- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tebar Pesona Anak SD saat Ramadhan


TS
bachtiar.ek
Tebar Pesona Anak SD saat Ramadhan
Kalian yang pernah mengenyam pendidikan SD pasti pernah tahu dengan yang namanya "Buku Laporan kegiatan Bulan Ramadhan". Buku tipis yang seakan tak berharga, namun wajib dibeli dimiliki oleh setiap siswa.
Buku ini berisi daftar laporan kegiatan selama bulan Ramadhan yang harus diisi sendiri oleh siswa. Mulai dari kerajinan menunaikan ibadah puasa, salat wajib, tarawih, tadarus, bahkan sampai laporan catatan ceramah di masjid tempat siswa tinggal.
Data laporan di buku ini sejatinya bisa saja diisi dengan laporan palsu. Hanya saja ada beberapa kolom yang tidak bisa dipalsukan karena harus disertai dengan tanda tangan pendukung. Salah satunya adalah kolom kegiatan salat tarawih yang keikutsertaanya harus dibuktikan dengan tanda tangan sang imam salat.
Selain menjadi parameter keaktifan siswa di mata para guru, buku ini nampaknya juga menjadi ajang pamer kesolehan oleh para pemiliknya. Yang rajin ikut tarawih sering kali petentang-petenteng memamerkan buku laporan-nya yang penuh dengan paraf Imam Salat.
Sedangkan yang sering blong salat tarawihnya mau tak mau hanya bisa diam dan nrimo. Dan ya, dulu saya termasuk dalam golongan siswa yang banyak diam dan nrimo itu.
Dengan kondisi seperti itu, maka jangan heran jika waktu SD dulu, tanda tangan imam salat menjadi sesuatu yang berharga dan pantas untuk diperjuangkan. Ini bukan sekedar soal tanda tangannya, tapi ini juga soal gengsi dan prestise.
Saking pentingnya tanda tangan imam salat ini, sampai-sampai dulu sewaktu SD, banyak siswa putra yang menjadikan tanda tangan pak imam sebagai bahan untuk menarik perhatian siswa putri. Bukan, bukan dengan cara dipamerkan, melainkan dengan cara memintakan.
Jadi maksudnya, para siswa berusaha memintakan tanda tangan pak imam untuk sang siswi pujaan.
"Udah, nanti malam kamu ndak usah salat tarawih, biar aku saja yang mintain tanda tangan pak imam buat kamu!" begitu rayu sang siswa putra kepada siswi putri pujaan hati, berlagak sok pahlawan . Begitu pula dengan saya.
Dan, kebetulan dulu satu kelas, para siswa putranya (termasuk saya) menyukai siswi yang sama, si siswi tersebut memang dikenal sebagai siswi yang paling cantik di kelas, sehingga kami para siswa putra kerap berebut hanya untuk memintakan tanda tangan Sang Imam Salat.
Saya sering geli sendiri kalau harus membayangkan masa-masa itu. Saya tak menyangka, ternyata saya sudah jadi pria ganjen semenjak SD. Rasanya sungguh menggelikan.
Hehe..., mungkin hanya bulan Ramadhan yang bisa membuat tanda tangan imam salat menjadi lebih romantis ketimbang bunga mawar atau coklat.

Buku ini berisi daftar laporan kegiatan selama bulan Ramadhan yang harus diisi sendiri oleh siswa. Mulai dari kerajinan menunaikan ibadah puasa, salat wajib, tarawih, tadarus, bahkan sampai laporan catatan ceramah di masjid tempat siswa tinggal.
Data laporan di buku ini sejatinya bisa saja diisi dengan laporan palsu. Hanya saja ada beberapa kolom yang tidak bisa dipalsukan karena harus disertai dengan tanda tangan pendukung. Salah satunya adalah kolom kegiatan salat tarawih yang keikutsertaanya harus dibuktikan dengan tanda tangan sang imam salat.
Selain menjadi parameter keaktifan siswa di mata para guru, buku ini nampaknya juga menjadi ajang pamer kesolehan oleh para pemiliknya. Yang rajin ikut tarawih sering kali petentang-petenteng memamerkan buku laporan-nya yang penuh dengan paraf Imam Salat.

Sedangkan yang sering blong salat tarawihnya mau tak mau hanya bisa diam dan nrimo. Dan ya, dulu saya termasuk dalam golongan siswa yang banyak diam dan nrimo itu.

Dengan kondisi seperti itu, maka jangan heran jika waktu SD dulu, tanda tangan imam salat menjadi sesuatu yang berharga dan pantas untuk diperjuangkan. Ini bukan sekedar soal tanda tangannya, tapi ini juga soal gengsi dan prestise.

Saking pentingnya tanda tangan imam salat ini, sampai-sampai dulu sewaktu SD, banyak siswa putra yang menjadikan tanda tangan pak imam sebagai bahan untuk menarik perhatian siswa putri. Bukan, bukan dengan cara dipamerkan, melainkan dengan cara memintakan.

Jadi maksudnya, para siswa berusaha memintakan tanda tangan pak imam untuk sang siswi pujaan.
"Udah, nanti malam kamu ndak usah salat tarawih, biar aku saja yang mintain tanda tangan pak imam buat kamu!" begitu rayu sang siswa putra kepada siswi putri pujaan hati, berlagak sok pahlawan . Begitu pula dengan saya.

Dan, kebetulan dulu satu kelas, para siswa putranya (termasuk saya) menyukai siswi yang sama, si siswi tersebut memang dikenal sebagai siswi yang paling cantik di kelas, sehingga kami para siswa putra kerap berebut hanya untuk memintakan tanda tangan Sang Imam Salat.
Saya sering geli sendiri kalau harus membayangkan masa-masa itu. Saya tak menyangka, ternyata saya sudah jadi pria ganjen semenjak SD. Rasanya sungguh menggelikan.
Hehe..., mungkin hanya bulan Ramadhan yang bisa membuat tanda tangan imam salat menjadi lebih romantis ketimbang bunga mawar atau coklat.


0
1.7K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan