Mobil-mobil mewah tampak berjajar di beberapa spot Kampus Akademi Pimpinan Perusahaan (APP). Namun yang disayangkan, mobil-mobil itu berjajar bukan di tempat yang seharusnya. Hal tersebut membuat pemandangan kampus terlihat kurang nyaman.


Padahal, lahan parkir untuk mobil atau pun motor sudah disediakan demi kenyamanan kampus tercinta. Area parkir yang dianggurkan tersebut berada di belakang taman kampus. Akan tetapi yang terjadi, lahan parkir untuk mobil tidak digunakan sebagaimana mestinya. Banyak lahan parkir di APP yang kosong melompong tak terpakai.

Di kampus, kita sebagai mahasiswa selalu diajarkan ketertiban dan kerapian, tetapi realitanya justru mereka, para dosen, yang berkoar tentang hal tersebut lah yang tidak menerapkan nilai-nilai itu.

Layaknya mahasiswa yang dituntut untuk memakai pakaian rapi serta datang tepat waktu. Dosen pun semestinya juga diatur, ditertibkan, bukan malah diabaikan ketika mereka melakukan kesalahan.

Beberapa pengakuan keluar dari segelintir mahasiswa APP. Mereka dilarang memarkir motornya sembarangan, sedangkan untuk dosen, peraturan tersebut tidak lah berlaku dan hanyalah formalitas belaka. Bukankah hal ini seolah mengkotak-kotakkan bahwa seharusnya yang disiplin itu mahasiswa saja, sedangkan dosen tidak dituntut untuk demikian?

Sebenarnya apa alasan dosen-dosen tersebut enggan memarkir mobilnya dengan tertib? Ada beberapa analisa yang dapat disimpulkan.

Pertama, kurangnya sosialisasi dari Akademik. Jika memang benar hal tersebut adalah alasan dosen memarkir mobilnya sembarangan, akademik haruslah tegas dan bertindak untuk segera mensosialisakan mengenai fasilitas parkir yang sudah tersedia, dan harus dimanfaatkan selayaknya fasilitas lain. Meski terlihat sepele, kampus yang nyaman adalah idaman setiap penghuninya, baik dosen, mahasiswa ataupun karyawan lain.

Kedua, tak ada larangan tertulis mengenai parkir mobil sembarangan. Mengenai yang satu ini, diketahui sempat ada peraturan tertulis ‘Dilarang Parkir Mobil di Sini’ beberapa waktu lalu, namun yang terjadi tulisan tersebut terabaikan dan dicopot oleh oknum yang tidak diketahui. Tulisan yang dipermanenkan mungkin adalah solusinya.

Ketiga, takut mobil hilang dan kepanasan. Terdengar sedikit lucu. Jika memang benar takut mobil hilang, untuk apa peran security selama ini? Apakah ada rasa ketidakpercayaan yang mengganjal para dosen terhadap keamanan kampus?

Keempat, kurangnya kesadaran para dosen. Jika jawaban untuk yang terakhir adalah benar, maka sangat lah ironis. Haruskah mahasiswanya yang mencoba untuk menyadarkan dosen-dosen tentang nilai ketertiban dan kedisiplinan?

Hal ini dapat diambil menjadi bahan evaluasi. Bahwa dosen bukan lah hanya sebagai fasilitator, tetapi juga harus berperan sebagai panutan mahasiswanya.

Sumber: https://mediakontak.wordpress.com/2015/07/26/kartu-tilang-untuk-dosen-app/