- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
NU Terancam Pecah kayak GOLKAR? Ada yg mau bikin Muktamar NU Tandingan!
TS
ts4l4sa
NU Terancam Pecah kayak GOLKAR? Ada yg mau bikin Muktamar NU Tandingan!
Muktamar Ke-33 NU
Hasyim Muzadi Imbau Muktamirin yang Kecewa Tak Gelar Muktamar 'Tandingan'
Rabu 05 Aug 2015, 19:59 WIB
Jombang - KH Hasyim Muzadi mengimbau kepada pengurus wilayah dan cabang yang kecewa dengan panitia Muktamar NU ke 33 dan PBNU agar tidak menggelar muktamar luar biasa atau pengurus Nahdlatul Ulama (NU) tandingan.
"Kalau bikin NU tandingan atau muktamar luar biasa, itu NU akan pecah. Menghindari kerusakan, itu lebih didahulukan daripada mengambil manfaat," ujar KH Hasyim Muzadi kepada wartawan usai memberi tausiyah di hadapan muktamirin tandingan di Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Rabu (5/8/2015).
"Kalau itu terjadi, maka orang lain semakin memecah-belah Nahdlatul Ulama," tuturnya.
Mantan Ketua Umum PBNU ini menerangkan, dirinya juga tidak bisa menghalangi perasaan pikiran dari wilayah-wilayah dan muktamirin yang selalu berturut-turut dikecewakan oleh panitia muktamar.
"Cara panitia melakukan kepada peserta, itu sangat tidak pantas, terutama kepada ulama-ulama. Maka sekarang PBNU sudah demisoner, artinya sudah tidak ada lagi PBNU," terangnya.
"Kalau sudah tidak ada PBNU, berarti panitia muktamar juga tidak ada. Kembali kekuasaan berada pada wilayah dan cabang-cabang. Demikian menurut organisasi NU," jelasnya.
Ia menegaskan, masih menunggu apa yang diinginkan pengurus wilayah dan cabang-cabang yang menggelar Muktamar NU tandingan.
"Sekali pun misalnya mereka memenuhi kuorum, saya tidak bersedia, diangkat dipilih menjadi Rois Am. Bukan karena tidak menghormati mereka, tapi karena supaya menjaga NU tidak terbelah," tegasnya.
"Kalau ini terbelah, akibat yang ditimbulkan sangat berat baik untuk Nahdlatul Ulama maupun negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," paparnya.
KH Hasyim memaparkan, menurut aturan organisasi yang bagus, harus ada perundingan di wilayah-wilayah dan cabang-cabang.
"Sambil para elit-elit NU supaya menyadari bahwa masyarakat tidak boleh diperlakukan semena-mena dia memegang kekuasaan," tandasnya.
http://news.detik.com/read/2015/08/0...amar-tandingan
2 Caketum PBNU dan Timses Calon Lainnya Merapat ke 'Muktamar Tandingan'
Rabu 05 Aug 2015, 20:17 WIB
Jombang - Ratusan peserta Muktamar NU tiba-tiba meninggalkan arena alun-alun Jombang dan merapat ke Aula Yusuf Hasyim di Pondok Pesantren Tebuireng. Rupanya tak hanya peserta saja yang ada di situ, tetapi dua calon Ketum PBNU yakni KH Salahuddin Wahid dan KH Muhammad Adnan.
"Selain saya tadi juga ada Gus Solah dan ada para pendukung Pak Asad (Said Ali) juga. Tapi kalau Pak Asad saya tidak lihat secara langsung. Tadi ada Pak Malik juga," ungkap Adnan saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (5/8/2015).
Adnan yang juga mengikuti forum di Ponpes Tebuireng menyatakan bahwa akan ada upaya gugatan hukum atas pelaksanaan Muktamar NU. Namun Adnan belum bisa memastikan kapan dan ke mana gugatan dilayangkan.
"Saya bersama mayoritas lintas wilayah menolak semua produk Muktamar karena cacat hukum dan tidak sah. Semua pendukung sudah minta saya pulang, tidak ikut pemilihan (Rais Aam dan Ketum PBNU),"
Setelah mengikuti forum tersebut, Adnan pun bersiap-siap untuk meninggalkan Jombang. Dia akan kembali ke Semarang.
"Ya, saya sedang siap-siap pulang. Sebetulnya sudah sejak sore tadi saya akan pulang bersama pendukung saya. Saya tegaskan bahwa tidak ada Muktamar tandingan, yang ada adalah gugatan secara hukum," ungkap Adnan.
http://news.detik.com/read/2015/08/0...amar-tandingan
Muktamar NU Ke-33
GP Ansor Minta Presiden Jokowi Evaluasi Pihak yang Intervensi Muktamar NU
Rabu 05 Aug 2015, 20:02 WIB
Jakarta - Gerakan Pemuda Ansor mensinyalir adanya intervensi yang dilakukan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam pelaksanaan Muktamar NU ke-33. Dugaan tersebut muncul setelah Lukman terkesan mendukung salah satu calon Ketua Umum PBNU.
"Ansor prihatin atas upaya intervensi yang dilakukan oleh pihak luar tersebut, termasuk yang dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin," kata Wakil Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, melalui keterangan tertulis, Rabu (5/8/2015).
Dugaan intervensi itu dilakukan dengan cara dengan mengerahkan para kakanwil Kementerian Agama.
"Ada upaya mengerahkan secara sistemik dan massif dari direktur sampai kantor kabupaten. Padahal seharunya mengayomi dan menentramkan umat," ungkap Yaqut.
Yaqut mengatakan bahwa Muktamar merupakan forum musyawarah tertinggi NU sebagai organisasi yang dibentuk oleh para alim ulama berhaluan Islam ahlu sunnah wal jama'ah (Aswaja). Terkait dengan dinamika yang terjadi di Muktamar, Ansor memandang ada upaya intervensi yang dilakukan oleh pihak luar untuk mempengaruhi muktamirin.
"Ansor mencermati bahwa Menteri Agama bertindak melampaui kewenangannya dengan terkesan memberikan dukungan kepada salah satu kandidat pimpinan PBNU melalui kanwil kemenag di beberapa propinsi," ujarnya.
Oleh karena itu, GP Ansor mendesak Presiden Jokowi segera melakukan evaluasi terhadap Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin.
"Ansor berharap pihak-pihak di luar NU menghormati semua proses yang terjadi dalam Muktamar dengan tidak melakukan intervensi terhadap muktamirin," tegasnya
http://news.detik.com/berita/2984490...si-muktamar-nu
------------------------------
Gua kagak kebayang, kalau sampai kejadian sehingga akhirnya ormas para Kyai itu kemudian mendirikan "NU-Perjuangan"

Hasyim Muzadi Imbau Muktamirin yang Kecewa Tak Gelar Muktamar 'Tandingan'
Rabu 05 Aug 2015, 19:59 WIB
Jombang - KH Hasyim Muzadi mengimbau kepada pengurus wilayah dan cabang yang kecewa dengan panitia Muktamar NU ke 33 dan PBNU agar tidak menggelar muktamar luar biasa atau pengurus Nahdlatul Ulama (NU) tandingan.
"Kalau bikin NU tandingan atau muktamar luar biasa, itu NU akan pecah. Menghindari kerusakan, itu lebih didahulukan daripada mengambil manfaat," ujar KH Hasyim Muzadi kepada wartawan usai memberi tausiyah di hadapan muktamirin tandingan di Ponpes Tebu Ireng, Jombang, Rabu (5/8/2015).
"Kalau itu terjadi, maka orang lain semakin memecah-belah Nahdlatul Ulama," tuturnya.
Mantan Ketua Umum PBNU ini menerangkan, dirinya juga tidak bisa menghalangi perasaan pikiran dari wilayah-wilayah dan muktamirin yang selalu berturut-turut dikecewakan oleh panitia muktamar.
"Cara panitia melakukan kepada peserta, itu sangat tidak pantas, terutama kepada ulama-ulama. Maka sekarang PBNU sudah demisoner, artinya sudah tidak ada lagi PBNU," terangnya.
"Kalau sudah tidak ada PBNU, berarti panitia muktamar juga tidak ada. Kembali kekuasaan berada pada wilayah dan cabang-cabang. Demikian menurut organisasi NU," jelasnya.
Ia menegaskan, masih menunggu apa yang diinginkan pengurus wilayah dan cabang-cabang yang menggelar Muktamar NU tandingan.
"Sekali pun misalnya mereka memenuhi kuorum, saya tidak bersedia, diangkat dipilih menjadi Rois Am. Bukan karena tidak menghormati mereka, tapi karena supaya menjaga NU tidak terbelah," tegasnya.
"Kalau ini terbelah, akibat yang ditimbulkan sangat berat baik untuk Nahdlatul Ulama maupun negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," paparnya.
KH Hasyim memaparkan, menurut aturan organisasi yang bagus, harus ada perundingan di wilayah-wilayah dan cabang-cabang.
"Sambil para elit-elit NU supaya menyadari bahwa masyarakat tidak boleh diperlakukan semena-mena dia memegang kekuasaan," tandasnya.
http://news.detik.com/read/2015/08/0...amar-tandingan
2 Caketum PBNU dan Timses Calon Lainnya Merapat ke 'Muktamar Tandingan'
Rabu 05 Aug 2015, 20:17 WIB
Jombang - Ratusan peserta Muktamar NU tiba-tiba meninggalkan arena alun-alun Jombang dan merapat ke Aula Yusuf Hasyim di Pondok Pesantren Tebuireng. Rupanya tak hanya peserta saja yang ada di situ, tetapi dua calon Ketum PBNU yakni KH Salahuddin Wahid dan KH Muhammad Adnan.
"Selain saya tadi juga ada Gus Solah dan ada para pendukung Pak Asad (Said Ali) juga. Tapi kalau Pak Asad saya tidak lihat secara langsung. Tadi ada Pak Malik juga," ungkap Adnan saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (5/8/2015).
Adnan yang juga mengikuti forum di Ponpes Tebuireng menyatakan bahwa akan ada upaya gugatan hukum atas pelaksanaan Muktamar NU. Namun Adnan belum bisa memastikan kapan dan ke mana gugatan dilayangkan.
"Saya bersama mayoritas lintas wilayah menolak semua produk Muktamar karena cacat hukum dan tidak sah. Semua pendukung sudah minta saya pulang, tidak ikut pemilihan (Rais Aam dan Ketum PBNU),"
Setelah mengikuti forum tersebut, Adnan pun bersiap-siap untuk meninggalkan Jombang. Dia akan kembali ke Semarang.
"Ya, saya sedang siap-siap pulang. Sebetulnya sudah sejak sore tadi saya akan pulang bersama pendukung saya. Saya tegaskan bahwa tidak ada Muktamar tandingan, yang ada adalah gugatan secara hukum," ungkap Adnan.
http://news.detik.com/read/2015/08/0...amar-tandingan
Muktamar NU Ke-33
GP Ansor Minta Presiden Jokowi Evaluasi Pihak yang Intervensi Muktamar NU
Rabu 05 Aug 2015, 20:02 WIB
Jakarta - Gerakan Pemuda Ansor mensinyalir adanya intervensi yang dilakukan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam pelaksanaan Muktamar NU ke-33. Dugaan tersebut muncul setelah Lukman terkesan mendukung salah satu calon Ketua Umum PBNU.
"Ansor prihatin atas upaya intervensi yang dilakukan oleh pihak luar tersebut, termasuk yang dilakukan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin," kata Wakil Ketua GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas, melalui keterangan tertulis, Rabu (5/8/2015).
Dugaan intervensi itu dilakukan dengan cara dengan mengerahkan para kakanwil Kementerian Agama.
"Ada upaya mengerahkan secara sistemik dan massif dari direktur sampai kantor kabupaten. Padahal seharunya mengayomi dan menentramkan umat," ungkap Yaqut.
Yaqut mengatakan bahwa Muktamar merupakan forum musyawarah tertinggi NU sebagai organisasi yang dibentuk oleh para alim ulama berhaluan Islam ahlu sunnah wal jama'ah (Aswaja). Terkait dengan dinamika yang terjadi di Muktamar, Ansor memandang ada upaya intervensi yang dilakukan oleh pihak luar untuk mempengaruhi muktamirin.
"Ansor mencermati bahwa Menteri Agama bertindak melampaui kewenangannya dengan terkesan memberikan dukungan kepada salah satu kandidat pimpinan PBNU melalui kanwil kemenag di beberapa propinsi," ujarnya.
Oleh karena itu, GP Ansor mendesak Presiden Jokowi segera melakukan evaluasi terhadap Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin.
"Ansor berharap pihak-pihak di luar NU menghormati semua proses yang terjadi dalam Muktamar dengan tidak melakukan intervensi terhadap muktamirin," tegasnya
http://news.detik.com/berita/2984490...si-muktamar-nu
Quote:
------------------------------
Gua kagak kebayang, kalau sampai kejadian sehingga akhirnya ormas para Kyai itu kemudian mendirikan "NU-Perjuangan"

0
2.7K
23
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan
