Quote:
Tatapan Adam tertuju kepada sebuah bank yang berjarak beberapa meter darinya. Lalu tertunduk cemas memikirkan konsekuensi yang akan Ia hadapi. Ini salah, yang akan Ia lakukan ini jelas bukan sesuatu yang bisa disebut sebagai tindakan terpuji.
Konsekuensinya besar. Memang, tewas di tempat memiliki kemungkinan yang kecil. Tapi kemungkinan terbesarnya? Membusuk di penjara. Di lain sisi, tercipta pula kemungkinan lain jika Adam mundur dari aksinya. Dan Kemungkinan lain itu lah yang mendorongnya melakukan sesuatu diluar akal sehat. Entah karena sudah frustasi, atau Ia menganggap ini adalah jalan keluar. Kemungkinan bahwa Ibundanya tercinta bisa meninggal kapan saja, dan kenyataan bahwa penyakit yang diderita sang Ibu makin parah setiap harinya, adalah dua hal yang Adam lebih utamakan daripada nasibnya sendiri.
Singapura kata mereka. ”Bawa Ibumu ke Singapura.” Tapi dengan apa? pikir Adam. Adam tidak memiliki apa-apa. Jika cinta sudah cukup untuk Adam membawa Ibunya terbang ke Singapura. Sore ini Adam pasti sedang duduk santai di taman, dengan Ibu disampingnya. Seperti yang dilakukanya setiap minggu.Setia mendengarkan celotehan Ibunya akan kehidupan. Tentang betapa cepat tomat-tomat di kebun belakangnya masak. Tentang betapa rindunya Ia akan mengasuh Adam dan kakak perempuanya, Sansa.
Tak jarang Ibu membicarakan Ayah. Bagaimana mereka bertemu, tentang bahagianya Ayah ketika Adam lahir. Tak jarang pula ingatan Ibu tentang Ayah membuatnya menangis. Lalu Adam mendekap Ibu sembari membisikan kalimat-kalimat penenang.
Tetapi dunia tidak dikuasai oleh orang-orang penuh cinta. Maka dari itu, dunia tidak berjalan dengan cinta. Tetapi dunia dijalankan oleh Tuhan. Tuhan yang mereka namai; Uang.
Tidak ada waktu lagi. Dokter bilang Ibunya tidak akan bertahan jika kondisinya terus begini. Dokter mengaku tidak bisa berbuat apa-apa. Di tengah keputusasaan, Adam melihat singapura sebagai Jawaban. Bukanya Adam tidak sadar kalau dirinya tidak mungkin sanggup membiayai semuanya. Adam sadar betul. Maka Adam mencari alternatif lain.
Ini adalah pilihan terakhir.
Jika memang neraka yang akan Ia lewati demi melihat Ibunya kembali tersenyum. Ia akan melewati neraka tersebut. Tekadnya sudah bulat. Hari ini, Ia menuruti perintah Iblis; Untuk merampok sebuah bank.