- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Serangga Sebagai Makanan Manusia di Masa Depan


TS
ibnutiangfei
Serangga Sebagai Makanan Manusia di Masa Depan

Quote:
Prakata Dari TS
Quote:

Sumber Gambar okezone.com
Quote:
Dunia serasa semakin sempit saja, gimana tidak? Jumlah populasi penduduk semakin bertambah, sedangkan luas dunia tetap segitu saja. Karena ketersediaan lahan untuk manusia bertempat tinggal sangat terbatas, sehingga perlu membuka lahan baru untuk pemukiman penduduk. Tidak hanya hutan saja yang menjadi sasaran pembukaan lahan baru, lahan pertanian yang produktifpun tidak luput dari sasaran. Tidak usah jauh-jauh, coba tengok di sekitar kita. Sudah berapa banyak lahan pertanian yang habis untuk dibuat perumahan. Memang, rumah sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Namun jika tidak dikelola dengan bijaksana, justru akan menimbulkan masalah lain yang tidak kalah pentingnya.
Dengan mencaplok lahan pertanian produktif untuk dijadikan perumahan, secara otomatis akan berimbas pada semakin berkurangnya hasil pertanian. Padahal jumlah populasi manusia semakin bertambah yang tentu saja kebutuhan pangan manusia juga akan semakin naik. Melihat kenyataan ini, dunia akan memasuki tahap krisis pangan. Sehingga para ahli pangan dunia, sudah jauh-jauh hari berpikir keras untuk mencari sumber makanan lainnya. Salah satu sumber makanan yang bisa dijadikan pengganti adalah serangga. Serangga? Memang sebagian dari kita mungkin menganggap hal itu sebagai sesuatu yang menjijikan. Padahal kandungan gizi serangga terbukti tinggi dan menyehatkan untuk dikonsumsi. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia menjadikan serangga sebagai makanan utama. Sebagai bahan rujukan, berikut kabar dari organisasi dunia FAO:
Dengan mencaplok lahan pertanian produktif untuk dijadikan perumahan, secara otomatis akan berimbas pada semakin berkurangnya hasil pertanian. Padahal jumlah populasi manusia semakin bertambah yang tentu saja kebutuhan pangan manusia juga akan semakin naik. Melihat kenyataan ini, dunia akan memasuki tahap krisis pangan. Sehingga para ahli pangan dunia, sudah jauh-jauh hari berpikir keras untuk mencari sumber makanan lainnya. Salah satu sumber makanan yang bisa dijadikan pengganti adalah serangga. Serangga? Memang sebagian dari kita mungkin menganggap hal itu sebagai sesuatu yang menjijikan. Padahal kandungan gizi serangga terbukti tinggi dan menyehatkan untuk dikonsumsi. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia menjadikan serangga sebagai makanan utama. Sebagai bahan rujukan, berikut kabar dari organisasi dunia FAO:
Quote:
Serangga Sebagai Makanan Manusia di Masa Depan
Quote:

Sumber Gambar inilah.com
Quote:
Populasi manusia di dunia sekarang sudah mencapai 8 miliar orang, memberi makan semuanya tentu akan sangat sulit. Para ahli mengklaim jika manusia tidak mempunyai banyak pilihan selain menjadikan serangga, sebagai makanan masa depan.
Awal tahun ini, Organisasi Pangan Dunia (FAO) merilis laporan yang menjelaskan serangga adalah makanan potensial manusia di masa depan. Serangga memiliki keuntungan lebih dibandingkan sumber makanan lain.
Bahkan, FAO sudah memberikan aturan memakan serangga dengan sebutan 'Entomophagy', untuk segera dipopulerkan, demikian lansir NationalGeographic.
Di balik penampilan menjijikannya, serangga memberikan nutrisi setara danging juga sumber protein. Menurut Dennis Oonincx, entomolog dari Wageningen University di Belanda, beternak serangga lebih murah dibanding binatang ternak lain, seperti sapi dan kambing.
"Saran jika memakan serangga lebih efisien sudah sering kami dengar, dan setelah kami melakukan percobaan, hasilnya memang memenuhi harapan."
Entomophagy bagi sebagian orang terdengar aneh, tetapi di selatan Afrika, ulat Mopani menjadi panganan yang populer. Begitu juga di Jepang, serangga air disana menjadi panganan yang khas, bahkan dikemas dengan tampilan bagus.
Di Indonesia, masyarakat Papua sudah memiliki kebiasaan mengonsumsi ulat sagu, bahkan secara mentah-mentah! Jadi, tinggal tunggu waktu sampai diet ini bisa populer di kalangan masyarakat luas. Sumber
Awal tahun ini, Organisasi Pangan Dunia (FAO) merilis laporan yang menjelaskan serangga adalah makanan potensial manusia di masa depan. Serangga memiliki keuntungan lebih dibandingkan sumber makanan lain.
Bahkan, FAO sudah memberikan aturan memakan serangga dengan sebutan 'Entomophagy', untuk segera dipopulerkan, demikian lansir NationalGeographic.
Di balik penampilan menjijikannya, serangga memberikan nutrisi setara danging juga sumber protein. Menurut Dennis Oonincx, entomolog dari Wageningen University di Belanda, beternak serangga lebih murah dibanding binatang ternak lain, seperti sapi dan kambing.
"Saran jika memakan serangga lebih efisien sudah sering kami dengar, dan setelah kami melakukan percobaan, hasilnya memang memenuhi harapan."
Entomophagy bagi sebagian orang terdengar aneh, tetapi di selatan Afrika, ulat Mopani menjadi panganan yang populer. Begitu juga di Jepang, serangga air disana menjadi panganan yang khas, bahkan dikemas dengan tampilan bagus.
Di Indonesia, masyarakat Papua sudah memiliki kebiasaan mengonsumsi ulat sagu, bahkan secara mentah-mentah! Jadi, tinggal tunggu waktu sampai diet ini bisa populer di kalangan masyarakat luas. Sumber
Quote:
Serangga, Bahan Makanan Masa Depan Manusia
Quote:

Sumber Gambar viva.co.id
Quote:
Menurut Food and Agriculture Organisation (FAO), lembaga PBB yang mengelola permasalahan terkait pangan dan pertanian, menyebutkan, kumbang, ulat, dan tawon bisa menjadi makanan miliaran orang di dunia dan membantu menyediakan makanan bagi ternak. Untuk itu, FAO menilai, investasi untuk peternakan serangga yang bisa dimakan perlu ditingkatkan.
“Salah satu cara untuk mengatasi kelangkaan bahan makanan adalah melalui peternakan serangga,” sebut FAO dalam laporannya. Alasannya, FAO menyebutkan, serangga merupakan sumber makanan yang kaya nutrisi dengan tingkat protein tinggi, mengandung lemak, dan mineral lainnya.
Selain itu, serangga juga ada di mana-mana dan dengan cepat bereproduksi. Dibanding hewan lainnya, serangga juga memiliki tingkat rasio pertumbuhan dan dapat dikonversi menjadi makanan yang tinggi, serta tidak banyak mempengaruhi kondisi lingkungan.
Meski demikian, para peneliti dari FAO mengakui bahwa rasa jijik yang ada di kalangan konsumen terhadap serangga tetap merupakan salah satu tantangan terbesar untuk mengadopsi serangga sebagai sumber protein utama khususnya di sebagian negara barat.
Untuk itu, FAO tak lupa memberikan saran bagi industri makanan untuk membantu “meningkatkan status serangga” dengan menyisipkan mereka dalam resep-resep baru dan menghidangkannya dalam menu-menu restoran.
Dalam laporannya, FAO juga mendesak adanya regulasi dan mekanisme yang lebih baik dalam memanfaatkan serangga sebagai makanan karena saat ini serangga tidak mampu bersaing dengan sumber makanan tradisional.
“Penggunaan serangga dalam skala besar sebagai bahan makanan secara teknis sebenarnya memungkinkan, dan sejumlah perusahaan besar di berbagai belahan dunia sudah bisa menjadi pionir,” sebut FAO. Sumber
“Salah satu cara untuk mengatasi kelangkaan bahan makanan adalah melalui peternakan serangga,” sebut FAO dalam laporannya. Alasannya, FAO menyebutkan, serangga merupakan sumber makanan yang kaya nutrisi dengan tingkat protein tinggi, mengandung lemak, dan mineral lainnya.
Selain itu, serangga juga ada di mana-mana dan dengan cepat bereproduksi. Dibanding hewan lainnya, serangga juga memiliki tingkat rasio pertumbuhan dan dapat dikonversi menjadi makanan yang tinggi, serta tidak banyak mempengaruhi kondisi lingkungan.
Meski demikian, para peneliti dari FAO mengakui bahwa rasa jijik yang ada di kalangan konsumen terhadap serangga tetap merupakan salah satu tantangan terbesar untuk mengadopsi serangga sebagai sumber protein utama khususnya di sebagian negara barat.
Untuk itu, FAO tak lupa memberikan saran bagi industri makanan untuk membantu “meningkatkan status serangga” dengan menyisipkan mereka dalam resep-resep baru dan menghidangkannya dalam menu-menu restoran.
Dalam laporannya, FAO juga mendesak adanya regulasi dan mekanisme yang lebih baik dalam memanfaatkan serangga sebagai makanan karena saat ini serangga tidak mampu bersaing dengan sumber makanan tradisional.
“Penggunaan serangga dalam skala besar sebagai bahan makanan secara teknis sebenarnya memungkinkan, dan sejumlah perusahaan besar di berbagai belahan dunia sudah bisa menjadi pionir,” sebut FAO. Sumber
Quote:
10 Serangga yang Bisa Dimakan dan Rasanya Lezat
Spoiler for 10 Serangga yang bisa dimakan:
Quote:
1. Kecoa
Mungkin Anda tak pernah membayangkan sebelumnya, kecoa ternyata biasa dikonsumsi masyarakat Cina sebagai makanan ringan. Goreng kecoa dalam wajan berisi minyak kacang panas, hidangkan setelah sayapnya disingkirkan. Saat Anda mengunyah kecoa goreng tersebut, ledakan krim isi perut mereka akan membuat Anda ketagihan. Di Cina, kecoa juga biasa diternakkan dan dijual ke distributor untuk tujuan pengobatan karena diyakini dapat menyembuhkan penyakit jantung, hati, dan sakit perut.
Mungkin Anda tak pernah membayangkan sebelumnya, kecoa ternyata biasa dikonsumsi masyarakat Cina sebagai makanan ringan. Goreng kecoa dalam wajan berisi minyak kacang panas, hidangkan setelah sayapnya disingkirkan. Saat Anda mengunyah kecoa goreng tersebut, ledakan krim isi perut mereka akan membuat Anda ketagihan. Di Cina, kecoa juga biasa diternakkan dan dijual ke distributor untuk tujuan pengobatan karena diyakini dapat menyembuhkan penyakit jantung, hati, dan sakit perut.
Quote:
2. Belalang
Orang-orang Israel sangat suka mengonsumsi serangga yang satu ini. Belalang akan direndam dalam kaldu dan digulung dengan campuran tepung, ketumbar, bawang putih, dan cabai bubuk. Kemudian belalang digoreng dan disajikan panas-panas. Rasanya renyah, agak manis, dan mirip seperti udang goreng.
Orang-orang Israel sangat suka mengonsumsi serangga yang satu ini. Belalang akan direndam dalam kaldu dan digulung dengan campuran tepung, ketumbar, bawang putih, dan cabai bubuk. Kemudian belalang digoreng dan disajikan panas-panas. Rasanya renyah, agak manis, dan mirip seperti udang goreng.
Quote:
3. Jumile
Biasa disebut juga serangga bau. Di Negara Meksiko, terdapat 300 sampai 550 spesies serangga yang masyarakatnya biasa konsumsi. Jumile termasuk salah satunya. Di sana, jumile dianggap makanan mewah, setara dengan kaviar. Jumile biasa dimasak dengan tortilla atau bisa dihidangkan langsung di atas piring. Rasanya seperti rasa kayu manis yang kuat.
Biasa disebut juga serangga bau. Di Negara Meksiko, terdapat 300 sampai 550 spesies serangga yang masyarakatnya biasa konsumsi. Jumile termasuk salah satunya. Di sana, jumile dianggap makanan mewah, setara dengan kaviar. Jumile biasa dimasak dengan tortilla atau bisa dihidangkan langsung di atas piring. Rasanya seperti rasa kayu manis yang kuat.
Quote:
4. Rayap
Serangga ini sangat kaya akan protein, zat besi, kalsium, dan asam amino. Masyarakat Amerika Selatan dan Afrika biasa mengolah serangga ini dengan cara memanggangnya di atas bara, digoreng dalam minyak goreng, atau bahkan dimakan mentah.
Serangga ini sangat kaya akan protein, zat besi, kalsium, dan asam amino. Masyarakat Amerika Selatan dan Afrika biasa mengolah serangga ini dengan cara memanggangnya di atas bara, digoreng dalam minyak goreng, atau bahkan dimakan mentah.
Quote:
5. Mopane
Serangga yang satu ini tergolong jenis ulat bulu. Di Zimbabwe, ulat mopane biasa dipanen masyarakat setelah diterbangkan badai dari pohon Mopane. Bagian dalam ulat ini akan diperas kemudian dikeringkan. Setelah kering, ulat ini akan dimakan bersama keripik kentang. Ulat Mopane mengandung protein yang setara dengan daging sapi dan rasa yang mirip dengan dendeng.
Serangga yang satu ini tergolong jenis ulat bulu. Di Zimbabwe, ulat mopane biasa dipanen masyarakat setelah diterbangkan badai dari pohon Mopane. Bagian dalam ulat ini akan diperas kemudian dikeringkan. Setelah kering, ulat ini akan dimakan bersama keripik kentang. Ulat Mopane mengandung protein yang setara dengan daging sapi dan rasa yang mirip dengan dendeng.
Quote:
6. Tarantula
Biasa ditemukan di restoran mewah dan pasar tradisional di Kamboja, tarantula dihidangkan dengan cara digoreng terlebih dahulu lalu diberi saus lemon. Kaki mereka renyah seperti udang goreng, sedangkan bagian perut seumpama daging ayam goreng yang sedikit hangus.
Biasa ditemukan di restoran mewah dan pasar tradisional di Kamboja, tarantula dihidangkan dengan cara digoreng terlebih dahulu lalu diberi saus lemon. Kaki mereka renyah seperti udang goreng, sedangkan bagian perut seumpama daging ayam goreng yang sedikit hangus.
Quote:
7. Huhu
Sejenis ulat, biasa dimakan oleh suku Maori, Selandia Baru. Ulat ini kaya akan protein. Penduduk setempat sering memakannya mentah seperti camilan. Namun juga dapat dimasak dengan cara ditumis atau dipanggang.
Sejenis ulat, biasa dimakan oleh suku Maori, Selandia Baru. Ulat ini kaya akan protein. Penduduk setempat sering memakannya mentah seperti camilan. Namun juga dapat dimasak dengan cara ditumis atau dipanggang.
Quote:
8. Kumbang Tai
Di Thailand, kumbang ini biasa digoreng kering dan diberi bumbu berupa kemangi, cabai, serta serai. Faktanya, kumbang tai dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengumpulkan kotoran sapi yang menghasilkan metana.
Di Thailand, kumbang ini biasa digoreng kering dan diberi bumbu berupa kemangi, cabai, serta serai. Faktanya, kumbang tai dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dengan mengumpulkan kotoran sapi yang menghasilkan metana.
Quote:
9. Serangga Air
Serangga air ini sering tinggal di daerah yang jarang dibersihkan, seperti genangan air. Di Bangkok, banyak warung pinggir jalan yang menjualnya dalam bentuk makanan ringan yang telah digoreng terlebih dahulu lalu diberi saus pedas.
Serangga air ini sering tinggal di daerah yang jarang dibersihkan, seperti genangan air. Di Bangkok, banyak warung pinggir jalan yang menjualnya dalam bentuk makanan ringan yang telah digoreng terlebih dahulu lalu diberi saus pedas.
Quote:
10. Kalajengking
Di Cina, Kalajengking dimasak dengan cara dipanggang, digoreng, dibakar, atau bahkan mentah. Di pasar tradisional, banyak dijual sate tusuk kalajengking goreng yang rasanya mirip udang goreng.
Di Cina, Kalajengking dimasak dengan cara dipanggang, digoreng, dibakar, atau bahkan mentah. Di pasar tradisional, banyak dijual sate tusuk kalajengking goreng yang rasanya mirip udang goreng.
Quote:
Menghadapi krisis pangan dunia, sudah siapkah kita untuk mengkonsumsi serangga?
Quote:
Mampir ke trit ane yg lain:
Spoiler for Trit ane yg lain:
[Keren Gansis] Seni Memahat Di Ujung Pensil Karya Salavat Fidai
[Keren Plus Ngeri] Di Peru Ada Hotel Unik yang Menggantung Di Tebing
Desainer Grafis ini Mencocokkan Warna Pantone dengan Objek Kecil Di sekitarnya
[Inspirasi Bagi yang Mau Bikin Partai] Partai Politik Paling Aneh Di Dunia
Kontroversi Merek Pakaian GAP, Benarkah Singkatan dari Gay and Proud?
Berbagai Rilisan Musik Paling Unik yang Pernah Dilakukan oleh Musisi Indonesia
Mengenal BACA, Organisasi Moge Pelindung Anak Kecil Korban Penganiayaan
ECO WASH, Usaha Laundry Ramah Lingkungan ala Mahasiswa UMY
Seniman Graffiti Ini Senang Ngerjain yang Punya 'Kanvas'
Demam Terminator, Twitter Sarah Connor Kebanjiran Komen yang Salah Fokus
[Kabar Duka] Avril Lavigne Lumpuh Sejak Oktober 2014 Karena Digigit Kutu
Berbagai Hal yang Bisa Dilakukan Ketika Gansis Punya Minion
Lucunya Tingkah Overprotektif Orang India yang Konyol dan Kebangetan
Beginilah Jadinya Kalo Raptor di Jurassic World Diganti Binatang Lain
Mengenang Konser Bon Jovi 1995 di Jakarta, Akankah Kesuksesannya Terulang Lagi?
[Keren Plus Ngeri] Di Peru Ada Hotel Unik yang Menggantung Di Tebing
Desainer Grafis ini Mencocokkan Warna Pantone dengan Objek Kecil Di sekitarnya
[Inspirasi Bagi yang Mau Bikin Partai] Partai Politik Paling Aneh Di Dunia
Kontroversi Merek Pakaian GAP, Benarkah Singkatan dari Gay and Proud?
Berbagai Rilisan Musik Paling Unik yang Pernah Dilakukan oleh Musisi Indonesia
Mengenal BACA, Organisasi Moge Pelindung Anak Kecil Korban Penganiayaan
ECO WASH, Usaha Laundry Ramah Lingkungan ala Mahasiswa UMY
Seniman Graffiti Ini Senang Ngerjain yang Punya 'Kanvas'
Demam Terminator, Twitter Sarah Connor Kebanjiran Komen yang Salah Fokus
[Kabar Duka] Avril Lavigne Lumpuh Sejak Oktober 2014 Karena Digigit Kutu
Berbagai Hal yang Bisa Dilakukan Ketika Gansis Punya Minion
Lucunya Tingkah Overprotektif Orang India yang Konyol dan Kebangetan
Beginilah Jadinya Kalo Raptor di Jurassic World Diganti Binatang Lain
Mengenang Konser Bon Jovi 1995 di Jakarta, Akankah Kesuksesannya Terulang Lagi?
Quote:
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
NANTIKAN TRIT ANE BERIKUTNYA
Diubah oleh ibnutiangfei 21-07-2015 07:57
0
3.3K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan