atticus.finchAvatar border
TS
atticus.finch
Sensualitas Wanita Jawa abad ke 18
Ketika seorang pelancong dari negeri barat datang ke tanah Jawa pada permulaan abad ke 18, ada beberapa hal yang menurut dia sangat unik di tanah Jawa ini. Kebiasaan unik yang pertama adalah, kegemaran masyarakat Jawa untuk mengunyah daun sirih dan buah pinang. Dipercaya dapat menguatkan gusi dan perut mereka, mengunyah daun sirih dan buah pinang dilakukan oleh semua masyarakat Jawa, mulai dari anak kecil hingga orang dewasa tidak perduli perempuan maupun lelaki, sedangkan kebiasaan unik yang kedua adalah permainan sabung ayam yang dilakukan oleh pria-pria dewasa di Jawa. Ayam yang dikembang biakkan secara khusus, dan dipersenjatai dengan taji khusus dari pisau. Kebiasaan-kebiasaan masyrakat Jawa ini memberikan kesan yang cukup mendalam bagi meskipun sabung ayam juga dapat ditemui di Inggris, namun selain dua hal diatas, sensualitas wanita Jawa memberikan kesan tersendiri bagi sang pelancong itu.



Dalam sebuah catatan yang sangat mendetail ia menjelaskan bagaimana seorang wanita Jawa berpakaian sehari-hari, “Para wanita ini biasa pergi dengan rambut tergerai dan mempunyai kebiasaan mengenakan rompi pendek dengan lengan pendek berenda. Baju ini pas dengan tubuh si pemakai sehingga tidak perlu dikancingi dan memiliki potongan atas bagian leher yang rendah sehingga menyebabkan sebagian besar buah dada mereka tidak tertutupi. Di bawah baju ini mereka mengenakan korselet (pakaian dalam yang merupakan gabungan antara korset sederhana dan kutang) yang bahkan tidak menutupi panggul mereka. Mereka melilit tubuh mereka dengan semacam selendang berwarna-warni, digunakan seperti rok dalam oleh mereka dank arena kain ini ringan juga tipis, perlu dililit sebanyak dua hingga tiga lipatan untuk membuat si pemakai merasa hangat. Kain ini menutupi bagian bawah tubuh hingga ke pergelangan kaki mereka, tetapi karena mereka tidak mengenakan baju pelapis lain, maka akan selalu tampak sedikit kulit kecokelatan (yang tentunya, tidak akan lebih baik jika berwarna putih) mengintip dari antara bagian bawah rompi dan bagian atas selendang tersebut. Pakaian ini melekat cukup ketat di tubuh mereka, menampilkan bentuk badan yang tidak bagus pada sebagian dari wanita ini dan memperlihatkan bentuk menarik pada yang lain. Pada tipe terakhir, (catatan : pada tipe perempuan dengan tubuh bagus) saya tidak tahu bahwa efeknya begitu mempesona. Para wanita yang sangat kaya raya mengenakan selop yang saya rasa merupakan tanga kehormatan karena sedikit sekali yang mengenakannya walaupun selop tersebut tergolong murah.”



Dalam catatan itu terlihat jelas kekaguman seorang pria kaukasian yang biasanya hanya melihat wanita berkulit putih, dengan penampilan fisik wanita jawa yang berkulit sawo matang nan eksotis itu. Kekagumannya terhadap kecantikan dan eksotisme wanita jawa terlihat dengan jelas dalam paragraf ini “Wanita jawa memiliki wajah yang menarik, terutama kaum mudanya, berdasarkan ukuran kecantikan yang kami gunakan. Buah dada mereka indah dan montok, tidak sama dengan buah dada sangat besar yang menggantung turun miliki para wanita penduduk asli Afrika yang tinggal di dekat daerah Tanjung Harapan. Wajah mereka bersih dan rupawan meski sedikit berwarna kecokelatan, tangan merka halus,. Pembawaan mereka lemah lembut, mata mereka memancarkan sorot jenaka dan suara tawa mereka enak didenga. Semua itu digabungkan menjadi satu, banyak dari antara mereka yang terlihat sangat cantik.”


Sumber : Francois Leguat, A Voyage to the East-Indies by Francis Leguat and His Companions., Jawa Tempo Doeloe, 650 Tahun Bertemu Dunia Barat 1330-1985, James R. Rush, Komunitas Bambu.

0
58.4K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan