- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pemerintah dan BI akan memperkuat komunikasi lewat Whatsapp


TS
coffe_1n
Pemerintah dan BI akan memperkuat komunikasi lewat Whatsapp
Belanja Modal jadi Nyawa
PEMERINTAH akan memacu realisasi belanja modal sampai setidaknya mencapai 85% di akhir tahun. "Betul belanja modal masih 15% di semester I, tapi ini pola berulang. Belanja modal akan naik pesat di semester II," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro seusai rapat koordinasi pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) di Gedung Serbaguna BI, Jakarta, kemarin.
Secara keseluruhan, lanjutnya, pemerintah per Senin (3/8) lalu sudah membelanjakan Rp900 triliun, atau 45% dari pagu Rp1.984,1 triliun di APBN-P 2015.
Depresiasi kurs rupiah atas dolar AS disebut Bambang tidak memengaruhi belanja pemerintah. Meski biaya impor kian mahal, juga ada kenaikan bunga utang, itu masih terkompensasi dengan tambahan penerimaan dari migas.
"Saat ini bahan baku turun. Industri di dunia seperti baja pun turun. Jadi, baja yang dipakai untuk industri kita pun turun. Belanja tidak terganggu," lanjutnya.
Selain fokus pada pertumbuhan ekonomi yang diestimasi pemerintah 5,2% tahun ini--ia mengatakan pemerintah berupaya menjaga stabilitas ekonomi. Kondisi saat ini dinilainya berbeda dengan kondisi saat krisis mini 2007-2008. Saat itu ekonomi tumbuh pesat, tapi stabilitas tidak terjaga.
Komitmen mempercepat belanja modal pemerintah pada semester kedua diapresiasi ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB) Edimon Ginting. Prakiraannya, jika belanja modal terserap 85% sebagaimana target pemerintah, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5%.
"Belanja modal adalah nyawa pertumbuhan tahun ini," kata dia.
Belanja modal pemerintah yang rendah ditengarai jadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi kuartal I lalu hanya 4,7%.
Edimon tidak heran dengan pola realisasi belanja yang dikebut di paruh akhir tahun. Hal itu, menurutnya, sudah tren di Indonesia. Namun, bisa jadi itu disebabkan pembayaran proyek dilakukan pada kuartal III dan IV meski sudah dikerjakan sejak awal tahun.
Kompleks
Lebih lanjut, pemerintah mengatakan Indonesia tengah menghadapi situasi perekonomian yang kompleks. Karena itu, komunikasi antara pemerintah dan BI akan diperkuat untuk mengupayakan-langkah mendongkrak pertumbuhan, sekaligus menjaga stabilitas.
Salah satu caranya, ujar Menko Perekonomian Sofyan Djalil, dengan menggiatkan komunikasi informal di luar rapat koordinasi setiap dua bulan sekali. "Kami akan buat forum internet misal lewat WA (Whatsapp). Jadi, kalau ada yang ingin kami diskusikan, lewat grup," tuturnya.
Gubernur BI Agus Martowardojo menambahkan, rapat koordinasi menyimpulkan perekonomian Indonesia tengah menghadapi tantangan kompleks. Walakin, fundamentalnya cukup baik, ditandai inflasi yang per Juli tetap rendah dan stabil, sesuai koridor target 4% plus minus 1%. Kemudian, defisit transaksi berjalan diprediksi di bawah 2,3% dari produk domestik bruto pada triwulan II 2015. Setahun sebelumnya, defisit di level 3,9%.
Dalam kesempatan itu, Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengakui pemerintah perlu mewaspadai birokrasi. "Harus ada restrukturisasi untuk mempercepat kegiatan pembangunan." (Fat/Tes/E-2)
sumur
PEMERINTAH akan memacu realisasi belanja modal sampai setidaknya mencapai 85% di akhir tahun. "Betul belanja modal masih 15% di semester I, tapi ini pola berulang. Belanja modal akan naik pesat di semester II," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro seusai rapat koordinasi pemerintah dengan Bank Indonesia (BI) di Gedung Serbaguna BI, Jakarta, kemarin.
Secara keseluruhan, lanjutnya, pemerintah per Senin (3/8) lalu sudah membelanjakan Rp900 triliun, atau 45% dari pagu Rp1.984,1 triliun di APBN-P 2015.
Depresiasi kurs rupiah atas dolar AS disebut Bambang tidak memengaruhi belanja pemerintah. Meski biaya impor kian mahal, juga ada kenaikan bunga utang, itu masih terkompensasi dengan tambahan penerimaan dari migas.
"Saat ini bahan baku turun. Industri di dunia seperti baja pun turun. Jadi, baja yang dipakai untuk industri kita pun turun. Belanja tidak terganggu," lanjutnya.
Selain fokus pada pertumbuhan ekonomi yang diestimasi pemerintah 5,2% tahun ini--ia mengatakan pemerintah berupaya menjaga stabilitas ekonomi. Kondisi saat ini dinilainya berbeda dengan kondisi saat krisis mini 2007-2008. Saat itu ekonomi tumbuh pesat, tapi stabilitas tidak terjaga.
Komitmen mempercepat belanja modal pemerintah pada semester kedua diapresiasi ekonom Bank Pembangunan Asia (ADB) Edimon Ginting. Prakiraannya, jika belanja modal terserap 85% sebagaimana target pemerintah, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 5%.
"Belanja modal adalah nyawa pertumbuhan tahun ini," kata dia.
Belanja modal pemerintah yang rendah ditengarai jadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi kuartal I lalu hanya 4,7%.
Edimon tidak heran dengan pola realisasi belanja yang dikebut di paruh akhir tahun. Hal itu, menurutnya, sudah tren di Indonesia. Namun, bisa jadi itu disebabkan pembayaran proyek dilakukan pada kuartal III dan IV meski sudah dikerjakan sejak awal tahun.
Kompleks
Lebih lanjut, pemerintah mengatakan Indonesia tengah menghadapi situasi perekonomian yang kompleks. Karena itu, komunikasi antara pemerintah dan BI akan diperkuat untuk mengupayakan-langkah mendongkrak pertumbuhan, sekaligus menjaga stabilitas.
Salah satu caranya, ujar Menko Perekonomian Sofyan Djalil, dengan menggiatkan komunikasi informal di luar rapat koordinasi setiap dua bulan sekali. "Kami akan buat forum internet misal lewat WA (Whatsapp). Jadi, kalau ada yang ingin kami diskusikan, lewat grup," tuturnya.
Gubernur BI Agus Martowardojo menambahkan, rapat koordinasi menyimpulkan perekonomian Indonesia tengah menghadapi tantangan kompleks. Walakin, fundamentalnya cukup baik, ditandai inflasi yang per Juli tetap rendah dan stabil, sesuai koridor target 4% plus minus 1%. Kemudian, defisit transaksi berjalan diprediksi di bawah 2,3% dari produk domestik bruto pada triwulan II 2015. Setahun sebelumnya, defisit di level 3,9%.
Dalam kesempatan itu, Menko Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengakui pemerintah perlu mewaspadai birokrasi. "Harus ada restrukturisasi untuk mempercepat kegiatan pembangunan." (Fat/Tes/E-2)
sumur
0
2K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan