- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
OSPEK? MOS? Masihkah dibutuhkan di Indonesia modern?


TS
Adjiebrotot
OSPEK? MOS? Masihkah dibutuhkan di Indonesia modern?



Quote:
Sebentar lagi adalah saat-saat dimana tahun ajaran baru dimulai, saat-saat dimana para senior akan mempersiapkan "pengenalannya" terhadap adik kelas yang baru akan masuk ke suatu institusi. Kalau mungkin sebagian dari agan-sista mengira bahwa thread ini ane buat karena tepat beberapa hari kedepan ane akan diospek, maka agan-sista salah, tahun ini adalah tahun giliran angkatan kamilah yang akan mengospek junior-junior baru itu.
Namun sekilas tentang budaya ospek di Indonesia yang sudah sangat salah kaprah, tulisan ini dibuat untuk menjawab pro kontra tentang OSPEK/MOS yang ramai dibicarakan di social media belakangan ini. tak jarang seorang anggota BEM Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, bernama Ganis Mahesa Putra, mengeluarkan hak berpendapatnya di facebook dan membela sisi positif ospek secara mati-matian yang artikelnya bisa dilihat disini
Oke gan karena beberapa penasaran jadi langsung aja ane Quote perkataan agan Ganis Mahesa Putraini ke kaskus ya
Tak jarang sebagian orang yang memang berada di kasta atas, dalam hal ini adalah sang pelaku akan membela habis-habisan budaya ospek itu karena ia, ia yakin bisa membalasnya ke junior suatu saat nanti. Boleh dibilang memang, ospek ala Indonesia manfaatnya adalah 0%. Tidak semua siswa dididik untuk menjadi seorang prajurit, lagipula, didikan seorang prajuritpun tidaklah seperti ospek di Indonesia yang terkesan sebagai suatu kekonyolan belaka. Ospek adalah ajang perkenalan siswa baru dengan institusi barunya, pada masa ini seharusnya ospek tidak lebih dari suatu perkenalan. Jika memang para senior ingin mengadakan push up, lari, berjemur dan sebagainya, maka itu bukan lagi ospek melainkan latihan fisik.
Ayo para senior yang sangat cerdas dan berpengalaman, coba kalian pikirkan, apakah segala jenis push up, lari, dan berjemur itu akan membuat juniormu kenal dengan lingkungan barunya? apakah kalian merasa bahwa itu akan mempererat hubungan senior-junior? kenyataannya tidak seperti itu. Mungkin memang itu akan mempererat hubungan kalian dengan calon-calon orang seperti kalian kedepannya nanti. Namun sisanya? akan membenci kalian. Mungkin mereka tidak akan mengungkapkan kebencian mereka di depan kalian, namun, saya sendiri termasuk orang yang membenci beberapa senior saya dan ogah untuk kerjasama dengan mereka.
Ayo para senior yang sangat cerdas dan berpengalaman, coba kalian renungkan, jika memang ospek kalian begitu positif, maka mengapa kualitas pendidikan di institusi kalian kalah dengan MIT, Harvard, Oxford, IT Zurich, dan Universitas kelas dunia lainnya? Memang aksi bully tetap ada di institusi kelas dunia seperti itu, namun mereka tidak mengatasnamakan OSPEK sebagai ajang pembullyan massal. Pernah lihat film Monster University? Bagaimana ketika Mike Wazowski memasuki hari pertama di Universitas, dia disambut dengan suka cita oleh senior-seniornya.
Wahai para senior yang sangat cerdas dan berpengalaman, selama ini ane belum merasakan manfaat dari yang pernah senior ajarkan dulu, segala push up belum menjadikan badan kami atletis, malah menjadikan beberapa dari kami jatuh sakit karena tidak kuat. Segala bentakan belum menjadikan kami mampu bicara didepan umum, karena beberapa dari kami takut akan kesalahan dan takut dibentak lagi sebagaimana senior membentak kami dahulu. serta segala tugas-tugas konyol dan menumpuk yang senior berikan kami dahulu belum menjadikan kami disiplin, masih banyak diantara kami yang terlambat dan tidak mengerjakan tugas. Atau,tunggu dulu, mungkin bukan hanya kami, tapi kakak senior yang sangat cerdas dan berpengalamanpun masih sering telambat dan tidak mengerjakan tugas.
Wahai para senior yang sangat cerdas dan berpengalaman, kami bukan lemah, kami bukan tidak mampu, kami bukan bodoh, kami hanya ingin menggunakan waktu dan tenaga kami untuk hal-hal yang memang kelak akan bermanfaat untuk kami, kami butuh dikenalkan dengan lingkungan baru kami, karena kami buta akan itu. Segala hal yang selama ini kakak kenalkan tidak menjadikan kami kenal dengan lingkungan baru kami.
Wahai para senior yang sangat cerdas dan berpengalaman, jika engkau memang merasa lebih berpengalaman dan lebih cerdas daripada psikolog dan sosiolog yang menentang keras kekerasan dalam Ospek, tidakkah engkau berfikir kalau mereka juga pernah kuliah? merah merasakannya dan akhirnya mengetahui bahwa itu tidak baik setelah melalui beberapa studi dan kajian mereka yang kau bilang hanya teori belaka itu? setidaknya, sebodoh-bodohnya mereka, mereka tau teorinya! Dibanding engkau, senior yang sangat cerdas dan berpengalaman? engkau teorinya saja tidak tau, jadi apa pengalaman yang engkau sebut banyak itu pantas dijadikan acuan?.
Namun sekilas tentang budaya ospek di Indonesia yang sudah sangat salah kaprah, tulisan ini dibuat untuk menjawab pro kontra tentang OSPEK/MOS yang ramai dibicarakan di social media belakangan ini. tak jarang seorang anggota BEM Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya, bernama Ganis Mahesa Putra, mengeluarkan hak berpendapatnya di facebook dan membela sisi positif ospek secara mati-matian yang artikelnya bisa dilihat disini
Oke gan karena beberapa penasaran jadi langsung aja ane Quote perkataan agan Ganis Mahesa Putraini ke kaskus ya

Spoiler for Kata Agan Ganis niih:
DI TAMBANG, KAMI SUKSES KARENA OSPEK
Belakangan ini marak beredar postingan dengan hastag #StopBullying, berkaitan dengan akan datangnya masa orientasi Mahasiswa Baru di berbagai kampus di Indonesia.
Sebenarnya letak permasalahan bukan pada penyelenggara ospek nya, tetapi malahan si peserta ospek itu sendiri.
Lah wong belum apa2 tahu gak gimana ospek itu sebenarnya udah kedoktrin sendiri kalo ospek itu serem, mulai dari ngeshare hastag #StopBullying, sampe ketakutan gak mau ikutan.
Dilanjutkan dengan mengintimidasi khalayak ramai bahwa ospek itu hanya menghasilkan mudharat.
Yang heran disini kata kata senioritas dan ospek sudah diartikan sama dengan bullying.
Padahal ospek itu sendiri sebenarnya seru bagi orang2 yang menikmati, menimbulkan rasa kekompakan dan kekeluargaan bahkan menorehkan kenangan khusus pada bagian bully yg tak akan luntur walau dimakan zaman sekalipun.
Lah sekarang gini, kita pikir aja baek2 ya. Penyelenggara ospek adalah mahasiswa yang lulus ujian saringan nasional, yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata. Masa mereka mau menyia-nyiakan karirnya hanya dengan menyakiti atau membunuh adik tingkatnya sendiri?
Mereka juga berpikir seribu kali kalau mau membully adik2 tingkatnya secara kelewatan.
Toh juga seusai ospek pasti ada agenda keakraban dan maaf2an, malahan seusai ospek hubungan senior junior makin erat.
Lah wong ospeknya gak pake kontak fisik ya ngapain dipermasalahin?
Dan juga bullying nya ga pake unsur perpeloncoan (melakukan hal yg kelewat bodoh), ngapain dipermasalahin?
Yang harusnya di larang itu perpeloncoan, bukan sistem senioritas (yang kalian anggap bullying).
Kalo yang ngospek bertindak bener dan baik, lantas kenapa semua bentuk senioritas dicekal? Kenapa bukan oknumnya?
Dear junior yang sangat lemah, apakah kalian kira, bullying adalah perusak moral anak bangsa? Yang kalian dengar dari teori para pakar-pakar psikolog dan sosiolog?
Kami para senior lebih tahu banyak dibandingkan para psikolog dan sosiolog itu asal kalian tahu.
Psikolog dan sosiolog hanya teori, sedangkan Kami memegang teguh yang namanya pengalaman.
Justru kebalikan, dengan bullying kami menjadi kuat mental dan fisik. Kami tidak akan jatuh meskipun senior kami dulu menghina kami. Sekedar push up dan sit up tidak akan membunuh kami.
Dan karena dibully kami menjadi peduli sesama, sebuah benih kekompakan dan kekeluargaan yang akan tumbuh besar dan berbuah manis di masa puncaknya.
Bukankah Allah menyukai hambaNya yang kuat?
Apakah mental dan fisik kalian sudah kuat, para junior yang lemah?
Think again.
Dear junior yang sangat bodoh, apakah kalian masih mengira bahwa mahasiswa tugasnya hanya mengemban ilmu teoritis?
Inget sama etika? Yang nilainya lebih tinggi dari apapun, bahkan ilmu pengetahuan sekalipun?
Dengan bullying, kami diajarkan cara menghormati orang yang lebih tua, menghormati para penduduk lama, dan menghormati orang yang lebih berpengalaman.
Kami diajarkan untuk tidak pernah melawan kepada senior kami, walaupun senior salah. Kami diajarkan cara yang sopan santun bagaimana cara mengingatkan orang yang salah apalagi dengan yang lebih tua.
Kalian sadar bangsa ini mulai bobrok akibat tidak ada lagi orang yang menghormati orang tua? Zaman sekarang orang kaya dan orang berilmu lebih dihargai daripada orang yang lebih tua.
Menyapa tukang sampah yang usianya lebih tua pake bentak2, giliran menyapa pengusaha muda pake nunduk2.
Dear junior yang tak tahu apa-apa, apakah bagi kalian yang terpenting hanyalah belajar? Apakah penempaan fisik dan mental tidak diperlukan? Apakah etika tidak penting? Apakah kepedulian sesama, kekompakan tidak dibutuhkan? Karena kalian seorang akademisi?
Jadi dokter percuma kalo badan loyo sakit2an.
Jadi engineer percuma kalo loyo dan gak punya mental.
Jadi guru percuma kalo gak punya mental dan putus asa mendidik anak muridnya.
Jadi peneliti percuma kalo gak punya etika.
Dan apa jadinya jika mereka semua apatis? Tidak peduli sesama dan tidak kompak?
Think again.
Junior yang berusaha menghindari ospek hanyalah orang yang lemah, dan tidak punya nyali.
Termasuk yang mencoba mengintimidasi orang orang bahwa ospek itu buruk, bahkan sampai disuruh melawan.
Ya dari nilai kehidupan aja deh. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Yang namanya orang baru ya mesti ikut aturan orang lama. Sama aja kalo kalian main ke desa suku orang pedalaman, masa kalian yang buat peraturan setempat? Kan lucu.
Kita tidak akan tahu dimana kita selanjutnya memijak bumi untuk menjunjung langit. Bersyukurlah kalo pas masuk kuliah bumi yg dipijak masih sedikit bergelombang. Tapi kalau sudah masuk ke kehidupan nyata, bumi yang dipijak bisa aja berduri. Apakah kalian siap untuk menginjak bumi yang berduri? Menginjak yang bergelombang saja belum tentu sanggup.
Dunia nyata pasti berbanding jauh terhadap dunia kampus. Di dunia nyata bahkan lebih kejam daripada sekedar bullying. Makanya seniornya membekali junior untuk dapat menjadi Mahasiswa yang Cerdas, Kuat, Tangguh dan tidak mudah berputus asa, serta memiliki etika yang baik yang berguna untuk kesuksesan di masa depan.
Kami senior hanya ingin kalian mengerti nilai kehidupan, tata krama dan kedisiplinan. Tidak lebih hanya itu.
Makanya jaman dulu kalau orang kuliahan pasti sukses. Lah jaman sekarang, udah gak ada lagi yang gitu2an, disiplin aja udah gak ada lagi mahasiswanya.
Entahlah jaman sekarang para mahasiswa pada sibuk ngisi otak, bukan watak.
Berkaca dengan ospek di tambang, yang pasti lebih ekstrim dari biasanya. Kerjaan kami bukan sembarang kerjaan. Bukan di depan laptop dibawah AC, melainkan di depan debu dan di bawah matahari, bahkan jam kerja kami lebih ekstra.
dituntut jadi pekerja keras, kuat fisik dan mental, plus harus pintar lagi, gimana jadinya kalo anak tambang loyo2, dibentak sedikit sama atasan di lapangan langsung loyo, gampang putus asa. Apalagi gak punya etika dan sopan santun serta apatis gak peduli rekan kerja setimnya?
Ya habis lah, walaupun lulusan cumlaude sekaipun, IQ nya diatas 200, toeflnya 600 dan lain sebagainya.
Di tambang ya seniornya harus keras. Keras itu tegas, bukan berarti menindas.
Dan bullying yang ideal adalah bukan yang mengandung unsur perpeloncoan (kegiatan yang kelewat bodoh)
Ospek di tambang yg penting tegas dan disiplin kok, ada hadiah ada hukuman. Kebaikan diganjar hadiah, kesalahan diganjar hukuman.
Dengan ketegasan dan kedisiplinan yang diterapkan senior kami, kami menjadi solid dan saling peduli satu sama lain seperti sekarang ini, bahkan sampai Alumni masih solid.
Gak taulah ya kalo jurusan lain yang gak butuh kekompakan, kekeluargaan, disiplin dan sopan santun hehe
Mulai sekarang, untuk semua juniorku, berhentilah merengek!
Belakangan ini marak beredar postingan dengan hastag #StopBullying, berkaitan dengan akan datangnya masa orientasi Mahasiswa Baru di berbagai kampus di Indonesia.
Sebenarnya letak permasalahan bukan pada penyelenggara ospek nya, tetapi malahan si peserta ospek itu sendiri.
Lah wong belum apa2 tahu gak gimana ospek itu sebenarnya udah kedoktrin sendiri kalo ospek itu serem, mulai dari ngeshare hastag #StopBullying, sampe ketakutan gak mau ikutan.
Dilanjutkan dengan mengintimidasi khalayak ramai bahwa ospek itu hanya menghasilkan mudharat.
Yang heran disini kata kata senioritas dan ospek sudah diartikan sama dengan bullying.
Padahal ospek itu sendiri sebenarnya seru bagi orang2 yang menikmati, menimbulkan rasa kekompakan dan kekeluargaan bahkan menorehkan kenangan khusus pada bagian bully yg tak akan luntur walau dimakan zaman sekalipun.
Lah sekarang gini, kita pikir aja baek2 ya. Penyelenggara ospek adalah mahasiswa yang lulus ujian saringan nasional, yang mempunyai kecerdasan diatas rata-rata. Masa mereka mau menyia-nyiakan karirnya hanya dengan menyakiti atau membunuh adik tingkatnya sendiri?
Mereka juga berpikir seribu kali kalau mau membully adik2 tingkatnya secara kelewatan.
Toh juga seusai ospek pasti ada agenda keakraban dan maaf2an, malahan seusai ospek hubungan senior junior makin erat.
Lah wong ospeknya gak pake kontak fisik ya ngapain dipermasalahin?
Dan juga bullying nya ga pake unsur perpeloncoan (melakukan hal yg kelewat bodoh), ngapain dipermasalahin?
Yang harusnya di larang itu perpeloncoan, bukan sistem senioritas (yang kalian anggap bullying).
Kalo yang ngospek bertindak bener dan baik, lantas kenapa semua bentuk senioritas dicekal? Kenapa bukan oknumnya?
Dear junior yang sangat lemah, apakah kalian kira, bullying adalah perusak moral anak bangsa? Yang kalian dengar dari teori para pakar-pakar psikolog dan sosiolog?
Kami para senior lebih tahu banyak dibandingkan para psikolog dan sosiolog itu asal kalian tahu.
Psikolog dan sosiolog hanya teori, sedangkan Kami memegang teguh yang namanya pengalaman.
Justru kebalikan, dengan bullying kami menjadi kuat mental dan fisik. Kami tidak akan jatuh meskipun senior kami dulu menghina kami. Sekedar push up dan sit up tidak akan membunuh kami.
Dan karena dibully kami menjadi peduli sesama, sebuah benih kekompakan dan kekeluargaan yang akan tumbuh besar dan berbuah manis di masa puncaknya.
Bukankah Allah menyukai hambaNya yang kuat?
Apakah mental dan fisik kalian sudah kuat, para junior yang lemah?
Think again.
Dear junior yang sangat bodoh, apakah kalian masih mengira bahwa mahasiswa tugasnya hanya mengemban ilmu teoritis?
Inget sama etika? Yang nilainya lebih tinggi dari apapun, bahkan ilmu pengetahuan sekalipun?
Dengan bullying, kami diajarkan cara menghormati orang yang lebih tua, menghormati para penduduk lama, dan menghormati orang yang lebih berpengalaman.
Kami diajarkan untuk tidak pernah melawan kepada senior kami, walaupun senior salah. Kami diajarkan cara yang sopan santun bagaimana cara mengingatkan orang yang salah apalagi dengan yang lebih tua.
Kalian sadar bangsa ini mulai bobrok akibat tidak ada lagi orang yang menghormati orang tua? Zaman sekarang orang kaya dan orang berilmu lebih dihargai daripada orang yang lebih tua.
Menyapa tukang sampah yang usianya lebih tua pake bentak2, giliran menyapa pengusaha muda pake nunduk2.
Dear junior yang tak tahu apa-apa, apakah bagi kalian yang terpenting hanyalah belajar? Apakah penempaan fisik dan mental tidak diperlukan? Apakah etika tidak penting? Apakah kepedulian sesama, kekompakan tidak dibutuhkan? Karena kalian seorang akademisi?
Jadi dokter percuma kalo badan loyo sakit2an.
Jadi engineer percuma kalo loyo dan gak punya mental.
Jadi guru percuma kalo gak punya mental dan putus asa mendidik anak muridnya.
Jadi peneliti percuma kalo gak punya etika.
Dan apa jadinya jika mereka semua apatis? Tidak peduli sesama dan tidak kompak?
Think again.
Junior yang berusaha menghindari ospek hanyalah orang yang lemah, dan tidak punya nyali.
Termasuk yang mencoba mengintimidasi orang orang bahwa ospek itu buruk, bahkan sampai disuruh melawan.
Ya dari nilai kehidupan aja deh. Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. Yang namanya orang baru ya mesti ikut aturan orang lama. Sama aja kalo kalian main ke desa suku orang pedalaman, masa kalian yang buat peraturan setempat? Kan lucu.
Kita tidak akan tahu dimana kita selanjutnya memijak bumi untuk menjunjung langit. Bersyukurlah kalo pas masuk kuliah bumi yg dipijak masih sedikit bergelombang. Tapi kalau sudah masuk ke kehidupan nyata, bumi yang dipijak bisa aja berduri. Apakah kalian siap untuk menginjak bumi yang berduri? Menginjak yang bergelombang saja belum tentu sanggup.
Dunia nyata pasti berbanding jauh terhadap dunia kampus. Di dunia nyata bahkan lebih kejam daripada sekedar bullying. Makanya seniornya membekali junior untuk dapat menjadi Mahasiswa yang Cerdas, Kuat, Tangguh dan tidak mudah berputus asa, serta memiliki etika yang baik yang berguna untuk kesuksesan di masa depan.
Kami senior hanya ingin kalian mengerti nilai kehidupan, tata krama dan kedisiplinan. Tidak lebih hanya itu.
Makanya jaman dulu kalau orang kuliahan pasti sukses. Lah jaman sekarang, udah gak ada lagi yang gitu2an, disiplin aja udah gak ada lagi mahasiswanya.
Entahlah jaman sekarang para mahasiswa pada sibuk ngisi otak, bukan watak.
Berkaca dengan ospek di tambang, yang pasti lebih ekstrim dari biasanya. Kerjaan kami bukan sembarang kerjaan. Bukan di depan laptop dibawah AC, melainkan di depan debu dan di bawah matahari, bahkan jam kerja kami lebih ekstra.
dituntut jadi pekerja keras, kuat fisik dan mental, plus harus pintar lagi, gimana jadinya kalo anak tambang loyo2, dibentak sedikit sama atasan di lapangan langsung loyo, gampang putus asa. Apalagi gak punya etika dan sopan santun serta apatis gak peduli rekan kerja setimnya?
Ya habis lah, walaupun lulusan cumlaude sekaipun, IQ nya diatas 200, toeflnya 600 dan lain sebagainya.
Di tambang ya seniornya harus keras. Keras itu tegas, bukan berarti menindas.
Dan bullying yang ideal adalah bukan yang mengandung unsur perpeloncoan (kegiatan yang kelewat bodoh)
Ospek di tambang yg penting tegas dan disiplin kok, ada hadiah ada hukuman. Kebaikan diganjar hadiah, kesalahan diganjar hukuman.
Dengan ketegasan dan kedisiplinan yang diterapkan senior kami, kami menjadi solid dan saling peduli satu sama lain seperti sekarang ini, bahkan sampai Alumni masih solid.
Gak taulah ya kalo jurusan lain yang gak butuh kekompakan, kekeluargaan, disiplin dan sopan santun hehe
Mulai sekarang, untuk semua juniorku, berhentilah merengek!
Tak jarang sebagian orang yang memang berada di kasta atas, dalam hal ini adalah sang pelaku akan membela habis-habisan budaya ospek itu karena ia, ia yakin bisa membalasnya ke junior suatu saat nanti. Boleh dibilang memang, ospek ala Indonesia manfaatnya adalah 0%. Tidak semua siswa dididik untuk menjadi seorang prajurit, lagipula, didikan seorang prajuritpun tidaklah seperti ospek di Indonesia yang terkesan sebagai suatu kekonyolan belaka. Ospek adalah ajang perkenalan siswa baru dengan institusi barunya, pada masa ini seharusnya ospek tidak lebih dari suatu perkenalan. Jika memang para senior ingin mengadakan push up, lari, berjemur dan sebagainya, maka itu bukan lagi ospek melainkan latihan fisik.
Ayo para senior yang sangat cerdas dan berpengalaman, coba kalian pikirkan, apakah segala jenis push up, lari, dan berjemur itu akan membuat juniormu kenal dengan lingkungan barunya? apakah kalian merasa bahwa itu akan mempererat hubungan senior-junior? kenyataannya tidak seperti itu. Mungkin memang itu akan mempererat hubungan kalian dengan calon-calon orang seperti kalian kedepannya nanti. Namun sisanya? akan membenci kalian. Mungkin mereka tidak akan mengungkapkan kebencian mereka di depan kalian, namun, saya sendiri termasuk orang yang membenci beberapa senior saya dan ogah untuk kerjasama dengan mereka.
Ayo para senior yang sangat cerdas dan berpengalaman, coba kalian renungkan, jika memang ospek kalian begitu positif, maka mengapa kualitas pendidikan di institusi kalian kalah dengan MIT, Harvard, Oxford, IT Zurich, dan Universitas kelas dunia lainnya? Memang aksi bully tetap ada di institusi kelas dunia seperti itu, namun mereka tidak mengatasnamakan OSPEK sebagai ajang pembullyan massal. Pernah lihat film Monster University? Bagaimana ketika Mike Wazowski memasuki hari pertama di Universitas, dia disambut dengan suka cita oleh senior-seniornya.
Wahai para senior yang sangat cerdas dan berpengalaman, selama ini ane belum merasakan manfaat dari yang pernah senior ajarkan dulu, segala push up belum menjadikan badan kami atletis, malah menjadikan beberapa dari kami jatuh sakit karena tidak kuat. Segala bentakan belum menjadikan kami mampu bicara didepan umum, karena beberapa dari kami takut akan kesalahan dan takut dibentak lagi sebagaimana senior membentak kami dahulu. serta segala tugas-tugas konyol dan menumpuk yang senior berikan kami dahulu belum menjadikan kami disiplin, masih banyak diantara kami yang terlambat dan tidak mengerjakan tugas. Atau,tunggu dulu, mungkin bukan hanya kami, tapi kakak senior yang sangat cerdas dan berpengalamanpun masih sering telambat dan tidak mengerjakan tugas.
Wahai para senior yang sangat cerdas dan berpengalaman, kami bukan lemah, kami bukan tidak mampu, kami bukan bodoh, kami hanya ingin menggunakan waktu dan tenaga kami untuk hal-hal yang memang kelak akan bermanfaat untuk kami, kami butuh dikenalkan dengan lingkungan baru kami, karena kami buta akan itu. Segala hal yang selama ini kakak kenalkan tidak menjadikan kami kenal dengan lingkungan baru kami.
Wahai para senior yang sangat cerdas dan berpengalaman, jika engkau memang merasa lebih berpengalaman dan lebih cerdas daripada psikolog dan sosiolog yang menentang keras kekerasan dalam Ospek, tidakkah engkau berfikir kalau mereka juga pernah kuliah? merah merasakannya dan akhirnya mengetahui bahwa itu tidak baik setelah melalui beberapa studi dan kajian mereka yang kau bilang hanya teori belaka itu? setidaknya, sebodoh-bodohnya mereka, mereka tau teorinya! Dibanding engkau, senior yang sangat cerdas dan berpengalaman? engkau teorinya saja tidak tau, jadi apa pengalaman yang engkau sebut banyak itu pantas dijadikan acuan?.

Untuk itu, sepertinya sindirian-sindiran berikut tidaklah berlebihan untuk menggambarkan keadaan ospek di Indonesia
Spoiler for 1:

Spoiler for 2:

Spoiler for 3:

Spoiler for 4:



Kalo agan memang setuju, Ayo dukung Jadi HT gan caranya recommend di: sini
Quote:
Sekilas Info aja gan 
Mau Credit Rp50.000 Gratis untuk naik GO-JEK? Masukkin Kode Voucher 542710502.
Caranya: download aplikasi GO-JEK terus klik tombol dompet di pojok kanan atas, masukkin deh kodenya

Mau Credit Rp50.000 Gratis untuk naik GO-JEK? Masukkin Kode Voucher 542710502.
Caranya: download aplikasi GO-JEK terus klik tombol dompet di pojok kanan atas, masukkin deh kodenya

Diubah oleh Adjiebrotot 13-07-2015 22:44
0
17.4K
Kutip
106
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan