Apakah semua penemuan selalu dihasilkan dari penelitian ilmiah yang rumit? Ternyata, tidak! Banyak juga penemuan yang diawali dengan kejadian tidak sengaja. Para penemunya juga tidak selalu seorang peneliti pintar dan terpelajar. Mau bukti? Cekibrot dimari!
Kekesalan Seorang Koki
Spoiler for :
Suatu hari ada kesibukan di sebuah restoran di Saratoga, New York. Waktu itu tahun 1853 dan restoran sedang penuh. Seorang pengunjung protes atas pesanan kentang gorengnya. Kurang garinglah, kurang tipislah, terlalu berminyaklah, dan lain-lain. Berkali-kali pesanan diperbaiki dan pengunjung itu tetap protes.
Sang koki, George Crum jadi kesal. Huh! Ia mengambil pisau dan memotong kentang tipis-tipis. Kemudian, kentang itu digoreng hingga garing dan kriuk-kriuk ketika dimakan. Ternyata, pengunjung tidak protes lagi.
Yang mengejutkan, kentang goreng semacam itu ternyata digemari. Semakin lama semakin banyak yang pesan. Makanan itu pun tercantum di menu sebagai "Saratoga chips". Akhirnya, kentang goreng tipis itu terkenal di seluruh dunia sebagai potato chips. Kriuk! Agan semua pernah memakannya, kan?
Kesalahan Seorang Koki
Spoiler for :
Kali ini kejadiannya di China, berabad-abad lalu. Seoranng koki salah mencampur bumbu. Ia mencampur kalium nitrat, belerang dan arang kayu ke daalam bambu. Saat dibakar, campuran itu meledak dan menghasilkan percik-percik api.
Namun, percik-percik api itu terlihat indah. Sehingga kemudian dengan sengaja campuran bahan itu dibuat lagi. Hanya saja, tidak dinyalakan di dapur. Hasilnya? Jadilah kembang api!
Peta Guru Geografi
Spoiler for :
Pak Jhon Spilsbury adalah guru Geografi di London. Pada tahun 1767, ia ingin mengajari murid-muridnya tentang peta Inggris dan Wales. Ia lalu menggambar peta daerah tersebut pada papan. Ia memotong setiap kota tersebut menjadi sebuah potongan. Lalu, ia meminta murid-muridnya menyusun potongan papan tadi.
Apa istimewanya? Tidak ada yang istimewa. Hanya saja, Pak Jhon Spilsbury berpikir kreatif. Ia membuat banyak peta daerah di atas papan dan memotong-motongnya. Kemudian, ia menjualnya barang itu ke sekolah-sekolah untuk dijadikan alat belajar. Lama-lama, yang dibuatnya, bukan hanya peta. Tetapi, juga gambar-gambar lain. Ide awal Pak Jhon itulah yang membuat kita sekarang punya mainan seru bernama pasel atau puzzle.
Jari yang Terluka
Spoiler for :
Pada tahun 1921, seorang Ibu bernama Josephin Dickson sering terluka jarinya ketika sedang masak. Setiap luka, ia menutup jarinya dengan kain kasa dan mengikatnya dengan plester. Namun, kain kasa itu sebentar-sebentar terlepas dari jarinya. Kesal sekali rasanya!
Suami Bu Dickson, Pak Earle Dickson, kasihan pada istrinya. Diambilnya plester lalu diguntingnya kain kasa. Kain kasa itu diletakkan di tengah plester. Baru kemudian dilekatkan di jari Bu Dickson. Aha, sekarang Bu Dickson bisa memasak dengan tenang.
Ide Pak Dickson diketahui oleh atasannya. Kebetulan, Pak Dickson bekerja di perusahaan alat kesehatan. Ide itu dikembangkan dan dijual untuk umum. Ada yang tahu? Band-aid atau plester untuk luka.
Kehabisan Piring Kertas
Spoiler for :
Arnold Fornachau sedang berjualan es krim di World's Fair tahun 1904. Es krim itu disuguhkan di atas piring kertas. Saking banyaknya peminat, piring kertasnya habis. Waktu itu, Pak Fornachau melihat Pak Ernest Hamwi menjual zalabia, semacam wafel kering dan tipis. Zalabia itu diborongnya, dibentuk seperti cone, dan dijadikan tempat es krim. Itulah pertama kalinya muncul ice cream cone. Bagaimana ide Pak Fornachau? Brilian, bukan?
Spoiler for penutupan:
Ternyata, siapa pun bisa jadi penemu. Yang penting, jangan pernah kehabisan akal dan berpikirlah kreatif. Agan semua juga bisa, lo, jadi penemu!