Kita cenderung beranggapan bahwa masjid beratap kubah adalah yang paling Islami. Padahal kubah tidaklah identik dengan Islam. Kubah juga belum dikenal pada masa Nabi Muhammad. Banyak umat Islam maupun non muslim yang meyakini bahwa kubah (Inggris=dome) adalah warisan asli budaya Islam.

Saat ini kubah memang sangat identik dengan masjid atau tempat ibadah umat Islam. Padahal dalam sejarahnya, kubah bukanlah berasal dan berakar dari arsitektur Islam. Ajaran Islam tak membawa secara langsung tradisi budaya fisik. Meski begitu, perkembangan yang ada membuat kubah menjadi salah satu komponen terpenting dalam pembangunan masjid.

Arsitek terkemuka Profesor K.A.C. Cresswell dalam Early Muslim Architecture, mengatakan bentuk pertama Masjid Madinah (Masjid Nabawi) belum menggunakan kubah. Desain masjid pertama umat Islam itu sangat sederhana, “hanya berbentuk segi empat dengan dinding pembatas di sekelilingnya,” tulis Cresswell.

Namun demikian, bukan berarti bangunan masjid yang tidak memakai kubah menjadi tidak menarik. Tak sedikit masjid yang tak menggunakan kubah sebagai penutup bagian atasnya, tapi tetap memesona. Berikut contoh beberapa masjid tanpa kubah di Indonesia.

1. Masjid Raya Sumatera Barat

Masjid Raya Sumatera Barat dibangun pada tahun 2007. Masjid ini sempat tertunda pembangunannya akibat gempa yang terjadi di tanah minang. Namun pada akhirnya dapat diresmikan pada Februari 2014. Arsitektur Masjid Raya Sumatera Barat ini memakai rancangan yanng dikerjakan oleh arsitek Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain yang juga diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara.

Masjid Raya Sumatera Barat menampilkan arsitektur modern yang tak identik dengan kubah. Atap bangunan menggambarkan bentuk bentangan kain yang digunakan untuk mengusung batu Hajar Aswad. Dengan luas 4.430 meter persegi, lantai dua diperkirakan dapat menampung 5.000-6.000 jemaah.



2. Masjid Agung Demak

Masjid Agung Demak merupakan salah satu masjid yang bersejarah bagi perkembangan Islam di Jawa. Masjid ini dulu merupakan pusat kegiatan Kerajaan Demak. Meski bentuk penutup masjid tak berupa kubah, Masjid Agung Demak tetap mempunyai ciri khas tersendiri. Bangunan Masjid Agung Demak mempunyai unsur kebudayaan Hindu Jawa yang bentuk bangunannya cenderung mirip dengan candi yang runcing ke atas dan bersususun tiga. Hal itu melambangkan Islam, iman, dan ihsan. Jumlah pintunya pun ada lima melambangkan Rukun Islam. Sedangkan jendela yang berjumlah enam menjadi simbolisasi Rukun Iman.

3. Masjid Agung Banten

Masjid Agung Banten merupakan salah satu masjid tertua yang penuh dengan nilai sejarah. Masjid ini dibangun pertama kali oleh Sultan Maulana Hasanuddin (1552-1570), sultan pertama dari Kesultanan Banten. Ia adalah putra pertama dari Sunan Gunung Jati. Masjid ini memiliki karakteristik seperti Masjid Agung Demak yang atapnya tak menggunakan bentuk kubah. tapi hal itu malah menjadi kekhasannya, karena atap bangunan utama yang bertumpuk lima itu menyerupai pagoda China yang juga merupakan karya arsitek China yang bernama Tjek Ban Tjut.

4. Masjid Raya Bani Umar Tangerang

Meski tak mempunyai kubah, tapi masjid ini mempunyai menara setinggi 50 meter yang diklaim menjadi menara tertinggi di Tangerang. Masjid yang juga memiliki gaya arsitektur tak biasa ini dirancang arsitek Fauzan Noe'man. Fauzan mengatakan jika kubah bukanlah unsur yang wajib ada pada masjid. Kompleks Masjid Raya Bani Umar ini berdiri di atas lahan seluas 1,2 hektare dibangun pada 2007 atas prakarsa Hj Karlinah Umar Wirahadikusumah, istri mantan Wakil Presiden Indonesia 1983-1988, Umar Wirahadikusumah.

5. . Masjid Al Irsyad Bandung

Masjid ini merupakan karya arsitek kenamaan Ridwan Kamil yang saat ini menjabat sebagai Wali Kota Bandung. Ridwan Kamil terinspirasi dari Kakbah di Makkah dalam merancang gaya arsitektur masjid ini. Masjid Al Irsyad yang berbentuk kubus tanpa kubah menjadi pembeda dengan masjid pada umumnya. Jika malam tiba, langit-langit masjid dihiasi 99 lampu sebagai simbol asmaul husna. Sebuah bola baja bertuliskan lafaz Allah menjadi Sutrah (penghalang) untuk tempat imam dan jamaah di belakangnya.

6. Masjid Cut Meutia Jakarta

Bangunan masjid ini memang tak menyerupai masjid pada umumnya. Tak ada kubah ataupun menara, kecuali lambang bulan dan bintang yang terdapat di puncak atap bangunan ini. Dalam sejarahnya, bangunan bergaya arsitektur Art Nouveau (tiap sisinya mempunyai dua atau tiga buah kaca jendela) ini memang bukan didirikan sebagai sebuah masjid, melainkan kantor biro arsitek Belanda NV De Bouwpleg, yang membangun wilayah Godangdia. Berangsur-angsur bangunan ini berganti fungsi dari menjadi kantor pos, kantor wali kota, hingga akhirnya menjadi masjid.

7. Masjid Cheng Hoo Surabaya

Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi di Jalan Gading, Ketabang, Genteng, Surabaya. Atau, 1.000 m utara Gedung Balaikota Surabaya. Masjid ini didirikan atas prakarsa para sespuh, penasehat, pengurus PITI, dan pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia Jawa Timur serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya.

Pembangunan masjid ini diawali dengan peletakkan batu pertama 15 Oktober 2001 bertepatan dengan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pembangunannya baru dilaksanakan 10 Maret 2002 dan baru diresmikan pada 13 Oktober 2002.

Warna yang cerah seperti merah, kuning dan hijau membalut bangunan yang terlihat seperti klenteng dari kejauhan. Namun siapa yang menyangka, kalau bangunan ini adalah sebuah masjid. Iya, Masjid Cheng Ho ini memang merupakan perpaduan unik dari China, Timur Tengah dan Jawa di Surabaya. Bagi teman – teman traveler yang sedang singgah di Surabaya bisa mampir untuk mengagumi desainnya yang unik.

Masjid Masjid Cheng Hoo, Surabaya, Jawa Timur ini mampu menampung sekitar 200 jamaah.Nama Cheng Hoo sendiri digunakan sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan segenap muslim di Surabaya dan Indonesia, terhadap Laksamana, bahariawan asal Negeri China yang beragama Islam.

=======

Dikutip dari berbagai sumber


So, siapa bilang Masjid identik dengan kubah gan??