- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kronologi penyerangan Mushola dan pelarangan Sholat Ied oleh GIDI di Papua


TS
dehadaw
Kronologi penyerangan Mushola dan pelarangan Sholat Ied oleh GIDI di Papua
Jakarta - Sekitar 70 orang melakukan
penyerangan terhadap warga saat salat Id di
Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. Menurut
Polri, mereka meneriaki warga agar tidak
menunaikan salat Id.
"Pada saat warga muslim akan melaksanakan
Salat Id, kan datang sekelompok massa (70
orang) memprovokasi. Bentuk provokasinya
berupa teriakan. Intinya, mereka menolak agar
tidak ada kegiatan Salat Id," kata Kepala Bagian
Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes
Suharsono saat dihubungi, Sabtu (18/7/2015).
Aparat yang sudah berjaga di lokasi saat itu
berupaya menghalau, tapi penyerang malah
anarkistis. Malah beberapa orang diantaranya
mulai melempari aparat dengan batu ketika
umat muslim berhamburan lari.
"Pukul 07.05 WIT mulai ada yang melempari
batu. Pukul 07.10 WIT ada yang merusak kios
dan masjid. Mereka dibubarkan tidak mau,
mereka malah ngejar-ngejar polisi,"
sambungnya.
Untuk membubarkan massa yang kian anarkis,
polisi mulai menembak ke udara lalu ke tanah.
Menyoal belasan orang yang terkena tembakan,
Suharsono belum bisa memastikannya jenis
peluru yang digunakan.
"Sudah ada 5 orang yang diperiksa dari
kelompok yang melakukan salat. Kalau dari
yang nyerang sekarang sedang berjalan," tutup
Suharsono.
Suharsono menyebut ada surat beredar yang
meminta tidak ada kegiatan salat Id. Surat ini
berasal dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI).
"Ada edaran pemberitahuan soal menolak
kegiatan Salat Id dari GIDI. Bentuknya edaran,"
sambungnya.
Polisi masih menyelidiki beredarnya surat
termasuk kaitannya dengan penyerangan pada
Jumat (17/7).
"Kita serahkan kepada penyidik di sana,
tepatnya kena pasal yang mana saja," ujar
Suharsono.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Papua
Kombes Patridge Renwarin menjelaskan, GIDI
mengeluarkan surat berisi imbauan yang
meminta agar tidak ada kegiatan agama karena
berlangsungnya kegiatan GIDI.
"Dalam surat mereka meminta ke umat muslim
Tolikara tidak boleh Salat Id, karena pada saat
yang bersama berlangsung hari kegiatan ulang
tahun gereja mereka. Surat ini ditembuskan ke
Polres, instansi gereja, pengurus masjid dan
tokoh agama," terang dia saat dikonfirmasi,
hari ini.
Hingga saat ini, polisi sudah memeriksa 5 orang
saksi yang jadi korban penyerangan.
http://m.detik.com/news/berita/2971276/kronologi-penyerangan-warga-di-tolikara-versi-polri
penyerangan terhadap warga saat salat Id di
Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua. Menurut
Polri, mereka meneriaki warga agar tidak
menunaikan salat Id.
"Pada saat warga muslim akan melaksanakan
Salat Id, kan datang sekelompok massa (70
orang) memprovokasi. Bentuk provokasinya
berupa teriakan. Intinya, mereka menolak agar
tidak ada kegiatan Salat Id," kata Kepala Bagian
Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes
Suharsono saat dihubungi, Sabtu (18/7/2015).
Aparat yang sudah berjaga di lokasi saat itu
berupaya menghalau, tapi penyerang malah
anarkistis. Malah beberapa orang diantaranya
mulai melempari aparat dengan batu ketika
umat muslim berhamburan lari.
"Pukul 07.05 WIT mulai ada yang melempari
batu. Pukul 07.10 WIT ada yang merusak kios
dan masjid. Mereka dibubarkan tidak mau,
mereka malah ngejar-ngejar polisi,"
sambungnya.
Untuk membubarkan massa yang kian anarkis,
polisi mulai menembak ke udara lalu ke tanah.
Menyoal belasan orang yang terkena tembakan,
Suharsono belum bisa memastikannya jenis
peluru yang digunakan.
"Sudah ada 5 orang yang diperiksa dari
kelompok yang melakukan salat. Kalau dari
yang nyerang sekarang sedang berjalan," tutup
Suharsono.
Suharsono menyebut ada surat beredar yang
meminta tidak ada kegiatan salat Id. Surat ini
berasal dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI).
"Ada edaran pemberitahuan soal menolak
kegiatan Salat Id dari GIDI. Bentuknya edaran,"
sambungnya.
Polisi masih menyelidiki beredarnya surat
termasuk kaitannya dengan penyerangan pada
Jumat (17/7).
"Kita serahkan kepada penyidik di sana,
tepatnya kena pasal yang mana saja," ujar
Suharsono.
Sebelumnya Kabid Humas Polda Papua
Kombes Patridge Renwarin menjelaskan, GIDI
mengeluarkan surat berisi imbauan yang
meminta agar tidak ada kegiatan agama karena
berlangsungnya kegiatan GIDI.
"Dalam surat mereka meminta ke umat muslim
Tolikara tidak boleh Salat Id, karena pada saat
yang bersama berlangsung hari kegiatan ulang
tahun gereja mereka. Surat ini ditembuskan ke
Polres, instansi gereja, pengurus masjid dan
tokoh agama," terang dia saat dikonfirmasi,
hari ini.
Hingga saat ini, polisi sudah memeriksa 5 orang
saksi yang jadi korban penyerangan.
http://m.detik.com/news/berita/2971276/kronologi-penyerangan-warga-di-tolikara-versi-polri
Diubah oleh dehadaw 20-07-2015 05:18
0
8.1K
51


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan