- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Cerita mistis di balik air terjun Sedudo Nganjuk Yang Menyebabkan 3 Orang Tewas


TS
ammonium
Cerita mistis di balik air terjun Sedudo Nganjuk Yang Menyebabkan 3 Orang Tewas

Wisata alam air terjun Sedudo yang berada di Desa Ngliman, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, menyimpan cerita mistis. Selain pesona dan keindahan alamnya yang memanjakan mata, kompleks air terjun Sedudo juga dijadikan lokasi pencucian pusaka.
Kolektor keris biasanya sering menggelar ritual di hari-hari tertentu berdasarkan tanggalan Jawa. Termasuk juga momen malam satu suro.
Berdasarkan infromasi yang dihimpun termasuk cerita yang berkembang di masyarakat, air terjun Sedudo sudah terkenal sejak zaman Kerajaan Majapahit, air terjun ini diyakini sebagai tirta suci yang mengalir dari kahyangan.
Bahkan para raja, bangsawan dan pendeta pada zaman itu sering mempergunakan untuk upacara ritual, yaitu memandikan arca atau senjata pusaka dalam upacara parna prahista, yang kemudian sisa airnya dipercikkan untuk keluarga agar mendapat berkah keselamatan dan awet muda.
Tetapi cerita yang berkembang di masyarakat ini perlu studi dan penelitian lebih lanjut untuk menguji keabsahannya.
Bahkan para wisatawan yang mandi di kolam, selain ada yang hanya sekadar mandi, mereka juga ada yang sengaja ingin awet muda dan mencari obat dengan mandi di kolam air terjun Sedudo.
Keluarga Abdul Rahman (65), warga Wadung Asri, Waru, Sidoarjo ini misalnya. Saat berlebaran bersama anak, menantu dan cucu-cucunya ke saudaranya di Kecamatan Berbek, Nganjuk, kakek tiga cucu ini menyempatkan diri ke Sedudo sebelum kembali pulang ke Sidoarjo.
“Saya ke sana (Sedudo) sama anak-anak karena cucu-cucu saya pingin mandi di sana, jadi akhirnya ya kita ke sana rame-rame,” kata Abdul Rahman menceritakan, Selasa (21/7).
Kemarin, longsor yang terjadi di kompleks air terjun menyebabkan tiga orang tewas dan sembilan orang mengalami luka berat.
Ketiga korban meninggal dunia adalah Hendra Pramana Setiawan (17) warga Jalan Diponegoro 17 Tulungagung, Subhan Anang Mashuro (35) warga Jalan Jepara 15 Surabaya dan Sofyan Sahuri (25) warga Jalan Kapas Surabaya.
Sedangkan sembilan korban yang teridentifikasi yang mengalami luka berat patah tangan, dan luka ringan di bagian kepala dan pelipis akibat kejatuhan pohon dan batu tersebut adalah M Hasim (20), Mohammad Rifai (29), Bagus (29) warga Semare Kernel Nganjuk, Prasetyo (15), Hafidz (20) warga Desa Peluh Kridosono, Siti Manggison (38), Rosita (35) warga Surabaya, Galuh (27) warga Lamongan dan Subekti (37) warga Jakarta Selatan mengalami luka berat dan patah tangan kanannya.
ember
kuwalat karena percaya gituan
0
10.2K
17


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan