- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Politikus PKS Ini Tuntut GIDI Tolikara Dibubarkan


TS
User telah dihapus
Politikus PKS Ini Tuntut GIDI Tolikara Dibubarkan
JUM'AT, 31 JULI 2015

TEMPO.CO, Jakarta: Anggota Pemantau Otonomi Khusus Aceh dan Papua Nasir Djamil menuntut pembubaran Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Tolikara karena dianggap melakukan pembangkangan di Indonesia. Nasir menilai GIDI melanggar hak asasi manusia dengan melarang warga muslim Tolikara melakukan salat Idul Fitri, pada 17 Juli 2015.
"Saya meminta GIDI Tolikara dibubarkan karena sudah mencatut nama Indonesia tapi perilaku tidak Indonesia. Indonesia mengakui keragaman dan hak hidup umat beragama," kata Nasir saat diskusi Tim Pencari Fakta Komite Umat untuk Tolikara, Jumat, 31 Juli 2015.
Menurut Nasir, GIDI Tolikara juga berafiliasi dengan Israel terbukti adanya peserta dari Israel yang mengikuti penyelenggaraan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Injili Pemuda. "Padahal, Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Indonesia. Bagaimana mereka bisa hadir leluasa ke sana?" kata Nasir.
Nasir juga menyoroti kasus pengecatan rumah atau kios dengan warna bendera Israel di Tolikara. Berdasarkan temuan tim pencari fakta, terdapat surat edaran GIDI yang berisi kewajiban mengecat kios dengan warna putih biru seperti motif warna bendera Israel. Pedagang yang melanggar akan diusir dari Tolikara atau membayar denda sebesar Rp 500 ribu.
"Mereka dibubarkan atau dibekukan saja supaya jadi pelajaran," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.
Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat itu berencana melakukan kajian terhadap pelanggaran-pelanggaran hak beragama di Papua. Ia juga akan meninjau terbitnya peraturan daerah yang melarang pendirian rumah ibadah agama selain Kristen GIDI, dan pemakaian jilbab bagi umat muslim. "Kasus Tolikara menjadi momentum untuk meninjau perda-perda diskriminatif seperti itu," kata dia. "Seharusnya perda tidak melanggar seperti itu."
PUTRI ADITYOWATI
Source:
http://nasional.tempo.co/read/news/2...ara-dibubarkan


TEMPO.CO, Jakarta: Anggota Pemantau Otonomi Khusus Aceh dan Papua Nasir Djamil menuntut pembubaran Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Tolikara karena dianggap melakukan pembangkangan di Indonesia. Nasir menilai GIDI melanggar hak asasi manusia dengan melarang warga muslim Tolikara melakukan salat Idul Fitri, pada 17 Juli 2015.
"Saya meminta GIDI Tolikara dibubarkan karena sudah mencatut nama Indonesia tapi perilaku tidak Indonesia. Indonesia mengakui keragaman dan hak hidup umat beragama," kata Nasir saat diskusi Tim Pencari Fakta Komite Umat untuk Tolikara, Jumat, 31 Juli 2015.
Menurut Nasir, GIDI Tolikara juga berafiliasi dengan Israel terbukti adanya peserta dari Israel yang mengikuti penyelenggaraan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Injili Pemuda. "Padahal, Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Indonesia. Bagaimana mereka bisa hadir leluasa ke sana?" kata Nasir.
Nasir juga menyoroti kasus pengecatan rumah atau kios dengan warna bendera Israel di Tolikara. Berdasarkan temuan tim pencari fakta, terdapat surat edaran GIDI yang berisi kewajiban mengecat kios dengan warna putih biru seperti motif warna bendera Israel. Pedagang yang melanggar akan diusir dari Tolikara atau membayar denda sebesar Rp 500 ribu.
"Mereka dibubarkan atau dibekukan saja supaya jadi pelajaran," kata politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.
Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat itu berencana melakukan kajian terhadap pelanggaran-pelanggaran hak beragama di Papua. Ia juga akan meninjau terbitnya peraturan daerah yang melarang pendirian rumah ibadah agama selain Kristen GIDI, dan pemakaian jilbab bagi umat muslim. "Kasus Tolikara menjadi momentum untuk meninjau perda-perda diskriminatif seperti itu," kata dia. "Seharusnya perda tidak melanggar seperti itu."
PUTRI ADITYOWATI
Source:
http://nasional.tempo.co/read/news/2...ara-dibubarkan



0
1.3K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan