terorsAvatar border
TS
terors
Patriarki, R.A kartini dan fenomena nikah muda
sebelumnya asalamualaikum wr wb, salam sejahtera, om swastiastu. selamat malam minggu.
ini thread pertama ane setelah sekian tau ngaskus. semoga gak repost atau salah kamar emoticon-Smilie ,mohon maaf acak acakan, bikin postingan pakai hp emoticon-Big Grin

apa itu patriarki? apa hubungan nya dengan fenomena nikah muda saat ini?

sebelumnya mohon maaf untuk para wanita, bukan maksut sara atau gender,ini hanya uneg uneg dan hasil survey beberapa wanita.
Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki sebagai sosok otoritas utama yang sentral dalam organisasi sosial.Ayah memiliki otoritas terhadap perempuan, anak-anak dan harta benda. Secara tersirat sistem ini melembagakan pemerintahan dan hak istimewa laki-laki dan menuntut subordinasi perempuan. Kebanyakan sistem patriarki juga adalah patrilineal. Patriarki adalah konsep yang digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, terutama dalam antropologi dan studi referensi feministas.Hace ke Distribusi kekuasaan antara laki-laki dan perempuan di mana laki-laki memiliki keunggulan dalam satu atau lebih aspek, seperti penentuan garis keturunan (keturunan patrilineal eksklusif dan membawa nama belakang), hak-hak anak sulung, otonomi pribadi dalam hubungan sosial, partisipasi dalam status publik dan politik atau agama atau atribusi dari berbagai pekerjaan pria dan wanita ditentukan oleh pembagian kerja secara seksual. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Patriarki yang intinya kedudukan wanita lebih rendah dari laki laki.

oke langsung ja, ane bertanya dari sekian banyak wanita antara umur 22 sampai 27 taun, kenapa mereka ingin menikah. dan ane mendapat jawaban rata rata, mereka ingin menikah karena umur mereka harus di wajibkan menikah. ane penasaran,pola pikir apa yang ada di pikiran mereka?
mereka rata rata beralasan " karena masih muda masih sehat untuk merawat anak,mendampingi suami. karena tujuan hidup mereka setelah lulus sekolah/ kuliah itu kerja trus menikah, dengan target umur dari 22-25tahun.
kebanyakan dari wanita karna terlalu sibuk dengan target umur mereka, mereka lupa dengan cinta. lupa dengan hubungan yang dilandasi dengan cinta. yg penting dengan umur sekian mereka harus nikah ,dengan atau tanpa cinta.
apa kebahagiaan cinta hanya ada di masa SMA dan drama korea?
secara tidak langsung mereka memposisikan sebagai objek para lelaki yang siap nikah. tanpa rasa, hanya kejar target.
mereka melayani suami suami tanpa rasa , hanya berbakti, mengurus anak dan segala urusan rumah tangga. mereka bisa bilang dengan suami bahwa mereka cinta,mereka bahagia,mereka menikmati setiap hubungan badan dengan suami. tapi hati tak bisa dibohongi.
mereka para wanita secara tidak langsung mengorbankan apa arti berhubungan itu sendiri,kebahagiaan hati mereka,karir mereka, secara tidak langsung mereka sebagai korban patriarki. menjalani hubungan bukan atas dasar cinta dan sayang tapi atas dasar target usia. coba bayangkan,istri istri kita ternyata gak cinta sama kita,mereka nikah karna dituntut usia.
Bagaimana dengan kartini?perlawanan yang dilakukan Kartini lebih bercorak subversif daripada frontal, melalui surat-suratnya, juga melalui syaratnya ketika dia hendak dipersunting menjadi seorang istri. Sementara para perempuan jawa lainya menerima takdirnya begitu saja, Kartini melakukan perlawanan sebagaimana pula Gadis Pantai dalam roman Pramoedya. Baik Kartini maupun Gadis Pantai sama-sama melawan patriarki aristokrat Jawa, dimana posisi perempuan tidak lebih baik dari kursi, tongkat, maupun keris, perempuan sama dengan barang-barang yang kepemilikan atasnya menunjukkan status sosial (simbolik sosial kapital) pemiliknya – suami. Bedanya, apabila Gadis Pantai baru mempertanyakan posisinya ketika dia terasing dari tempat tinggal, kampung asal, dan terasing dari dirinya sendiri, Kartini sudah berani melawan bahkan ketika dia hendak diperistri. Perlawanan tersebut terus berlangsung bahkan ketika Kartini telah menjadi istri yang tampak pada surat-suratnya yang disatu sisi mengecam patriarki aristokrasi jawa yang meski disisi lain tampak menyerah karena kecintaan pada bapaknya, Gadis Pantai juga menerima pinangan Priyayi, seorang Bendoro, karena rasa hormat pada orang tuanya, yang kemudian ketika dipisahkan dari anaknya yang baru saja dilahirkan, baru sang Gadis Pantai melawan dengan segala yang dia bisa. berbeda dengan gadis sekarang,setelah mencapai usia 22 - 29 mereka menerima pinangan dari lelaki yang siap untuk menikahi.
Namun, penting pula untuk digarisbawahi, ketika semangat Kartini hanya bergema di tiap tanggal 21 april, sehingga dalam intepretasi ane adalah ruang yang disediakan oleh Patriarki untuk menggemakan kata “emansipasi” yang kemudian sayup-sayup hilang tidak berapa lama ketika “ruang” yang disediakan habis. Jadi, perlawanan terhadap patriarki adalah perlawanan sepanjang waktu, 25 jam sehari, 8 hari seminggu, 5 minggu sebulan dan 370 hari setahun. Menjadikan Hari Kartini sebagai satu-satunya “ruang” untuk mengenang Kartini sama saja membunuh Kartini, menjadikan Kartini sekedar “pajangan” museum, menjadikan Kartini sama seperti perempuan lain di waktu dia hidup : sebagai komoditas, seonggok hiasan kamar patriarki.
0
2.2K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan