Maaf sebelumnya kalau penulisan gue berantakan.
Gue masih belajar nulis. Gue juga baru berani buat nulis di forum gede seperti ini.
Gue juga minta kritik dan saran kalau gue salah.
Ini cerita gue beneran. Hanya mengganti nama dan tempat.
Kalau mau anggap ini fiksi, silahkan. Mana senangnya aja gansist
Quote:
Maaf ya, aku nggak bisa jalan sama kamu untuk beberapa saat ini, aku mau fokus.
Gue bilang kata itu tanpa natap muka dia karna gue bakalan nggak nahan ngomong gitu sama dia. Dia hanya terdiam, sepanjang perjalanan pulang kita nggak ngomong apa-apa. Rasanya hambar.
Mulai saat itu juga, gue berhenti ngesms dia, berhenti ngasih dia kabar, ya intinya gue nggak pernah lagi menghubungi dia.
Di satu sisi, dia nggak berhenti ngasih gue kabar dan mengingatkan gue tentang beberapa hal.
Quote:
Selamat pagi, ri. Ingat makan.
Selamat malam, jangan lupa berdoa ya.
Entah kedatangan setan apa juga, gue nggak pernah balas pesan dari dia.
Beberapa hari sejak gue ngomong sama dia, gue rasa hidup gue hampa, hambar, kekurangan garam barangkali. Iya jelas, gue merasa kekurangan karna telah melepas seseorang yang telah memberikan rasa dan warna dalam hidup gue. Gue telah menyia-nyiakan orang yang tulus menyayangi gue.
Awalnya tekad gue benar untuk lebih fokus belajar untuk menghadapi ujian yang serempak dilakukan di negara tercinta ini. Beberapa hari berjalan dengan lancar, gue belajar. Ya belajar seperti biasa.
Ternyata dengan berhenti komunikasi dengan dia nggak nambah waktu gue buat belajar. Gue bahkan jadi lebih sering main game, online, atau bahkan gue lebih sering molor lebih cepat. Entah gimana gue bisa jadi gitu.
Sampai suatu saat gue main di lapangan basket sekolah. Gue lihat adik kelas gue yang sedang latihan paskibra. Sekilah gue lihat orangnya manis. Lalu gue tanya teman gue Indra karna dulunya juga dia adalah anggota paskibra di sekolah gue.
Quote:
Gue : Eh, dra. Lo dulu paskibra kan? Lu tau nggak nama adik kelas yang lagi latihan itu? *gue nunjuk orang yang gue maksud*
Indra : Iya, kenapa? Jangan bilang lu mau ngembat adik itu juga, dasar lu! *dia noyor kepala gue*
Gue : Lah, gue cuma nanya doang m*ny*t!
Dia teman-teman yang lain ketawa keras. Gue manyun aja liat mereka ketawa. --tapi emang benar--
Jadilah sejak hari itu gue kepoin adek kelas itu. Omongan gue buat fokus perlahan pudar, hilang, gue nggak ingat lagi alasan gue mutusin komunikasi dengan dia,pacar gue. Gue bahkan belum mengakhiri hubungan gue dengan dia, tapi gue dekatin anak orang lain lagi demi perasaan gue yang entah-berantah.
Pertama, gue mulai dengan
stalkingdia. Gue nanya-nanya tentang adik itu sama teman gue di kos yang kebetulan juga satu angkatan sama dia. Gue nanya nama dia. Gue cari nama dia di fesbuk. Gue dapat, gue lihat, ternyata udah jadi teman gue di fesbuk. Gue tinggal nunggu waktu dan alasan buat chat dia duluan.
Jadilah tekad gue buat mendua. Entah itu pelampiasan atau gimana,gue juga masa bodoh. Gue merasa benar-benar gila.
Silahkan dibaca dulu, gue usahakan update setiap harinya.