- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Idul Fitri di Pesantren Al-Fatah, Pesantren Bagi Transgender Muslim Yang Tersisihkan


TS
ini.berita
Idul Fitri di Pesantren Al-Fatah, Pesantren Bagi Transgender Muslim Yang Tersisihkan

Transgender, istilah yang relatif baru di Indonesia, dulunya dikenal dengan sebutan Wadam, atau wanita Adam, atau Waria, Wanita Pria. Banyak di kalangan mereka berpendapat bahwa hanya tubuh mereka yang pria, tetapi jiwa mereka sesungguhnya adalah wanita.
Di tengah masih luasnya penyisihan oleh sementara kalangan masyarakat akan kehadiran mereka, termasuk dari kalangan agama, di Yogyakarta para transgender Muslim menemukan oase di sebuah pesantren bernama Al-Fatah. Pesantren ini secara teratur menjadi pertemuan sesama mereka untuk salat dan mendengar ceraham tentang Islam.
Menurut Stephen Suleeman, Dosen Sekolah Tinggi Teologia (STT) Jakarta yang banyak terjun dan mendalami isu-isu LGBT (Lesbian, Gay, Bisexsual and Transgender), seperti jutaan umat Islam di seluruh dunia yang juga mengambil bagian dalam puasa, selama Ramadan para trasngender itu pun menjauhkan diri dari makanan dan minuman di siang hari. Mereka juga mendengarkan dengan tekun ketika Al Quran dibacakan. Mereka juga mengunjungi makam kerabat dan transgender lainnya yang sudah meninggal.
Ketika matahari terbenam, mereka berbuka puasa bersama seperti sebuah keluarga di Al-Fatah, satu dari sedikit pusat spiritual yang memberikan ruang bagi orang-orang dari 'jenis kelamin ketiga.'
The Huffington Post, selain majalah Time, menampilkan foto-foto para transgender itu ketika menjalani bulan Ramadan menyambut Idul Fitri, yang ditampilkan ulang di sini. Pesantren Al Fatah, didirikan oleh waria bernama Maryani, yang tujuannya untuk membantu sesama waria Muslim berkumpul dan beribadah dengan bebas.
Menurut Stephen Suleeman kepada Huffington Post, waria yang terlihat populer dalam budaya pop Indonesia, sesungguhnya sering menjadi korban diskriminasi di dunia nyata. Mereka belum diterima oleh masyarakat Indonesia yang lebih luas, kata Suleeman.
"Mereka muncul dalam berita, film, pada komedi TV, dll," kata Suleeman, yang di STT mengelola program yang berkaitan dengan isu-isu LGBT. "Tapi hanya sebagai penghibur. Orang belum memberi mereka status penuh secara sama dengan dua jenis kelamin lainnya," kata dia dalam jawaban melalui surat elektronik.
Berikut ini aktivitas para transgender itu, sebagaimana ditangkap oleh kamera fotografer purnawaktu, Ulet Ifansasti.

Shinta Ratri, seorang waria yang memimpin asrama waria di pesantren Al Fatah, sedang solat

Jamaah Al Fatah salat pada bulan Ramadan 2015

Pesantren Al Fatah merupakan oase bagi transgender yang sering tersisihkan

Penduduk mayoritas Indonesia adalah Muslim, tetapi transgender Muslim sering tidak memiliki tempat untuk beribadah, kecuali di satu dari sedikit pesantren yang menerima mereka, seperti pesantren Al Fatah

Salat bersama para trasngender Yogya

Para transgender berbuka puasa bersama

Inez merias diri di pesantren Al Fatah

Inez khusyuk dalam doa
sumber
0
5.2K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan