Kaskus

News

poppers12345Avatar border
TS
poppers12345
Perlu Koordinasi Pusat-Daerah Rupiah Semakin Melemah
Perlu Koordinasi Pusat-Daerah

Rupiah Semakin Melemah

MANADO–Permasalahan Indonesia sekarang sudah merambat ke berbagai sektor. Salah satunya, nilai rupiah melemah sampai sekarang. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah ditutup melemah seiring memerahnya bursa regional. Melemahnya nilai tukar rupiah menyentuh posisi terendah sejak 1998.



Ini juga ikut memicu aksi jual investor. Sempat pada level Rp13.500 per dollar AS, nilai tukar rupiah diperdagangkan pada posisi Rp13.590 per dollar AS.


Pengamat Ekonomi Franki M Paath SE MM Ak CA mengatakan, pelemahan rupiah saat ini cukup berdampak pada sektor ekspor. Dapat berimbas hingga ke penurunan sektor produksi. “Jika dilihat, sebenarnya pertumbuhan ekonomi cukup stabil. Karena Indonesia sekarang ini berada pada peringkat lima dunia dari segi pertumbuhan ekonomi,” ucap Paath, Wakil Rektor II Unika De La Salle Manado tersebut.



Ada banyak faktor dampak pelemahan rupiah. Seperti, tingkat kepercayaan. “Masyarakat dengan keadaan seperti ini lebih cenderung membeli dollar. Dampak lain jelas ada, tapi masih kecil,” tutur Paath.

Menurutnya, pelemahan nilai rupiah masih bersifat pengaruh eksternal. “Menguatnya nilai tukar dollar merupakan salah satu faktor eksternal dari pelemahan rupiah,” sebut Paath. Keadaan seperti ini harus diwaspadai yaitu pelemahan rupiah, yang diakibatkan faktor eksternal. Sebab bersifat uncontrolable. Jika itu terjadi, kita hanya wait and see. Ditambahkannya, pelemahan nilai tukar berdampak pada importir dan eksportir. Khususnya importir akan tertekan dengan situasi ini.

Terpisah, pemerhati ekonomi Prof Dr Ir Charles Kepel DEA menuturkan, pelemahan nilai tukar rupiah ini menambah beban perekonomian Indonesia. Ada dua dampak. Positif pertamanya, baik untuk pengembangan ekspor berbagai komoditas. Dan dapat meningkatkan cadangan devisa serta pendapatan masyarakat. Kedua, bisa mendorong pengembangan sektor ekonomi produktif.

Tapi sebaliknya untuk aspek negatif. Beban utang atau pinjaman negara untuk pembangunan akan meningkat. Selanjutnya memperbesar pengembalian utang atau pinjaman negara.

Di sisi lain, menurut Kepel, faktor penyebab pelemahan nilai rupiah di antaranya, krisis ekonomi dunia berkepanjangan serta meningkatnya pinjaman negara.

“Perlu pemantapan koordinasi vertikal (pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota), serta koordinasi horizontal (kementerian atau lembaga non kementerian pusat dan SKPD tingkat daerah). Optimal dan sinergikan pengembangan sektor rill,” tutup Kepel.(***)

sumber : http://manadopostonline.com/read/201...-Melemah/10307
0
805
3
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan