Kaskus

News

pummAvatar border
TS
pumm
Jangan Jual Kecap, Pak
Pemimpin harus berpikir realistis

IndonesianReview.com -- Presiden Jokowi harus tampil di depan untuk menjelaskan kepada rakyat langkah-langkah yang diambilnya dalam menghadapi dan menangani krisis, bukan menjual kecap.

Dalam merencanakan pembangunan di masa sulit seperti sekarang ini, seorang pemimpin harus berpikir realistis, bukan mengawang-awang. Rakyat harus dijelaskan kondisi perekonomian yang sebenarnya, dan langkah-langkah yang akan diambil pemerintah untuk mengatasinya.

Presiden Amerika Serikat (AS) 1981-1989, Ronald Reagan barangkali bisa dijadikan contoh. Sehari setelah indeks Dow Jones ambruk sebanyak 22,6%, Reagan langsung bergegas membuka konferensi pers. Di depan para jurnalis, Reagan menjelaskan langkah-langkah pemerintahannya untuk menanggulangi krisis.

Kalau diteliti, sebenarnya program yang disampaikan Reagan pada konferensi pers tersebut tidak ada yang istimewa. Tapi, kehebatan Reagan, dia mampu membangkitkan semangat rakyat AS dalam melawan hantu krisis. Dia hanya ingin memperlihatkan bahwa pemimpin itu selalu ada di tengah krisis.

Saat ini, kondisi perekonomian Indonesia berjalan sangat lambat. Sampai-sampai Bank Dunia memangkas besar-besaran pertumbuhan dari 5,2% menjadi 4,7% pada tahun ini. Di luar sana, perekonomian dunia juga masih lesu. Krisis keuangan Yunani semakin ruwet, setelah mayoritas rakyatnya menolak progam penghematan dari kreditor. Jelas, ini akan mengganggu likuiditas negara-negara Eropa dan AS. Meskipun tidak langsung, perekonomian Indonesia bakal merasakan dampaknya.

Celakanya, perekonomian Cina juga sedang menghadapi masalah. Meskipun pemerintah Cina dan Bank Sentralnya terus memberikan stimulus agar pertumbuhan ekonomi dapat memenuhi target, tapi tetap saja sulit mencapainya. Akibatnya, bursa saham Shanghai dalam satu bulan ini terjungkal sebesar 46%.

Cina adalah partner dagang terbesar Indonesia. Meskipun kalah dalam berdagang, tapi Cina menjadi tujuan utama ekspor Indonesia. Produk andalan kita adalah barang-barang komoditas, seperti batu bara dan CPO. Hanya saja, karena kondisi ekonomi dunia sedang muram, harga produk andalan kita itu banyak yang bertumbangan. Akibatnya, kita sulit memperoleh devisa.

Situasi yang terjadi di dalam negerinya telah mendorong Cina semakin bernafsu mengekspor barang-barang mereka ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Barang Cina membanjiri pasar, seperti yang terjadi sekarang ini. Industri dalam negeri banyak yang mengeluh, karena kalah bersaing dalam harga.

Dalam menghadapi situasi seperti saat ini, Cina jelas lebih mengutamakan kepentingan dalam negerinya. Anehnya, pemerintah Indonesia malah mengandalkan pinjaman dari Cina dalam membangun berbagai proyek infrastruktur.

Presiden Jokowi dan para menterinya hendaknya menyadari bahwa menggarap proyek besar dalam kondisi seperti sekarang ini rasanya sulit terwujud. Yang harus dilakukan Jokowi adalah tampil di depan untuk menjelaskan kepada rakyat langkah-langkah yang diambilnya dalam menghadapi dan menangani krisis, bukan menjual kecap.



menghadapi dan menangani krisis, bukan menjual kecap emoticon-cystg
0
3K
30
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan