Perusahaan pembuat pesawat tempur, Boeing, dikabarkan akan segera menutup lini produksi pesawat tempur F/A-18 E/F Super Hornet dan EA-18G Growler pada akhir tahun 2017 mendatang. Penutupan ini akan terjadi jika Boeing tidak memperoleh tambahan order pembuatan pesawat tempur baru. Namun Boeing sedang melakukan negoisasi dengan pemerintah Amerika dan beberapa negara untuk mempertahankan lini produksi tetap berjalan.

Pesanan pesawat tempur terakhir yang diterima Boeing adalah pembuatan 15 unit pesawat tempur EA-18G Growler untuk pemerintah Amerika yang akan selesai pada tahun 2017 mendatang. Pesanan pemerintah Amerika ini dibukukan dengan menggunakan anggaran tahun 2015. Pesanan sebelumnya yaitu 12 unit EA-18G Growler untuk Australia sudah selesai dibangun tahun 2015 ini dan alutsista Australia tersebut sudah mulai diserah terimakan bulan Juli 2015 ini.

Pabrikan Boeing sendiri saat ini sudah memperlambat laju produksi pesawat yang sebelumnya mereka mampu memproduksi 4 unit pesawat perbulan menjadi hanya 2 unit pesawat perbulan. Keputusan Boeing untuk memperlambat laju produksi ini untuk menjamin lini produksi mereka tetap berjalan sampai pesanan terbaru Amerika pada tahun anggaran 2016 diputuskan.


Saat ini pabrikan Boeing sedang bernegoisasi dengan pemerintah Amerika Serikat untuk menambah pesanan pesawat tempur F/A-18 E/F Super Hornet dan EA-18G Growler pada tahun anggaran 2016 untuk menjamin lini produksi Boeing tetap beroperasi diatas tahun 2017. Boeing sendiri sedang bernegoisasi dengan Angkatan Laut Amerika untuk pembelian 15 unit pesawat tempur F/A-18 E/F Super Hornet. Jika pemerintah Amerika Serikat menggagalkan pesanan 15 unit alutsistaini, maka lini produksi Boeing untuk pesawat ini akan berhenti di tahun 2017.

Harapan lain Boeing untuk mengantisipasi jika negosiasi penambahan produksi 15 unit Super Hornet untuk US Navy batal, adalah dengan mendatangkan pesanan dari negara luar. Salah satu negara yang disebut sedang bernegosiasi dengan Boeing adalah Kuwait yang dikabarkan tertarik untuk membeli sekitar 36 sampai 48 unit pesawat tempur F/A-18 E/F Super Hornet. Denmark juga dikabarkan tertarik untuk membeli 36 sampai 48 unit pesawat tempur sejenis untuk memoderniasi alutsista mereka, namun belum ada keputusan.

[Baca Juga : Kombinasi Maut Alutsista F-35A, Super Hornet dan Growler Australia]

Pesanan dalam jumlah besar ini akan membantu Boeing untuk mempertahankan lini produksi pesawat tempur Super Hornet dan Growler mereka sampai pada tahun 2019 mendatang. Jika pemerintah Amerika Serikat membatalkan negoisasi pembelian 15 unit pesawat tempur F/A-18 E/F Super Hornet di tahun anggaran 2016, dan Boeing gagal mendapat konsumen luar negeri, maka lini produksi Boeing ini akan berhenti beroperasi pada tahun 2017 mendatang.