- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Indra Sjafri: Negara Kalah, Saya Berhenti Melatih


TS
wong.edan.utd10
Indra Sjafri: Negara Kalah, Saya Berhenti Melatih
Quote:
Indopos.co.id– PSSI kian terpojok. Sikap arogan dan sewenang-wenang ala koboi yang dipertontonkan PSSI selama ini mulai berimbas. Satu per satu, klub ISL maupun Divisi Utama yang sebelumnya loyal pada induk federasi sepak bola tanah air ini mulai terkikis. Bali United, sebagai salah satu klub ISL yang makin diperhitungkan di kancah sepak bola tanah air bahkan mulai menghembuskan suara untuk mengabaikan segala bentuk “intervensi” PSSI.
Seperti diketahui, sejak dibekukan Kemenpora, lembaga pimpinan La Nyalla Mattaliti terus menebar teror kepada pengelola klub. Beberapa klub Divisi Utama bahkan mengaku mendapat larangan dari PSSI untuk mengikuti turnamen yang digelar Kemenpora melalui Tim Transisi. Akibatnya, banyak pengelola klub pun ragu untuk menyatakan kesiapannya mengikuti turnamen yang digagas Tim Transisi.
Terkait larangan mengikuti kompetisi tersebut, Pelatih Kepala sekaligus Manajer Bali United Indra Sjafri balik melakukan perlawanan. “Apa pun bentuk turnamennya, mau siapa pun yang ngadain, kita akan ikuti, mau diancam bagaimana, pasti saya lawan,” tegas Indra Sjafri, saat bertandang ke markas Bali Express Radar Bali Group (grup www.indopos.co.id), beberapa waktu lalu.
Menurutnya, lantaran sudah dianggap tak mampu menggelar turnamen maupun kompetisi, PSSI tak berhak lagi melarang klub-klub untuk mencari nafkah lewat turnamen. “Adakan dong turnamen, kita sudah keluar duit ratusan juta tidak ada kompetisi, rugi kita,” ujarnya. Menurutnya, masalah yang membelit PSSI saat ini merupakan persoalan pribadi yang tak seharusnya mengorbankan klub di bawah. “Dia (PSSI, Red) tidak bisa selesaikan masalah mereka sendiri dengan pemerintah lalu paksa kita ikuti mereka, itu urusan dia sendiri,” imbuhnya.
Terlebih, lanjut eks Pelatih Timnas U-19 ini, penyelenggara turnamen tak lain adalah negara sendiri, sehingga tak sewajarnya ditentang. “Jangan kita mau ikut turnamen Banyuwangi, mau ikut Piala Kemerdekaan dia larang, yang ngadain kan negara kita sendiri, kenapa nggak boleh,” papar Coach Indra.
Lebih jauh, Indra Sjafri juga langsung melontarkan dukungannya kepada Kemenpora RI. “Kemarin saya bertemu dengan Menpora, katanya kalau jadi FIFA ke Indonesia, saya bilang, FIFA mau nggak mengakomodir nilai-nilai kebangsaan kita, kalau tidak ngapain, masak kita mau diatur sama FIFA,” tuturnya. Pihaknya pun berharap, semua elemen, termasuk kalangan media mendukung negara, dalam hal ini Kemenpora. “Media harus support itu, jangan dilemahkan negara kita, kalau negara kalah, saya katakan akan berhenti melatih sepak bola,” tegas Indra Sjafri.
Soal sikap keras kepala yang terus-menerus diperagakan PSSI, Indra Sjafri juga tak menggubrisnya, menyusul ketidakmampuan PSSI untuk menaungi klub-klub tanah air saat ini. ”PSSI itu kan hanya bagian kecil dari negara, PKI juga dulu berkuasa, tapi tetap dibubarin orang,” sindirnya.
Pihaknya pun menyebut apa yang dilakukan Kemenpora saat ini bukan merupakan intervensi yang merusak tatanan sepak bola. “Kalau pemerintah minta pertandingan jadi 2 x 25 menit, kalau lebar gawang harus diperkecil, kalau Jokowi datang lalu pertandingan harus berhenti, itu tidak bisa, itu namanya statuta FIFA. Tapi kalau pemain harus bayar pajak, itu nggak salah, di statuta FIFA juga ada lho, pemain harus bayar pajak,” ulas pelatih asal Padang, Sumatera Barat ini. (yog/Bali Ekspress)
Seperti diketahui, sejak dibekukan Kemenpora, lembaga pimpinan La Nyalla Mattaliti terus menebar teror kepada pengelola klub. Beberapa klub Divisi Utama bahkan mengaku mendapat larangan dari PSSI untuk mengikuti turnamen yang digelar Kemenpora melalui Tim Transisi. Akibatnya, banyak pengelola klub pun ragu untuk menyatakan kesiapannya mengikuti turnamen yang digagas Tim Transisi.
Terkait larangan mengikuti kompetisi tersebut, Pelatih Kepala sekaligus Manajer Bali United Indra Sjafri balik melakukan perlawanan. “Apa pun bentuk turnamennya, mau siapa pun yang ngadain, kita akan ikuti, mau diancam bagaimana, pasti saya lawan,” tegas Indra Sjafri, saat bertandang ke markas Bali Express Radar Bali Group (grup www.indopos.co.id), beberapa waktu lalu.
Menurutnya, lantaran sudah dianggap tak mampu menggelar turnamen maupun kompetisi, PSSI tak berhak lagi melarang klub-klub untuk mencari nafkah lewat turnamen. “Adakan dong turnamen, kita sudah keluar duit ratusan juta tidak ada kompetisi, rugi kita,” ujarnya. Menurutnya, masalah yang membelit PSSI saat ini merupakan persoalan pribadi yang tak seharusnya mengorbankan klub di bawah. “Dia (PSSI, Red) tidak bisa selesaikan masalah mereka sendiri dengan pemerintah lalu paksa kita ikuti mereka, itu urusan dia sendiri,” imbuhnya.
Terlebih, lanjut eks Pelatih Timnas U-19 ini, penyelenggara turnamen tak lain adalah negara sendiri, sehingga tak sewajarnya ditentang. “Jangan kita mau ikut turnamen Banyuwangi, mau ikut Piala Kemerdekaan dia larang, yang ngadain kan negara kita sendiri, kenapa nggak boleh,” papar Coach Indra.
Lebih jauh, Indra Sjafri juga langsung melontarkan dukungannya kepada Kemenpora RI. “Kemarin saya bertemu dengan Menpora, katanya kalau jadi FIFA ke Indonesia, saya bilang, FIFA mau nggak mengakomodir nilai-nilai kebangsaan kita, kalau tidak ngapain, masak kita mau diatur sama FIFA,” tuturnya. Pihaknya pun berharap, semua elemen, termasuk kalangan media mendukung negara, dalam hal ini Kemenpora. “Media harus support itu, jangan dilemahkan negara kita, kalau negara kalah, saya katakan akan berhenti melatih sepak bola,” tegas Indra Sjafri.
Soal sikap keras kepala yang terus-menerus diperagakan PSSI, Indra Sjafri juga tak menggubrisnya, menyusul ketidakmampuan PSSI untuk menaungi klub-klub tanah air saat ini. ”PSSI itu kan hanya bagian kecil dari negara, PKI juga dulu berkuasa, tapi tetap dibubarin orang,” sindirnya.
Pihaknya pun menyebut apa yang dilakukan Kemenpora saat ini bukan merupakan intervensi yang merusak tatanan sepak bola. “Kalau pemerintah minta pertandingan jadi 2 x 25 menit, kalau lebar gawang harus diperkecil, kalau Jokowi datang lalu pertandingan harus berhenti, itu tidak bisa, itu namanya statuta FIFA. Tapi kalau pemain harus bayar pajak, itu nggak salah, di statuta FIFA juga ada lho, pemain harus bayar pajak,” ulas pelatih asal Padang, Sumatera Barat ini. (yog/Bali Ekspress)
SUMBER : http://www.indopos.co.id/2015/06/indra-sjafri-negara-kalah-saya-berhenti-melatih.html
Sementara itu
Quote:
Bola.net - Tekad Tim Transisi yang dibentuk Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menggelar Piala Kemerdekaan semakin kencang. Hal tersebut seiring reaksi positif yang diperlihatkan klub-klub calon peserta.
Anggota Tim Transisi, Cheppy Wartono, mengaku jika sejauh ini sudah ada 22 klub yang mengembalikan formulir. Ditegaskannya, Tim Transisi membatasi jumlah peserta turnamen, yakni 30 klub Divisi Utama.
"Berapa pun klub yang masuk, kami akan tetap jalan. Kami tetap jalan sesuai prinsip, mau 12 atau 14 asal memenuhi persyaratan," katanya.
Rencananya, Piala Kemerdekaan akan digulirkan pada 24 Juli. Dilanjutkan Cheppy Wartono, bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan berapa pun klub yang akan ikut serta. (esa/gia)
Anggota Tim Transisi, Cheppy Wartono, mengaku jika sejauh ini sudah ada 22 klub yang mengembalikan formulir. Ditegaskannya, Tim Transisi membatasi jumlah peserta turnamen, yakni 30 klub Divisi Utama.
"Berapa pun klub yang masuk, kami akan tetap jalan. Kami tetap jalan sesuai prinsip, mau 12 atau 14 asal memenuhi persyaratan," katanya.
Rencananya, Piala Kemerdekaan akan digulirkan pada 24 Juli. Dilanjutkan Cheppy Wartono, bahwa pihaknya tidak mempermasalahkan berapa pun klub yang akan ikut serta. (esa/gia)
http://www.bola.net/indonesia/sudah-...an-2d6706.html
#salam lumrah
#sudah waktunya kapten

0
14.7K
Kutip
105
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan