- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
'Tol Laut' Jokowi akan Mempermudah Distribusi Barang Nuantara, terutama asal China?


TS
citox.
'Tol Laut' Jokowi akan Mempermudah Distribusi Barang Nuantara, terutama asal China?
Gebrakan Pemerintahan Jokowi JK
Bertemu Menlu Tiongkok, Jokowi Ajak Hidupkan Kembali Jalur Sutra Maritim
Senin, 3 November 2014 19:49 WIB
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan Tiongkok dalam menghidupkan kembali "jalur sutra" atau jalur perdagangan antara Tiongkok dengan negara-negara lain di Asia. Menurut Jokowi, Indonesia terbuka untuk kerja sama tersebut selama kepentingan nasional bisa terjaga dan menguntungkan bagi rakyat.
"Antara poros maritim dan jalur sutra maritim dan jalur sutra maritim abad 21 ini supaya mereka (Tiongkok) minta bisa di-dealing-kan. Saya kira prinsipnya asal kepentingan nasional kita bisa terjaga dan keuntungan untuk rakyat dan negara juga ada, saya kira kita terbuka," kata Jokowi seusai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/11/2014).
Selain rencana tersebut, Jokowi dan Menlu Tiongkok membicarakan kerja sama pembangunan infrastruktur di Indonesia. Menurut Jokowi, Tiongkok bisa mengerjakan pembangunan sejumlah infrastruktur di Indonesia, seperti pelabuhan, rel kereta api, hingga tol laut yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. "Ya, mereka menunggu apa yang mau mulai dikerjakan," kata Jokowi.
Presiden mengatakan, pembangunan yang paling mendesak bagi Indonesia adalah berkaitan dengan tenaga listrik. Jokowi menerima laporan listrik di Sumatera Selatan mati selama tiga hari. Demikian juga di Sumatera Utara dan di sejumlah wilayah lainnya.
"Ada beberapa yang tadi pagi sudah kita putuskan, misalnya kaya (pembangkit listrik) Asahan itu di-switch bisa keluar sehingga bisa memenuhi kebutuhan tidak hanya di zona industri, tapi juga untuk kebutuhan masyarakat. Dan, juga kita percepat terutama pembangunan power plant listrik di semua tempat," kata Jokowi. Di samping kerja sama, pertemuan Jokowi dengan Menlu Tiongkok menjadi pembuka sebelum pertemuan dalam forum APEC di Beijing nanti.
http://jateng.tribunnews.com/2014/11...-sutra-maritim



Inilah Konsep Tol Laut Ala Jokowi Yang Sebenarnya
01 September 2014, 07:17 WIB

Bisnis.com, SURABAYA—Konsep integrasi sistem logistik laut dan darat yang diusung Presiden terpilih Joko Widodo akan menggabungkan rute berlayar kapal dengan jaringan rel kereta api. Gubernur DKI yang akrab dipanggil Jokowi menguraikan pemikiran tol laut berdasar pada kondisi wilayah perairan yang notabene 2/3 dari luas Indonesia kurang diperhatikan.
Padahal, negara lain yang memiliki luas laut yang dominan pasti mendasarkan infrastruktur perairan. "Makanya kenapa saya usulkan tol laut. Ini bukan jalan tol. Tapi ujung barat sampai timur ada kapal yang lewat terus menerus," jelasnya saat berpidato di Muktamar PKB 2014 di Surabaya, Minggu (31/8/2014) malam. Rute kapal dalam konsep tol laut tersebut meliputi Aceh, Jakarta, Surabaya, Nusa Tenggara, Maluku sampai Papua. Jalur tersebut akan menjadi rute utama, sedangkan distribusi ke kepulauan lain menggunakan kapal-kapal lebih kecil dibanding dengan armada di jalur utama.
Dia menilai bila kapal yang melintas di jalur utama tersebut rutin berlayar maka harga kebutuhan di Papua tidak akan selisih banyak dibanding di Jawa. Paling mahal selisih harga separuhnya, itupun bila sudah di pedalaman. Namun, tanpa jalur distribusi yang baik harga pun berlipat-lipat.
Seperti semen, kata Jokowi, di Jawa Rp60.000-Rp70.000 per sak di pedalaman Papua bisa Rp1 juta-Rp1,5 juta per sak. Kondisi tersebut dinilai sebagai praktik ketidakadilan akibat sistem logistik yang perlu perbaikan. "Kalau bisa dilakukan untuk transportasi yang sekarang 15% dari harga sedangkan negara lain bisa 7%-10%. Artinya kan gede banget ongkosnya, ini harus dibenahi," tambahnya. Bila sistem logistik yang nantinya diintegrasikan dengan sistem logistik nasional ini berjalan maka daya saing produk dalam negeri naik. Pasalnya, biaya logistik murah maka harga produk juga semakin terjangkau.
Sementara di sektor darat, konsep tol laut akan dipadukan dengan jaringan rel kereta api di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Jokowi menghitung kebutuhan pembangunan rel tersebut hanya Rp350 triliun. Kebutuhan dana tersebut bisa saja tidak sepenuhnya dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab dengan perkiraan APBN 2015 sekitar Rp2.019 triliun dan setelah dikurangi pengeluaran untuk pendidikan 20%, bayar utang Rp400 triliun maka sisa untuk proyek ini sedikit. "Kalau tidak APBN ya investasi , nanti dibagi-bagi, kalau tak menguntungkan APBN. Investasi kan cari yang menguntungkan," paparnya sembari menegaskan, asalkan ada niat model integrasi tol laut dengan jaringan kereta api ini pasti bisa diselesaikan.
http://surabaya.bisnis.com/read/2014...ang-sebenarnya
Tol Laut Jokowi-JK, 24 Deep Sea Port Akan Dibangun
Jumat, 26 September 2014 | 17:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Program tol laut pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla direncanakan didukung 24 pelabuhan laut dalam atau deep sea port di penjuru Indonesia. "24 pelabuhan itu ada yang lama, ada yang baru. Artinya, ada yang lama lalu kita perbesar, ada yang bikin baru," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2014).
Jokowi mengatakan bahwa ia akan membagi tol laut itu menjadi dua zona, yakni barat dan timur. Kedua zona jalur distribusi itu masing-masing memiliki satu pelabuhan sebagai pintu masuk. "Kalau di timur, pintu masuknya di Sorong, Papua. Kalau di barat ada juga, saya lupa," ujar Jokowi.
Yang pasti, pelabuhan yang akan menjadi titik masuk itu dipilih atas pertimbangan strategis atau tidaknya titik tersebut dari sejumlah kawasan, misalnya Eropa, Asia Utara, Asia Selatan dan Australia. Selain pertimbangan titik yang strategis, lanjut Jokowi, pemilihan dua pelabuhan itu adalah untuk pemerataan kebutuhan. Strategi ini dipercaya menjadikan harga barang kian terjangkau. Tol laut itu sendiri yakni sistem distribusi barang skala besar yang menggunakan jalur laut. Infrastruktur tol laut yakni kapal berkapasitas besar dan pelabuhan laut dalam.
http://nasional.kompas.com/read/2014....Akan.Dibangun
-------------------------------
Idea dasar konsep 'tol laut' Jokowi sebenarnya sederhana saja, bahwa ketidak-makmuran yang merata di Indonesia (terutama di luar Jawa) adalah akibat distribusi barang yang tidak lancar (terutama dari pusat industri dan pusat pangan di Jawa). Mengapa itu bisa terjadi? Yaaa karena infrastruktur yang menghubungkan perekonomian antar pulau itu masih sangat minim sehingga barang-barang dari Jawa dan Luar Negeri, sulit dapat akses masuk ke wilayah ybs secara langsung dan murah. Jadi solusinya, harus dibangun sarana-sarana pelabuhan laut dan penyiapan kapal angkut yang memadai jumlahnya untuk memperlancar arus barang itu sehingga arus barang dari pusat industri dan pangan di Jawa, mudah mengalir ke luar Jawa sehingga harga barang menjadi murah.
Sebaliknya, luar jawa yang dikenal sebagai pusat penghasil bahan mentah berupa hasil perkebunan dan mineral serta energi, juga akan mudah mengalir ke Jawa dengan konsep 'tol laut' itu. Bahkan arus keluar-masuk (baca export-import) dari luar negeri, seperti dari China misalnya, akan mudah dan murah. Kalau sarana 'tol laut' itu jadi, misalnya pembangunan 24 pelabuhan laut dalam itu berhasil dibuat di seluruh Nusantara, maka bukan hanya barang-barang industri dan pangan saja yang akan mudah mengalir ke Luar jawa itu, tapi bahkan barang-barang impor murah dari China, bisa langsung mensupply daerah-daerah di luar jawa tadi. Tapi otomatis pula, bahan baku sumber daya alam mentah dari luar jawa (produk perkebunan, sawit, batubara, kayu, ikan, migas) akan menjadi mudah di bawa ke pusat-pusat industri di pulau Jawa dan juga ke luar negeri secara langsung (tak perlu lagi harus melalui Surabaya atau Jakarta lagi), termasuk yang langsung export ke China tentunya.
Lalu mengapa China yang paling "bersemangat" membiayai infra struktur 'tol laut' Jokowi itu melalui 'China International Fund (CIF)'? Hal itu juga wajar saja, secara modal, negeri China itu sekarang sedang kebingungan untuk menyalurkan kekayaanya yang sangat besar dalam bentuk portofolio surat berharga yang ditanamkan di AS dan Eropa, ke bentuk investasi baru yang lebih aman dan menguntungkan. Sementara perekonomian di wilayah itu (AS dan Eropa) pada masa ini dan masa depan, ada tanda-tanda akan meredub. Era Atlantik akan digantikan Era PAsific dengan China sebagai lokomotif ekonomi dunia yang baru.
Lalu secara pertimbangan kepentingan ekonomi China dalam jangka panjang. Perekonomian China yang akan menjadi pemimpin dunia dalam 10-20 tahun yad, membutuhkan banyak sekali sumber-sumber energi murah dan bahan baku murah untuk mendukung pertumbuhan sektor industri dan ekonominya. China juga memerlukan pasar yang luas untuk konsumsi barang-barang industrinya itu kelak. Lalu siapa negara yang cocok untuk itu? Yaaa Indonesialah! Bahkan, di masa depan negeri China itu untuk bisa mampu memberi makan nasi dari penduduknya yang akan tembus 2 miliar jiwa itu, sementara dunia akan berhadapan dengan fenomena pemanasan global yang menyebabkan produksi biji-bijian merosot tajam, tak heran kini negeri China sudah mulai berhitung pula akan melakukan investasi "rice estate" besar-besaran di lahan-lahan Indonesia yang masih terbuka lebar, terutama diluar jawa seperti di Sulawesi dan Papua serta Maluku. Untuk semua itu, China di masa depan memerlukan alur lalu-lintas laut yang baik di negeri ini agar kebutuhan pangan dan kebutuhan mahan mentahnya bisa lancar mengalir dari semua pulau-pulau di Indnonesia. Itulah sebenarnya yang dimaksud dengan 'tol laut jalur sutra' baru versi okowi diatas sesungguhnya. Wallahu'alam.
Bertemu Menlu Tiongkok, Jokowi Ajak Hidupkan Kembali Jalur Sutra Maritim
Senin, 3 November 2014 19:49 WIB
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan Tiongkok dalam menghidupkan kembali "jalur sutra" atau jalur perdagangan antara Tiongkok dengan negara-negara lain di Asia. Menurut Jokowi, Indonesia terbuka untuk kerja sama tersebut selama kepentingan nasional bisa terjaga dan menguntungkan bagi rakyat.
"Antara poros maritim dan jalur sutra maritim dan jalur sutra maritim abad 21 ini supaya mereka (Tiongkok) minta bisa di-dealing-kan. Saya kira prinsipnya asal kepentingan nasional kita bisa terjaga dan keuntungan untuk rakyat dan negara juga ada, saya kira kita terbuka," kata Jokowi seusai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/11/2014).
Selain rencana tersebut, Jokowi dan Menlu Tiongkok membicarakan kerja sama pembangunan infrastruktur di Indonesia. Menurut Jokowi, Tiongkok bisa mengerjakan pembangunan sejumlah infrastruktur di Indonesia, seperti pelabuhan, rel kereta api, hingga tol laut yang tersebar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, hingga Papua. "Ya, mereka menunggu apa yang mau mulai dikerjakan," kata Jokowi.
Presiden mengatakan, pembangunan yang paling mendesak bagi Indonesia adalah berkaitan dengan tenaga listrik. Jokowi menerima laporan listrik di Sumatera Selatan mati selama tiga hari. Demikian juga di Sumatera Utara dan di sejumlah wilayah lainnya.
"Ada beberapa yang tadi pagi sudah kita putuskan, misalnya kaya (pembangkit listrik) Asahan itu di-switch bisa keluar sehingga bisa memenuhi kebutuhan tidak hanya di zona industri, tapi juga untuk kebutuhan masyarakat. Dan, juga kita percepat terutama pembangunan power plant listrik di semua tempat," kata Jokowi. Di samping kerja sama, pertemuan Jokowi dengan Menlu Tiongkok menjadi pembuka sebelum pertemuan dalam forum APEC di Beijing nanti.
http://jateng.tribunnews.com/2014/11...-sutra-maritim



Inilah Konsep Tol Laut Ala Jokowi Yang Sebenarnya
01 September 2014, 07:17 WIB

Bisnis.com, SURABAYA—Konsep integrasi sistem logistik laut dan darat yang diusung Presiden terpilih Joko Widodo akan menggabungkan rute berlayar kapal dengan jaringan rel kereta api. Gubernur DKI yang akrab dipanggil Jokowi menguraikan pemikiran tol laut berdasar pada kondisi wilayah perairan yang notabene 2/3 dari luas Indonesia kurang diperhatikan.
Padahal, negara lain yang memiliki luas laut yang dominan pasti mendasarkan infrastruktur perairan. "Makanya kenapa saya usulkan tol laut. Ini bukan jalan tol. Tapi ujung barat sampai timur ada kapal yang lewat terus menerus," jelasnya saat berpidato di Muktamar PKB 2014 di Surabaya, Minggu (31/8/2014) malam. Rute kapal dalam konsep tol laut tersebut meliputi Aceh, Jakarta, Surabaya, Nusa Tenggara, Maluku sampai Papua. Jalur tersebut akan menjadi rute utama, sedangkan distribusi ke kepulauan lain menggunakan kapal-kapal lebih kecil dibanding dengan armada di jalur utama.
Dia menilai bila kapal yang melintas di jalur utama tersebut rutin berlayar maka harga kebutuhan di Papua tidak akan selisih banyak dibanding di Jawa. Paling mahal selisih harga separuhnya, itupun bila sudah di pedalaman. Namun, tanpa jalur distribusi yang baik harga pun berlipat-lipat.
Seperti semen, kata Jokowi, di Jawa Rp60.000-Rp70.000 per sak di pedalaman Papua bisa Rp1 juta-Rp1,5 juta per sak. Kondisi tersebut dinilai sebagai praktik ketidakadilan akibat sistem logistik yang perlu perbaikan. "Kalau bisa dilakukan untuk transportasi yang sekarang 15% dari harga sedangkan negara lain bisa 7%-10%. Artinya kan gede banget ongkosnya, ini harus dibenahi," tambahnya. Bila sistem logistik yang nantinya diintegrasikan dengan sistem logistik nasional ini berjalan maka daya saing produk dalam negeri naik. Pasalnya, biaya logistik murah maka harga produk juga semakin terjangkau.
Sementara di sektor darat, konsep tol laut akan dipadukan dengan jaringan rel kereta api di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Jokowi menghitung kebutuhan pembangunan rel tersebut hanya Rp350 triliun. Kebutuhan dana tersebut bisa saja tidak sepenuhnya dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebab dengan perkiraan APBN 2015 sekitar Rp2.019 triliun dan setelah dikurangi pengeluaran untuk pendidikan 20%, bayar utang Rp400 triliun maka sisa untuk proyek ini sedikit. "Kalau tidak APBN ya investasi , nanti dibagi-bagi, kalau tak menguntungkan APBN. Investasi kan cari yang menguntungkan," paparnya sembari menegaskan, asalkan ada niat model integrasi tol laut dengan jaringan kereta api ini pasti bisa diselesaikan.
http://surabaya.bisnis.com/read/2014...ang-sebenarnya
Tol Laut Jokowi-JK, 24 Deep Sea Port Akan Dibangun
Jumat, 26 September 2014 | 17:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Program tol laut pada pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla direncanakan didukung 24 pelabuhan laut dalam atau deep sea port di penjuru Indonesia. "24 pelabuhan itu ada yang lama, ada yang baru. Artinya, ada yang lama lalu kita perbesar, ada yang bikin baru," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2014).
Jokowi mengatakan bahwa ia akan membagi tol laut itu menjadi dua zona, yakni barat dan timur. Kedua zona jalur distribusi itu masing-masing memiliki satu pelabuhan sebagai pintu masuk. "Kalau di timur, pintu masuknya di Sorong, Papua. Kalau di barat ada juga, saya lupa," ujar Jokowi.
Yang pasti, pelabuhan yang akan menjadi titik masuk itu dipilih atas pertimbangan strategis atau tidaknya titik tersebut dari sejumlah kawasan, misalnya Eropa, Asia Utara, Asia Selatan dan Australia. Selain pertimbangan titik yang strategis, lanjut Jokowi, pemilihan dua pelabuhan itu adalah untuk pemerataan kebutuhan. Strategi ini dipercaya menjadikan harga barang kian terjangkau. Tol laut itu sendiri yakni sistem distribusi barang skala besar yang menggunakan jalur laut. Infrastruktur tol laut yakni kapal berkapasitas besar dan pelabuhan laut dalam.
http://nasional.kompas.com/read/2014....Akan.Dibangun
Quote:
-------------------------------
Idea dasar konsep 'tol laut' Jokowi sebenarnya sederhana saja, bahwa ketidak-makmuran yang merata di Indonesia (terutama di luar Jawa) adalah akibat distribusi barang yang tidak lancar (terutama dari pusat industri dan pusat pangan di Jawa). Mengapa itu bisa terjadi? Yaaa karena infrastruktur yang menghubungkan perekonomian antar pulau itu masih sangat minim sehingga barang-barang dari Jawa dan Luar Negeri, sulit dapat akses masuk ke wilayah ybs secara langsung dan murah. Jadi solusinya, harus dibangun sarana-sarana pelabuhan laut dan penyiapan kapal angkut yang memadai jumlahnya untuk memperlancar arus barang itu sehingga arus barang dari pusat industri dan pangan di Jawa, mudah mengalir ke luar Jawa sehingga harga barang menjadi murah.
Sebaliknya, luar jawa yang dikenal sebagai pusat penghasil bahan mentah berupa hasil perkebunan dan mineral serta energi, juga akan mudah mengalir ke Jawa dengan konsep 'tol laut' itu. Bahkan arus keluar-masuk (baca export-import) dari luar negeri, seperti dari China misalnya, akan mudah dan murah. Kalau sarana 'tol laut' itu jadi, misalnya pembangunan 24 pelabuhan laut dalam itu berhasil dibuat di seluruh Nusantara, maka bukan hanya barang-barang industri dan pangan saja yang akan mudah mengalir ke Luar jawa itu, tapi bahkan barang-barang impor murah dari China, bisa langsung mensupply daerah-daerah di luar jawa tadi. Tapi otomatis pula, bahan baku sumber daya alam mentah dari luar jawa (produk perkebunan, sawit, batubara, kayu, ikan, migas) akan menjadi mudah di bawa ke pusat-pusat industri di pulau Jawa dan juga ke luar negeri secara langsung (tak perlu lagi harus melalui Surabaya atau Jakarta lagi), termasuk yang langsung export ke China tentunya.
Lalu mengapa China yang paling "bersemangat" membiayai infra struktur 'tol laut' Jokowi itu melalui 'China International Fund (CIF)'? Hal itu juga wajar saja, secara modal, negeri China itu sekarang sedang kebingungan untuk menyalurkan kekayaanya yang sangat besar dalam bentuk portofolio surat berharga yang ditanamkan di AS dan Eropa, ke bentuk investasi baru yang lebih aman dan menguntungkan. Sementara perekonomian di wilayah itu (AS dan Eropa) pada masa ini dan masa depan, ada tanda-tanda akan meredub. Era Atlantik akan digantikan Era PAsific dengan China sebagai lokomotif ekonomi dunia yang baru.
Lalu secara pertimbangan kepentingan ekonomi China dalam jangka panjang. Perekonomian China yang akan menjadi pemimpin dunia dalam 10-20 tahun yad, membutuhkan banyak sekali sumber-sumber energi murah dan bahan baku murah untuk mendukung pertumbuhan sektor industri dan ekonominya. China juga memerlukan pasar yang luas untuk konsumsi barang-barang industrinya itu kelak. Lalu siapa negara yang cocok untuk itu? Yaaa Indonesialah! Bahkan, di masa depan negeri China itu untuk bisa mampu memberi makan nasi dari penduduknya yang akan tembus 2 miliar jiwa itu, sementara dunia akan berhadapan dengan fenomena pemanasan global yang menyebabkan produksi biji-bijian merosot tajam, tak heran kini negeri China sudah mulai berhitung pula akan melakukan investasi "rice estate" besar-besaran di lahan-lahan Indonesia yang masih terbuka lebar, terutama diluar jawa seperti di Sulawesi dan Papua serta Maluku. Untuk semua itu, China di masa depan memerlukan alur lalu-lintas laut yang baik di negeri ini agar kebutuhan pangan dan kebutuhan mahan mentahnya bisa lancar mengalir dari semua pulau-pulau di Indnonesia. Itulah sebenarnya yang dimaksud dengan 'tol laut jalur sutra' baru versi okowi diatas sesungguhnya. Wallahu'alam.
Diubah oleh citox. 06-11-2014 06:48
0
6.5K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan