:kbgtWELCOME TO MY THREAD:kbgt
Hai agan semua apa kabarnya semoga sehat selalu dan diberi ketajaman penglihatan biar jelas baca trit uneg uneg ane ini


, boleh dong...di

dulu...atau

juga boleh
Gini gan, liat tv 10 tahun blakangan acara humor yg membosankan selalu disuguhkan, padahal ane termasuk penggemar acara humor

, nah kriteria humor akhir2 ini isinya olok olok semua dan tak kunjung habisnya, dan sudah ane klasifikasi jadi 2 kategori:
1.Olok-olok zaman kecil dan dampaknya sampai dewasa serta acara lawak yg justru olok olok saja isinya
Quote:
Apakah agan sebagai orang yang lebih dewasa masih tega
membiarkan anak-anak sodara/anak agan menonton acara
TV yang isinya penuh dengan adegan saling
"mengolok-olok" ?
Quote:
Saat kecil, ane dan temen-temen sepermainan
sering tanpa sadar mengisi waktu dengan
saling olok. Apapun bisa dijadikan bahan
olokan . ane bersama beberapa temen
mengolok-olok temen yang lain , dan begitu
sebaliknya tak jarang ane pun jadi sasaran olokan mereka. Sepertinya ada kenikmatan dan
kepuasan tersendiri bila berhasil membuat
korban olokan berkecil hati, terpojokan,
'ngambek' dan bahkan menangis. Biasanya
banyaknya temen pendukung mempengaruhi
efek olokan. Kite pun tidak pernah perduli akan efek dari 'mengolok-olok' Kite itu selain
perasaan menang dan kepuasan. Bahkan Kite
pun tak peduli saat ada temen yang pernah jadi
korban olok-olokan akhirnya karena malu tak
mau lagi masuk sekolah dan memilih pindah
sekolah, hanya karena sering Kite olok-olok pakaiannya yang selalu kedodoran Kite pun
tak peduli bila itu menimbulkan permusuhan
dan dendam berkepanjangan.
Quote:
Sesuai perjalanan waktu, kebiasaan saling
mengolok-olok ini kemudian hilang dengan
sendirinya. Kebiasaan yang Kite anggap hanya
wajar dilakukan di masa kanak-kanak. Kebiasaan mengolok-olok sudah seharusnya
dicegah sedini mungkin pada anak-anak.
Kebiasaan ini harus berakhir seiring berahirnya
masa kanak-kanak mereka. Bila tidak, maka ini
akan menjadi kebiasaan yang akan terus
dibawanya hingga dewasa. Anak-anak harus diajarkan kalau mengolok-
olok merupakan perbuatan yang tidak terpuji,
dan sudah pasti tidak memiliki manfaat sedikit
pun. Kegiatan menghibur diri namun dengan
memanfaatkan penderitaan orang lain.
Perbuatan yang akan selalu memancing rasa permusuhan dan sakit hati orang lain.
Quote:
Senang mengolok-olok pada diri anak-anak
muncul karena keinginan mencari perhatian
dan menjadi pusat perhatian teman-temannya
atau lingkungannya. Adanya watak egois atau
'mau menang sendiri' pun merupakan salah
satu penyebab munculnya kebiasaan ini. Dengan mengolok-olok orang lain sang anak
merasa selalu lebih unggul. Dia tidak pernah
suka melihat orang lain berbeda dengan dirinya
apalagi lebih unggul. Penyebab lainnya yang paling parah adalah bila
memang dalam diri sang anak sudah ada
'penyakit senang berkonflik'. Dia akan senang
dengan suasana yang hinggar binggar,
keributan, dan konflik. Dia justru gelisah bila
berada di suasana yang tenang dan damai. Dia merasa jadi orang yang bermanfaat bila berada
di tengah suasana konflik.
Quote:
Kebiasaan mengolok-olok merupakan
kebiasaan yang menular. Sang anak akan
berusaha mengajak teman-temannya untuk
mendukung olokannya. Begitu sebaliknya dan
seterusnya. Kite sebagai orang tua harusnya prihatin bila
anak-anak Kite memiliki kebiasaan senang
mengolok-olok yang terus terbawa hingga
dewasa. Kebiasaan mengolok-olok dianggap
wajar di masa kanak-kanak namun bisa
dianggap penyakit bila dilakukan hingga dewasa.
Quote:
Kebiasaan mengolok-olok akan membuat hati
menjadi tuli, karena terbiasa melawan
omongan. Membuat pikiran buta karena
terbiasa mendustai kemungkinan adanya
kebenaran pada orang lain. Jiwa akan
kehilangan pegangan karena terbiasa meracik muslihat. Apakah Kite tega memiliki anak-anak dengan
kondisi macam ini. Sudah seharusnya tidak.
maka cegahlah kebiasaan ini agar tak menjadi
penyakit saat dewasa kelak. Jangan malah
memberikan contoh, baik dalam kehidupan
sehari-hari maupun dalam tulisan-tulisan Kite.
Quote:
Saat ini banyak acara TV yang menjadikan
adegan "mengolok-olok" sebagai komoditi
utama yang dikemas dalam sajian komedi. Saya
tidak perlu menyebutkannya acaranya di sini,
silakan pembaca saja yang menyimpulan.
Masikah ente membiarkan anak-anak ente menontonnya?
2. Acara lawakan yang dikemas bahasa intelektual yang isinya kebanyakan olok olokan
Quote:
Jika saat ini Kite diminta untuk
menunjukkan atau menyebutkan
acara-acara hiburan yang bersifat
komedi atau lawak dengan tanpa
melibatkan unsur mencela, agaknya
sulit untuk didapatkan. Seiring dengan derasnya trend komedi yang
mengandung unsur celaan,
merendahkan atau bahkan mengejek,
masyarakat Kite pun membawa trend
itu dalam kehidupan sehari-hari.
Quote:
Lihatlah sebagian generasi muda Kite
yang begitu terbiasa dengan
percakapan penuh olok-olok antar
sesamanya. Bahkan yang berkembang
saat ini, generasi muda Kite terjebak
dalam prasangka bahwa stand up comedy adalah komedi yang cerdas.
Padahal kenyatannya stand up
comedy hanya sekedar menjadi ajang
olok-olok dengan bungkus bahasa
intelek.
Quote:
Jika fenomena semacam ini luput dari
perhatian Kite dan cenderung
dibiarkan, maka sejatinya Kite tengah
menyiapkan generasi masa depan
yang sulit untuk menghargai apapun.
Mereka yang terbiasa mengolok-olok akan menjadikannya sebagai alat
apologi atas ketidakpuasannya
terhadap sesuatu.
Quote:
Contoh sederhana yang berkembang
saat ini hasil dari bentukan budaya
mengolok olok adalah cyber bullying,
dimana para pelaku aksi bully ini
sering beranggapan bahwa yang
mereka lakukan hanyalah sekedar aksi lucu-lucuan saja. Sementara sang
korban, tidak alang kepalang rasa
malu dan beban mental yang ia derita.
Quote:
Lawakan yang Luar Biasa Kelewatan Jika komedi dengan latar olok-olok,
menghina, mengejek dan seterusnya
masih bisa diterima karena objeknya
adalah manusia atau realitas
kehidupan sehari-hari. Maka mari Kite
lihat fakta yang jauh lebih memprihatinkan lagi. Kite semua sepakat bahwa nilai-nilia
sakral ada dalam kehidupan Kite
sehari-hari.
segitu aje deh apa yg ada dalam uneg uneg ane dan moga lebih bersikap dewasa dan anepun ga minta agan semua harus sependapat ane kok

maaf kalo

persepsi org beda beda, komengtarlah dengan berfikir dulu dan jangan hanya sebaris saja, no junk dan sejenisnya.
TERIMAKASIH

