streaming pada Kamis, 6 Agustus 2015 pukul 13.00 - 14.00 WIB.
http://www.cnnindonesia.com/teknolog...-transportasi/
Penghasilan Driver Go-Jek Capai Rp11 Juta per Bulan
30 Juni 2015 17:51 wib
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/cdn.tmpo.co/data/2015/08/04/id_424712/424712_620.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/901350/big/098733600_1434350477-FOTO_LIPUTAN6.jpg)
Metrotvnews.com, Jakarta: Raharjo, 42, warga Grogol, Jakarta Barat, kini menjalani profesi sebagai driver Go-jek. Dulunya ia hanya berdagang di Terminal Grogol dengan penghasilan tak tentu. Berbebekal nasihat teman, ia pun memutuskan untuk menjadi driver Go-jek.
"Saya baru lima bulan gabung Go-Jek, diajak teman. Istri yang jaga dagangan," kata Raharjo kepada Metrotvnews.com di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan, Selasa (30/6/2015).
Dalam lima bulan terakhir dirinya bisa membawa pulang uang ratusan ribu per hari dan jutaan dalam sebulan. Pekerjaan ini lebih menguntungkan ketimbang berdagang makanan di terminal.
"Rata-rata Rp400 ribu per hari. Kalau ada yang kuat bisa lebih. Kemarin ada driver yang bisa sampai pendapatan Rp11 juta per bulan, tapi dari pagi sampai malam jalannya," kata Raharjo.
Dari penghasilan tersebut, kini dia sudah mengganti motor yang menjadi sumber mata pencahariannya itu. "Saya sudah beli motor baru. Yang lama enggak enak untuk bawa penumpang. Biar mereka nyaman jadinya saya ganti, hitung-hitung biar keliatan hasilnya," imbuhnya.
Untungnya, selama lima bulan jadi driver Go-Jek dirinya belum pernah cekcok dengan tukang ojek pangkalan. Dia selalu menghindari tempat yang rawan pangkalan tukang ojek.
"Belum pernah ada (cekcok) sejauh ini, tahu diri saja tidak usah bite (ambil) penumpang yang di kawasan tertentu," katanya.
http://news.metrotvnews.com/read/201...juta-per-bulan
Tergiur Penghasilan Go-Jek, Manajer Ini Pilih "Resign"
Senin, 3 Agustus 2015 | 12:05 WIB
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/assets.kompas.com/data/photo/2015/08/03/1056077IMG-20150803-104930780x390.JPG)
Faridz Budhi Surya Kusuma (33), mantan manajer sebuah resort yang beralih profesi sebagai rider Go-Jek.
JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah keputusan sulit dilakukan Faridz Budhi Surya Kusuma (33) saat harus meninggalkan zona nyamannya sebagai manajer di sebuah resort sebulan lalu. Pria yang mengaku berpenghasilan Rp 8 juta-Rp 10 juta itu nekat "banting setir" menjadi tukang ojek di bawah naungan Go-Jek.
"Saya daftar sudah sebulan lalu, tapi mulai aktif full time sejak 15 hari terakhir," kata pria berkacamata tersebut kepada Kompas.com, Minggu (2/8/2015) malam.
Menurut Faridz, keputusan memilih menjadi tukang ojek bermula saat dia bertemu salah satu pengemudi Go-Jek di salah satu masjid di kawasan Cijantung, kurang lebih satu bulan lalu. Saat itu, Faridz mengorek informasi dari sang pengemudi terkait seluk-beluk Go-Jek. Selepas pertemuan itu, Faridz mengaku tertarik dan berpikir untuk alih pekerjaan.
"Saya langsung tertarik gabung (Go-Jek), tapi baru daftar seminggu kemudian karena masih sibuk," katanya.
Minggu pertama sebagai pengemudi Go-Jek, Faridz masih berstatus sebagai manajer dan dibantu asisten. "Selama 15 hari pertama, saya coba sesekali ngojek, ternyata seru juga dan menjanjikan hasilnya," ucap dia.
Setelah 15 hari melakukan uji coba, Faridz kemudian mengajukan surat pengunduran dirinya sebagai manajer. Tidak ada keraguan sedikit pun dari Faridz saat pertama kali melepas statusnya sebagai manajer di salah satu resort di kawasan Puncak, Jawa Barat.
Namun, keputusan tersebut sempat mendapat pertentangan dari istri, keluarga, bahkan kerabatnya. "Wah, istri saya agak shock awalnya. Tapi, pas tahu hasilnya, diem aja deh sekarang," ucapnya.
Selain istri dan kerabatnya, teman dan tetangga Faridz juga banyak yang mencibir pilihan pekerjaan barunya. Status turun kasta dari manajer ke pengemudi Go-Jek seolah dianggap blunder oleh sebagian orang yang mencibirnya.
"Banyak banget yang mencibir. Tetapi, lagi-lagi hasil akhir yang membuktikan. Setelah tahu penghasilan yang saya dapat per hari, malah banyak yang ikut daftar," ujarnya seraya tertawa.
Ayah dua anak tersebut mengaku ketagihan terus ngojek. Meski tergolong baru, Faridz sanggup mengantongi hasil rata-rata Rp 500.000 per hari. Itu pun belum termasuk tips dari penumpang.
"Rekor saya Rp 1 juta sehari. Itu nonstop sejak subuh sampai pukul 12.00 malam. Istirahat cuma pas waktu shalat dan istirahat makan siang dan malam saja," ujarnya.
Faridz tidak merasa minder meski berstatus sebagai tukang ojek. Bahkan, status tersebut justru membuatnya hidup lebih tenang daripada saat menjabat manajer.
"Ngapain minder. Tukang ojek, tetapi penghasilan manajer, siapa yang nolak? Apalagi tingkat stresnya lebih kecil dibanding saat jadi manajer. Kalau ngojek, selesai urusan mengantar penumpang, enggak ada beban lagi pas pulang ke rumah," ucapnya senang.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...i.Pilih.Resign
Dahlan Iskan:
INDONESIA Memasuki Zaman Revolusi Ekonomi Sepeda Motor
Minggu, 01 Januari 2012 , 08:36:00
Begitu banyak keluhan terhadap membanjirnya sepeda motor. Tapi saya mencatatnya sebagai dewa penolong. Motor, bagi saya, adalah sarana transportasi yang memberikan kesempatan bagi rakyat kecil untuk mengejer ketertinggalannya. Sepeda motor adalah alat yang paling tepat untuk membawa golongan bawah memiliki kesempatan masuk menjadi golongan menengah.
Memang ada sarana lain yang juga memiliki peran yang sama: internet. Dengan internet (facebook, youtube, email, dst) tidak ada lagi perbedaan antara golongan bawah dan golongan atas. Dengan internet, kesempatan itu sama bagi golongan bawah yang kreatif bisa menembus barikade dan blokade system bisnis yang lama.
Demikian juga dengan sepeda motor. Produktifitas golongan bawah langsung bisa mengalami kenaikan yang drastis. Ini karena golongan pemilik sepeda motor bisa memiliki mobilitas yang sama tingginya dengan golongan tas.
Di masa lalu, golongan atas memiliki alat transportasi mobil. Sedang golongan bawah hanya memiliki kereta dorong, beca-gundul, gerobak sapi dan paling cepat adalah dokar. Kini, dengan sepeda motor kecepatan bergerak golongan bawah sama cepatnya dengan golongan atas --bahkan dalam keadaan lalu-lintas macet naik sepeda motor lebih cepat sampai ke tujuan.
Apalagi sepeda motor zaman sekarang. Bisa mencapai kecepatan 100 km/jam. Maka sebuah jarak menjadi tidak ada artinya lagi. Kalau di masa lalu sepeda motor hanya untuk kendaraan dalam kota, kini orang sudah biasa bersepada motor antar-kota. Banyak sekali karyawan yang rumahnya 50 km dari tempatnya bekerja memilih ke kantor dengan sepeda motor.
Dulu golongan ini terjerat dalam siklus pemborosan yang luar biasa. Untuk ke kantor mereka naik kendaraan umum yang bahkan harus dua kali ganti. Atau hanya sekali naik kendaraan umum tapi harus menyambungnya dengan becak. Biaya untuk angkutan umum itu bisa mencapai 80% dari gaji mereka. Untuk apa bekerja kalau 80% gaji habis untuk kendaraan? Pilihan bagi mereka tidak sebanyak itu. Tidak bekerja berarti tidak punya penghasilan sama sekali. Dengan tetap bekerja, setidaknya eksistensi dan kehormatan sebagai manusia tetap terjaga.
Kini, dengan kemudahan system keuangan, prosentase biaya transportasi itu bisa membaik. Dengan system kredit sepeda motor yang kian ringan tidak perlu lagi ada uang di depan yang terlalu besar. Memang semasa cicilan belum lunas prosentase pengeluarannya tetap tinggi, tapi turun drastis setelah masa cicilan sepeda motornya selesai.
Di samping untuk berangkat/pulang kerja, sepeda motor itu masih bisa untuk mengantar anak sekolah, mencari obyekan, bersilaturahmi dan mengangkut barang sekedarnya. Semunya memiliki dampak pada produktifitas manusia.
Maka di samping internet, jangan disepelekan dampak ekonomi sepeda motor. Bahkan saya bisa menyebutkannya sebagai revolusi ekonomi sepeda motor. Sepeda motor adalah sarana yang bisa membuat golongan bawah bermigrasi ke golongan menengah dengan cara lebih cepat dari teori ekonomi yang mana pun.
Karena itu segala macam perencanaan pembangunan sudah harus mengakomodasikan kehadiran sepeda motor secara masal. Pembangunan jalan tol di Bali, misalnya, secara sengaja sudah mengakomodasikan sepeda motor. Tidak bisa lagi sepeda motor diperlakukan seperti kehadiran sepeda di masa lalu. Eksistensi sepeda motor harus diakui sebagai bagian dari kebijaksanaan pembangunan. Pemilik mobil tidak boleh lagi merasa dirinya sebagai pemilik paling sah sebuah jalan raya. Sepeda motor harus diterima sebagai pengguna sah yang hak-haknya sama dengan pemilik mobil.
Kita bersyukur ada sepeda motor dengan system teknologi dan pembiayaannya yang sangat tepat untuk golongan masyarakat kita yang belum bisa membeli mobil. Sepeda motorlah sarana yang membuat golongan bawah memiliki sarana transportasi secepat golongan di atasnya.
http://www.jpnn.com/read/2012/01/01/...-Sepeda-Motor-
---------------------------------------
Pendapatan yang tinggi, terima duit cash setiap hari, sepeda motor bisa nyicil murah ke dealer, layanan sarana angkutan umum yang masih buruk dan jelek, banyak pengangguran, dan banyak PHK di tengah kesulitan ekonomi saat ini, maka professi "Go-Jek" adalah sebuah alternatif yang bisa diciptakan Pemerintah secara nasional, tidak harus diadakan di Jakarta saja.
Apalagi kalo nanti ada barisan cewek-cewek cakep kayak si Miyabi diatas itu, dengan sepeda motor CC besar (Moge), apanya TAXI sedan sekalipun, tak akan tersaingi? Gua yakin, bapak-bapak setengah baya yang sudah punya mobil sekalipun, lebih memilih naik 'Go-Jek" kalo yang jadi pilot 'Go-Jek' adalah cewek manis ranum dan samlohay pulak! Dimana ada kemauan disitu ada jalan, "If there is a will, there is a way,"

Kamis, 06/08/2015 07:10 WIB
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/garagara.id/wp-content/uploads/2015/06/CCij2VfVEAApIlN.jpg-large.jpg)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ojek adalah sarana transportasi yang sering digunakan sebagai salah satu alternatif di kalangan masyarakat Indonesia. Belakangan fungsi Ojek semakin diminati berkat hadirnya aplikasi yang menghubungkan ojek dengan pelanggannya.
Gojek adalah salah satu aplikasi dimaksud yang sedang naik daun. Kehadiran Gojek telah mengubah persepsi publik soal transportasi ojek yang dianggap sebagai transportasi untuk kalangan tertentu.
Secara cepat Gojek telah mengangkat ojek menjadi salah satu moda transportasi yang berkelas, tarif jelas, disukai banyak kaum perkotaan, dan kini menjadi trend. Dan belakangan memunculkan aplikasi sejenis.
Melajunya Gojek dengan cepat ternyata juga diiringi dengan kontroversi yang soal kehadiran aplikasi ini.
Mulai dari aturan hukum yang menaungi model bisnis dan jasa ini belum jelas. Belum lagi berbagai kontroversi yang timbul dari penolakan para ojek pangkalan.
Bagaimana sebetulnya posisi Gojek dalam sistem transportasi publik yang diakui sistem hukum kita? Benarkah Gojek dan layanan sejenis telah 'mencuri' periuk nasi ojek konvensional?
Menjawab pertanyaan tersebut CNN Indonesia Fokus akan menghadirkan Nadiem Makarim (CEO Gojek) dan Nirwono Joga (pengamat tata kota Universitas Trisakti) untuk mencari jalan tengah dan melihat potensi aplikasi untuk transportasi Indonesia di masa depan.
Pembaca CNN Indonesia juga bisa memberikan pertanyaan untuk kedua narasumber atau memberikan solusi yang tepat dan pas untuk aplikasi sejenis di masa mendatang melalui kolom yang tersedia di bawah ini.
Pertanyaan terpilih akan disampaikan kepada narasumber pada segmen Tanya-Jawab saat acara bincang-bincang ini berlangsung dan disiarkan secara live streaming pada Kamis, 6 Agustus 2015 pukul 13.00 - 14.00 WIB.
http://www.cnnindonesia.com/teknolog...-transportasi/
Penghasilan Driver Go-Jek Capai Rp11 Juta per Bulan
30 Juni 2015 17:51 wib
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/cdn.tmpo.co/data/2015/08/04/id_424712/424712_620.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/901350/big/098733600_1434350477-FOTO_LIPUTAN6.jpg)
Metrotvnews.com, Jakarta: Raharjo, 42, warga Grogol, Jakarta Barat, kini menjalani profesi sebagai driver Go-jek. Dulunya ia hanya berdagang di Terminal Grogol dengan penghasilan tak tentu. Berbebekal nasihat teman, ia pun memutuskan untuk menjadi driver Go-jek.
"Saya baru lima bulan gabung Go-Jek, diajak teman. Istri yang jaga dagangan," kata Raharjo kepada Metrotvnews.com di Jalan Bangka Raya, Jakarta Selatan, Selasa (30/6/2015).
Dalam lima bulan terakhir dirinya bisa membawa pulang uang ratusan ribu per hari dan jutaan dalam sebulan. Pekerjaan ini lebih menguntungkan ketimbang berdagang makanan di terminal.
"Rata-rata Rp400 ribu per hari. Kalau ada yang kuat bisa lebih. Kemarin ada driver yang bisa sampai pendapatan Rp11 juta per bulan, tapi dari pagi sampai malam jalannya," kata Raharjo.
Dari penghasilan tersebut, kini dia sudah mengganti motor yang menjadi sumber mata pencahariannya itu. "Saya sudah beli motor baru. Yang lama enggak enak untuk bawa penumpang. Biar mereka nyaman jadinya saya ganti, hitung-hitung biar keliatan hasilnya," imbuhnya.
Untungnya, selama lima bulan jadi driver Go-Jek dirinya belum pernah cekcok dengan tukang ojek pangkalan. Dia selalu menghindari tempat yang rawan pangkalan tukang ojek.
"Belum pernah ada (cekcok) sejauh ini, tahu diri saja tidak usah bite (ambil) penumpang yang di kawasan tertentu," katanya.
http://news.metrotvnews.com/read/201...juta-per-bulan
Tergiur Penghasilan Go-Jek, Manajer Ini Pilih "Resign"
Senin, 3 Agustus 2015 | 12:05 WIB
Faridz Budhi Surya Kusuma (33), mantan manajer sebuah resort yang beralih profesi sebagai rider Go-Jek.
JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah keputusan sulit dilakukan Faridz Budhi Surya Kusuma (33) saat harus meninggalkan zona nyamannya sebagai manajer di sebuah resort sebulan lalu. Pria yang mengaku berpenghasilan Rp 8 juta-Rp 10 juta itu nekat "banting setir" menjadi tukang ojek di bawah naungan Go-Jek.
"Saya daftar sudah sebulan lalu, tapi mulai aktif full time sejak 15 hari terakhir," kata pria berkacamata tersebut kepada Kompas.com, Minggu (2/8/2015) malam.
Menurut Faridz, keputusan memilih menjadi tukang ojek bermula saat dia bertemu salah satu pengemudi Go-Jek di salah satu masjid di kawasan Cijantung, kurang lebih satu bulan lalu. Saat itu, Faridz mengorek informasi dari sang pengemudi terkait seluk-beluk Go-Jek. Selepas pertemuan itu, Faridz mengaku tertarik dan berpikir untuk alih pekerjaan.
"Saya langsung tertarik gabung (Go-Jek), tapi baru daftar seminggu kemudian karena masih sibuk," katanya.
Minggu pertama sebagai pengemudi Go-Jek, Faridz masih berstatus sebagai manajer dan dibantu asisten. "Selama 15 hari pertama, saya coba sesekali ngojek, ternyata seru juga dan menjanjikan hasilnya," ucap dia.
Setelah 15 hari melakukan uji coba, Faridz kemudian mengajukan surat pengunduran dirinya sebagai manajer. Tidak ada keraguan sedikit pun dari Faridz saat pertama kali melepas statusnya sebagai manajer di salah satu resort di kawasan Puncak, Jawa Barat.
Namun, keputusan tersebut sempat mendapat pertentangan dari istri, keluarga, bahkan kerabatnya. "Wah, istri saya agak shock awalnya. Tapi, pas tahu hasilnya, diem aja deh sekarang," ucapnya.
Selain istri dan kerabatnya, teman dan tetangga Faridz juga banyak yang mencibir pilihan pekerjaan barunya. Status turun kasta dari manajer ke pengemudi Go-Jek seolah dianggap blunder oleh sebagian orang yang mencibirnya.
"Banyak banget yang mencibir. Tetapi, lagi-lagi hasil akhir yang membuktikan. Setelah tahu penghasilan yang saya dapat per hari, malah banyak yang ikut daftar," ujarnya seraya tertawa.
Ayah dua anak tersebut mengaku ketagihan terus ngojek. Meski tergolong baru, Faridz sanggup mengantongi hasil rata-rata Rp 500.000 per hari. Itu pun belum termasuk tips dari penumpang.
"Rekor saya Rp 1 juta sehari. Itu nonstop sejak subuh sampai pukul 12.00 malam. Istirahat cuma pas waktu shalat dan istirahat makan siang dan malam saja," ujarnya.
Faridz tidak merasa minder meski berstatus sebagai tukang ojek. Bahkan, status tersebut justru membuatnya hidup lebih tenang daripada saat menjabat manajer.
"Ngapain minder. Tukang ojek, tetapi penghasilan manajer, siapa yang nolak? Apalagi tingkat stresnya lebih kecil dibanding saat jadi manajer. Kalau ngojek, selesai urusan mengantar penumpang, enggak ada beban lagi pas pulang ke rumah," ucapnya senang.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...i.Pilih.Resign
Go-Jek bukan lagi monopoli orang biasa?
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/cdn.tmpo.co/data/2015/06/12/id_409083/409083_620.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/lajupacu.files.wordpress.com/2015/07/gojek-harley-11.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/pertamax7.files.wordpress.com/2015/07/heboh-mogeh-harley-davidson-jadi-armada-ojek-go-jek-trik-marketing-kah-pertamax7-com.jpg?w=460&h=460)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/pertamax7.files.wordpress.com/2015/07/moge-kawasaki-ninja-650-jadi-ojek-go-jek-pertamax7-com.jpg?w=350&h=200&crop=1)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/pertamax7.files.wordpress.com/2015/07/kawasaki-ninja-250-fi-se-hijau-jadi-armada-go-jek-cewek-suka.jpg?w=350&h=200&crop=1)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/cdn.tmpo.co/data/2015/06/12/id_409083/409083_620.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/lajupacu.files.wordpress.com/2015/07/gojek-harley-11.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/pertamax7.files.wordpress.com/2015/07/heboh-mogeh-harley-davidson-jadi-armada-ojek-go-jek-trik-marketing-kah-pertamax7-com.jpg?w=460&h=460)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/pertamax7.files.wordpress.com/2015/07/moge-kawasaki-ninja-650-jadi-ojek-go-jek-pertamax7-com.jpg?w=350&h=200&crop=1)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/pertamax7.files.wordpress.com/2015/07/kawasaki-ninja-250-fi-se-hijau-jadi-armada-go-jek-cewek-suka.jpg?w=350&h=200&crop=1)
Dahlan Iskan:
INDONESIA Memasuki Zaman Revolusi Ekonomi Sepeda Motor
Minggu, 01 Januari 2012 , 08:36:00
Begitu banyak keluhan terhadap membanjirnya sepeda motor. Tapi saya mencatatnya sebagai dewa penolong. Motor, bagi saya, adalah sarana transportasi yang memberikan kesempatan bagi rakyat kecil untuk mengejer ketertinggalannya. Sepeda motor adalah alat yang paling tepat untuk membawa golongan bawah memiliki kesempatan masuk menjadi golongan menengah.
Memang ada sarana lain yang juga memiliki peran yang sama: internet. Dengan internet (facebook, youtube, email, dst) tidak ada lagi perbedaan antara golongan bawah dan golongan atas. Dengan internet, kesempatan itu sama bagi golongan bawah yang kreatif bisa menembus barikade dan blokade system bisnis yang lama.
Demikian juga dengan sepeda motor. Produktifitas golongan bawah langsung bisa mengalami kenaikan yang drastis. Ini karena golongan pemilik sepeda motor bisa memiliki mobilitas yang sama tingginya dengan golongan tas.
Di masa lalu, golongan atas memiliki alat transportasi mobil. Sedang golongan bawah hanya memiliki kereta dorong, beca-gundul, gerobak sapi dan paling cepat adalah dokar. Kini, dengan sepeda motor kecepatan bergerak golongan bawah sama cepatnya dengan golongan atas --bahkan dalam keadaan lalu-lintas macet naik sepeda motor lebih cepat sampai ke tujuan.
Apalagi sepeda motor zaman sekarang. Bisa mencapai kecepatan 100 km/jam. Maka sebuah jarak menjadi tidak ada artinya lagi. Kalau di masa lalu sepeda motor hanya untuk kendaraan dalam kota, kini orang sudah biasa bersepada motor antar-kota. Banyak sekali karyawan yang rumahnya 50 km dari tempatnya bekerja memilih ke kantor dengan sepeda motor.
Dulu golongan ini terjerat dalam siklus pemborosan yang luar biasa. Untuk ke kantor mereka naik kendaraan umum yang bahkan harus dua kali ganti. Atau hanya sekali naik kendaraan umum tapi harus menyambungnya dengan becak. Biaya untuk angkutan umum itu bisa mencapai 80% dari gaji mereka. Untuk apa bekerja kalau 80% gaji habis untuk kendaraan? Pilihan bagi mereka tidak sebanyak itu. Tidak bekerja berarti tidak punya penghasilan sama sekali. Dengan tetap bekerja, setidaknya eksistensi dan kehormatan sebagai manusia tetap terjaga.
Kini, dengan kemudahan system keuangan, prosentase biaya transportasi itu bisa membaik. Dengan system kredit sepeda motor yang kian ringan tidak perlu lagi ada uang di depan yang terlalu besar. Memang semasa cicilan belum lunas prosentase pengeluarannya tetap tinggi, tapi turun drastis setelah masa cicilan sepeda motornya selesai.
Di samping untuk berangkat/pulang kerja, sepeda motor itu masih bisa untuk mengantar anak sekolah, mencari obyekan, bersilaturahmi dan mengangkut barang sekedarnya. Semunya memiliki dampak pada produktifitas manusia.
Maka di samping internet, jangan disepelekan dampak ekonomi sepeda motor. Bahkan saya bisa menyebutkannya sebagai revolusi ekonomi sepeda motor. Sepeda motor adalah sarana yang bisa membuat golongan bawah bermigrasi ke golongan menengah dengan cara lebih cepat dari teori ekonomi yang mana pun.
Karena itu segala macam perencanaan pembangunan sudah harus mengakomodasikan kehadiran sepeda motor secara masal. Pembangunan jalan tol di Bali, misalnya, secara sengaja sudah mengakomodasikan sepeda motor. Tidak bisa lagi sepeda motor diperlakukan seperti kehadiran sepeda di masa lalu. Eksistensi sepeda motor harus diakui sebagai bagian dari kebijaksanaan pembangunan. Pemilik mobil tidak boleh lagi merasa dirinya sebagai pemilik paling sah sebuah jalan raya. Sepeda motor harus diterima sebagai pengguna sah yang hak-haknya sama dengan pemilik mobil.
Kita bersyukur ada sepeda motor dengan system teknologi dan pembiayaannya yang sangat tepat untuk golongan masyarakat kita yang belum bisa membeli mobil. Sepeda motorlah sarana yang membuat golongan bawah memiliki sarana transportasi secepat golongan di atasnya.
http://www.jpnn.com/read/2012/01/01/...-Sepeda-Motor-
---------------------------------------
"Go-Jek" The Next Generation ....
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/arantan.files.wordpress.com/2010/12/miyabi-sepeda-motor.jpg?w=500)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/www.khaosod.co.th/upload/files/1436772110_11719994_968094666585954_500109753_n.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/649232/big/pengendara+motor+wanita.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/www.talungtik.com/wp-content/uploads/2014/03/Sepeda-Motor-Yamaha-Terlaris-2014.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/iwanbanaran.com/wp-content/uploads/2013/10/new-vixy33.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/arantan.files.wordpress.com/2010/12/miyabi-sepeda-motor.jpg?w=500)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/www.khaosod.co.th/upload/files/1436772110_11719994_968094666585954_500109753_n.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/649232/big/pengendara+motor+wanita.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/www.talungtik.com/wp-content/uploads/2014/03/Sepeda-Motor-Yamaha-Terlaris-2014.jpg)
![[PIC] Pak Jokowi, Mau Krisis Ekonomi Teratasi? Massalkan "Go Jek" secara Nasional](https://dl.kaskus.id/iwanbanaran.com/wp-content/uploads/2013/10/new-vixy33.jpg)
Pendapatan yang tinggi, terima duit cash setiap hari, sepeda motor bisa nyicil murah ke dealer, layanan sarana angkutan umum yang masih buruk dan jelek, banyak pengangguran, dan banyak PHK di tengah kesulitan ekonomi saat ini, maka professi "Go-Jek" adalah sebuah alternatif yang bisa diciptakan Pemerintah secara nasional, tidak harus diadakan di Jakarta saja.
Apalagi kalo nanti ada barisan cewek-cewek cakep kayak si Miyabi diatas itu, dengan sepeda motor CC besar (Moge), apanya TAXI sedan sekalipun, tak akan tersaingi? Gua yakin, bapak-bapak setengah baya yang sudah punya mobil sekalipun, lebih memilih naik 'Go-Jek" kalo yang jadi pilot 'Go-Jek' adalah cewek manis ranum dan samlohay pulak! Dimana ada kemauan disitu ada jalan, "If there is a will, there is a way,"

Diubah oleh ts4l4sa 06-08-2015 09:17
0
5.3K
29
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan