DENPASAR, KOMPAS.com — Ada insiden kecil yang mewarnai jalannya pemeriksaan kejiwaan terhadap dua tersangka kasus pembunuhan Engeline, Margriet Megawe dan Agus Tay Hamba May, di Markas Polda Bali, di Denpasar, Kamis (9/7/2015).

Sebuah pot bunga yang menghiasi markas polisi itu pecah. Saat itu sejumlah wartawan mengejar pengacara tersangka Agus, Haposan Sihombing yang bergegas menuju ruang pemeriksaan.

Ruang pemeriksaan itu memang melalui lorong sempit, sehingga para wartawan harus berdesak-desakan. Saat itulah sebuah pot jatuh dan pacah. "Waduh pecah potnya. Oh wartawan lagi ambil gambar. Waduh pecah potnya," kata salah satu pegawai yang keluar ruangan ketika terjadi keributan.

Pemeriksaan psikologi dilakukan di lantai II Gedung Sentra Pelayanan Biro SDM Polda Bali ini memang sempat menarik perhatian beberapa personel polisi. Khususnya, ketika wartawan mengejar sejumlah narasumber.

"Siapa sih dia mbak? Oh pengacaranya Agus ya. Oh saya kira siapa kok sampai ribut," kata salah satu personel kepolisian yang kebetulan berada di lantai dua.

Tidak berselang lama, salah satu pegawai membersihkan pot yang pecah dan dibuang ke luar gedung. "Maaf ya pak potnya pecah," kata salah satu jurnalis mewakili teman-temannya. "Ya nggak apa-apa. Enggak apa-apa. Kan gak sengaja. Gak apa-apa," kata pegawai itu sambil membuang pecahan pot.



http://regional.kompas.com/read/2015/07/09/15033601/Pemeriksan.Kejiwaan.Agus.dan.Margriet.Pot.Bunga.Pecah


gak apa-apa kok