REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI
Jakarta periode 1992-1997, Soerjadi Soedirdja
menerima kunjungan Wakil Gubernur DKI Jakarta,
Djarot Saiful Hidayat dan Sekertaris Daerah,
Saefullah di Cipete, Jakarta Selatan, Jumat (17/7)
.
Kepada Djarot dan Saefullah, Soerjadi
menceritakan pengalaman semasa menjadi orang
nomor satu DKI. Meski kondisinya tidak seprima
dahulu, Soerjadi tetap bersemangat bercerita.
"Saya suka rutin selama tiga sampai empat hari
di luar. Kami melakukan kumpul dengan tokoh
masyarakat, mendengarkan apa yang diinginkan,"
ujar Soerdija, di kediamannya Cipete, Jakarta
Selatan, Jumat (17/7).
Kemudian ia melanjutkan rutinitasnya setiap
Jumat untuk pergi shalat berjamaah bersama
warga. Ia pun mengaku sudah terbiasa kerja di
luar kantor.
"Wah ternyata zaman blusukan itu sudah ada dari
zaman Pak Soerdija, bukan Pak Jokowi," ujar
Djarot sambil tertawa.
Saefullah pun bercerita semasa Soerdija masih
menjadi Gubernur, ia masih menjadi kepala Rukun
Warga (RW). Akan tetapi, Soerdija tidak mampu
mengingat Saefullah.
Selain itu, Soerdija juga bercerita tentang
memberikan pendidikan sekolah keahlian bagi
anak-anak Jakarta. Ada yang kemudian menjadi
sopir, penjaga toko dan lainnya.
Tak berapa lama, waktu menunjukkan saatnya
ibadah Shalat Jumat. Djarot dan istrinya, Happy
Farida beserta Sekda beserta istri meninggalkan
kediaman Gubernur DKI yang ke-13 ini.
"Saya sangat berterima kasih atas kunjungannya.
Siapa pun yang akan menjadi Gubernur dan Wakil
Gubernur dengan orientasi meningkatkan harkat
dan derajat manusia pasti saya dukung," ujar
Soerjadi menutup pembicaraan.
link
Ternyata dewa nastak cuma plagiator. Pemimpin kw yg dipoles sama nastak