- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Situs Warisan Budaya Dunia Terbaru UNESCO 2015


TS
pistonsinting
10 Situs Warisan Budaya Dunia Terbaru UNESCO 2015
Quote:
Situs Warisan Budaya Dunia atau World Heritage Site adalah sebuah area alami, atau buatan manusia atau sebuah struktur yang memiliki peran penting dalam dunia. Situs ini memberikan sebuah sumbangan pada dunia dalam perkembangan umat manusia pada khususnya. Selain itu situs ini butuh perlindungan karena jika sampai hilang makan selamanya akan musnah dan tidak dapat dikembalikan lagi.
Indonesia memiliki beberapa situs warisan budaya dunia, antara lain Borobudur, Prambanan, hingga Pulau Komodo. Jumlah ini masih sedikit dibanding negara lain seperti Italia dan China. Tahun 2015 ini diadakan pertemuan penetapan beberapa situs dunia yang masuk ke dalam golongan situs budaya yang wajib dilindungi. Inilah beberapa situs yang ditambahkan ke dalam situs warisan budaya dunia, mari kita simak bersama-sama
Indonesia memiliki beberapa situs warisan budaya dunia, antara lain Borobudur, Prambanan, hingga Pulau Komodo. Jumlah ini masih sedikit dibanding negara lain seperti Italia dan China. Tahun 2015 ini diadakan pertemuan penetapan beberapa situs dunia yang masuk ke dalam golongan situs budaya yang wajib dilindungi. Inilah beberapa situs yang ditambahkan ke dalam situs warisan budaya dunia, mari kita simak bersama-sama
Shift + X dulu gans
Quote:
Gudang Bersejarah Terbesar di Hanburg, Jerman. Berisi bangunan kuno dari batu bata, kanal-kanal air dan juga jembatan yang tak kalah kuno.
Quote:
Spoiler for click:

Quote:
Pulau Benteng Pertahanan di Gunkanjima, Nagasaki. Kota yang digunakan sebagai pertanda revolusi industri pada abad ke-19.
Quote:
Spoiler for click:

Quote:
Ladang Anggur, Perancis. Sebagai situs yang memproduksi minuman paling tua di dunia, Wine.
Quote:
Spoiler for click:

Quote:
Kuburan Kuno Beth She’arim, Israel. Dibangun sejak abad ke-2 masehi dan pernah digunakan sebagai perkuburan massal orang Yahudi.
Quote:
Spoiler for click:

Quote:
The Diyarbakir Fortress dan Hevsel Gardens, Turki Timur. Sebuah situs yang berisi bangunan kuno bukti Roma pernah menduduki daerah ini.
Quote:
Spoiler for click:

Quote:
Kota Kuno Susa, Iran. Situs kota kuno terbesar di dunia.
Quote:
Spoiler for click:

Quote:
Jembatan Forth, Skotlandia. Jembatan paling tua yang dibangun pada tahun 1890 dan masih digunakan untuk penyebrangan kereta hingga sekarang.
Quote:
Spoiler for click:

Quote:
Gunung Besar Khaldun, Mongolia. Tempat Genghis Kan lahir dan dikebumikan.
Quote:
Spoiler for click:

Quote:
Situs Tusi, China. Tempat para etnik Tusi berjuang untuk mendapatkan kesetaraan akan suku minoritas.
Quote:
Spoiler for click:

Quote:
Taman Botani, Singapura. Taman botani terbesar di Singapura yang digunakan untuk tempat studi botani terbaik di dunia. Dibangun 1859 dan masih bertahan hingga sekarang.
Quote:
Spoiler for click:

kok Gunung Padang ga masuk ya 

Quote:
Gunung Padang Saksi Bisu Peradaban Sebelum Atlantis
Quote:
Spoiler for click:

Quote:
Spoiler for gunung padang:
Jika saja bisa bersaksi, boleh jadi Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, akan mengisahkan rahasia prasejarah terbesar di dunia.
Namun keberadaannya kini nyaris sama seperti kondisi Candi Borobudur ketika pertama kali ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada 1814. Faktanya, Borobudur sendiri membutuhkan waktu setidaknya 100 tahun untuk menemukan bentuknya seperti saat ini.
Akankah hal serupa terjadi pada situs yang diduga ribuan tahun lebih kuno dari peradaban atlantis yang hilang itu? Arkeolog UI Ali Akbar jika boleh disebut telah terobsesi pada Gunung Padang ingin menjawab pertanyaan itu.
Kecintaannya pada sains dan sejarah masa lampau bangsa Indonesia mendorong pria kelahiran 27 November 1975 itu untuk bisa memberikan kontribusi nyata pada pencerahan kehidupan bangsa melalui arkeologi. Ali menuangkan buah pikiran dan hasil penelitian berikut temuannya dalam buku terbarunya berjudul Situs Gunung Padang Misteri dan Arkeologi terbitan Change Publication cetakan pertama pada Desember 2013.
Buku setebal 266 halaman itu bukan sekadar mewakili kecintaan Ali Akbar pada situs Gunung Padang yang diakrabinya sejak 1994 itu tapi sekaligus mencoba mengungkap kemisteriusan gunung “piramida” yang sempat mengundang tanda tanya masyarakat di Tanah Air itu.
“Ali Akbar sebagai ilmuwan telah berhasil memadukan kemisteriusan Gunung Padang dengan kajian arkeologi dalam narasi yang ringan dan mudah dipahami. Agaknya para pembaca harus mempunyai argumen kuat jika akan menolak temuan-temuan barunya,” kata Guru Besar Arkeologi UI Agus Aris Munandar.
Bahkan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief berpendapat buku ini adalah sumbangan penting dari disiplin ilmu arkeologi terkait hasil riset di Gunung Padang. “Semangat dan kejujurannya, mengungkap keunikan dari pendekatan yang dilakukan. Mitos, legenda menjadi salah satu kajiannya guna ‘mendekati’ pengetahuan tentang Gunung Padang,” kata Andi Arief.
Ali Akbar yang tergabung dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang itu diharapkannya terus melakukan penelitian lanjutan mengingat Gunung Padang ternyata merupakan situs yang sungguh luar biasa dan akan mengubah banyak hal, tidak saja dalam keilmuan bahkan dialektika kebangsaan.
Namun keberadaannya kini nyaris sama seperti kondisi Candi Borobudur ketika pertama kali ditemukan oleh Sir Thomas Stamford Raffles pada 1814. Faktanya, Borobudur sendiri membutuhkan waktu setidaknya 100 tahun untuk menemukan bentuknya seperti saat ini.
Akankah hal serupa terjadi pada situs yang diduga ribuan tahun lebih kuno dari peradaban atlantis yang hilang itu? Arkeolog UI Ali Akbar jika boleh disebut telah terobsesi pada Gunung Padang ingin menjawab pertanyaan itu.
Kecintaannya pada sains dan sejarah masa lampau bangsa Indonesia mendorong pria kelahiran 27 November 1975 itu untuk bisa memberikan kontribusi nyata pada pencerahan kehidupan bangsa melalui arkeologi. Ali menuangkan buah pikiran dan hasil penelitian berikut temuannya dalam buku terbarunya berjudul Situs Gunung Padang Misteri dan Arkeologi terbitan Change Publication cetakan pertama pada Desember 2013.
Buku setebal 266 halaman itu bukan sekadar mewakili kecintaan Ali Akbar pada situs Gunung Padang yang diakrabinya sejak 1994 itu tapi sekaligus mencoba mengungkap kemisteriusan gunung “piramida” yang sempat mengundang tanda tanya masyarakat di Tanah Air itu.
“Ali Akbar sebagai ilmuwan telah berhasil memadukan kemisteriusan Gunung Padang dengan kajian arkeologi dalam narasi yang ringan dan mudah dipahami. Agaknya para pembaca harus mempunyai argumen kuat jika akan menolak temuan-temuan barunya,” kata Guru Besar Arkeologi UI Agus Aris Munandar.
Bahkan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Andi Arief berpendapat buku ini adalah sumbangan penting dari disiplin ilmu arkeologi terkait hasil riset di Gunung Padang. “Semangat dan kejujurannya, mengungkap keunikan dari pendekatan yang dilakukan. Mitos, legenda menjadi salah satu kajiannya guna ‘mendekati’ pengetahuan tentang Gunung Padang,” kata Andi Arief.
Ali Akbar yang tergabung dalam Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang itu diharapkannya terus melakukan penelitian lanjutan mengingat Gunung Padang ternyata merupakan situs yang sungguh luar biasa dan akan mengubah banyak hal, tidak saja dalam keilmuan bahkan dialektika kebangsaan.
Diubah oleh pistonsinting 22-07-2015 16:20
0
2.4K
Kutip
16
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan