Menguatnya perekonomian AS berdampak pada pelemahan terhadap mata uang2 yang lain, termasuk juga mata uang kita gan rupiah... yang saat ini hampir menyentuh Rp 13.500 yang katanya ini merupakan kondisi yang memprihatinkan untuk Indonesia... cekidot beritanya gan...
Quote:
Dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang nyaris Rp 13.500 merupakan sebuah kondisi yang memprihatinkan. Apalagi Indonesia hingga kini masih bergantung dari barang impor untuk industri manufaktur.
Hal tersebut dikatakan oleh Deputi TIEM (Teknologi, Informasi, Energi, dan Material) Hammam Riza di Gedung BPPT 2, Jl.MH.Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (29/7/2015).
"Nilai tukar rupiah yang nyaris Rp 13.500 terhadap dolar AS merupakan sebuah kondisi yang memprihatinkan. Apalagi Indonesia hingga kini masih bergantung pada barang impor untuk industri manufaktur dengan biaya yang tinggi," ujarnya.
"Maka dari itu, dampak tersebut berimbas langsung kepada industri otomotif yang merupakan salah satu pemasok dari kelompok industri manufaktur di mana total market kendaraan periode Januari hingga Mei menurun jadi 83% dibanding tahun lalu," lanjutnya.
Hammam menambahkan bahwa saat ini Indonesia merupakan negara pemasok karet alam terbesar ke-2 ke pasar dunia yang total produksinya mencapai 3,1 juta ton. Sehingga Indonesia berkontribusi pada devisa senilai US$ 4,7 miliar pada tahun 2014.
"Indonesia itu saat ini menjadi negara pemasok karet alam terbesar ke-2 ke pasar dunia dengan total produksi karet alam sebesar 3,1 juta ton. Serta kontribusi devisanya senilai US$ 4,7 miliar di tahun 2014," jelasnya.
Sehingga, Hammam menegaskan bahwa kondisi industri manufaktur berbasis material karet tersebut belum menunjukkan tren positif yang menggembirakan. Indonesia saat ini masih diserbu oleh produk China apalagi setelah diberlakukannya zona dagang bebas China-ASEAN.
"Jadi saat ini kondisi dari industri manufaktur yang berbasis material karet tersebut belum terlalu menggembirakan atau belum menunjukkan tren positif. Apalagi setelah diberlakukannya zona dagang bebas China-ASEAN, barang-barang atau produk-produk China makin menyerbu Indonesia," tutupnya.
(yds/ang)
Sumur
Komentar Agan
Quote:
Original Posted By icdistro►
Yang seneng
Dollar hunter (typer capcay, ptc, hyip, seo, gugel ads, dll)
Tkw tki yang gajinya pake dolar (euro ngga menguat terhadap rp)
Eksportir produk lokal
spekulan !!!!!
Yang sedih
Traveller
Perusahaan yg nerbitin obligasi dollar
Perusahaan yg ngutang ke bank luar negeri
Perusahaan yg bahan bakunya impor
Importir !!!!!
Yang bisa menjadi diskusi adalah, bisa ngga kita memberantas spekulan rp dollar? Kalo ngga ada spekulan, pergerakan kurs akan lebih kaku dan lebih efisien karena transaksi yg terjadi pasti transaksi untuk perdagangan sehingga pergerakan kurs bisa menjadi acuan pergerakan barang dan jasa
Lalu ketika pemerintah mengimpor, nasionalisme muncul dengan ngebegoin pemerintah dengan bilang pemerintah ga becus lah, ga ngelindungin produk lokal lah, skrg pelemahan kurs udah pasti mengurangi impor, tp kok nasionalisme itu tiba2 hilang dan tetap bilang pemerintah ga becus, lalu pemerintah harus gimana?