Quote:
http://www.indonesia-investments.com...kfire/item5777
Sesuai keinginan pemerintah untuk mendorong industri barang2 konsumen, hari ini tarif import dinaikkan untuk makanan, mobil, pakaian, dan barang2 lainnya. Kebijakan proteksionisme ini ditujukkan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada barang2 impor dan juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang sudah melambat ke level 4,7% di kuartal pertaman 2015.
Dengan populasi 250 juta orang dan 80 juta orang middle class, Indonesia memiliki memiliki tenaga konsumen yang besar. Namun daya beli ini menurun akibat anjloknya pertumbuhan ekonomi, jatuhnya harga2 komoditas, inflasi tinggi dan lemahnya rupiah.
Tarif impor untuk berbagai barang diberlakukan hari ini termasuk daging (dari 5 sampai 30%), kopi/teh (dari 5 menjadi 20%), mobil (50% dari sebelumnya 10-40%) dan minuman beralkohol (tadinya 25% sekarang 150%)
Namun analis tidak percaya akan ada perbaikan dalam kemajuan industri lokal akibat kebijakan penetapan tarif impor ini karena industri lokal menghadapi masalah lebih besar daripada kompetisi asing.
Masalah2 ini adalah infrastruktur yang ambruk (sangat menaikkan biaya logistik) dan problem birokrasi.Membereskan isu ini akan menghemat biaya operasi dan mendorong industri untuk menjual produk mereka dengan harga kompetitif. Jika tarif impor dinaikkan maka industri lokal akan mendapat pangsa pasar yang lebih besar namun di saat yang sama juga akan memperparah inflasi yang saat ini sudah 7,26 persen.