- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Projo bongkar sabotase dilingkaran istana


TS
freddy1986
Projo bongkar sabotase dilingkaran istana
Jokower selalu benar... Standar panastak
Kalau lagi gagal crottt...
WARTA KOTA, PALMERAH -- Elemen Pro Jokowi atau Projo menilai, upaya sejumlah kalangan untuk mengganggu jalannya Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dilakukan secara sistematis dan terencana.
Setelah melakukan kesengajaan untuk mencelakakan Jokowi, pihak yang dianggap tidak loyal terhadap Jokowi, kembali beraksi.
"Sebelumnya, kesalahan menyebutkan nama tempat kelahiran Presiden Soekarno di Blitar, padahal seharusnya di Surabaya, atau kasus terakhir, penyebutan Badan Intelijen Nasional (BIN) yang sangat fatal," kata Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi di Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Menurut Budi, kesalahan penyebutnan BIN dengan Badan Intelijen Nasional sudah menunjukkan lingkaran tertentu di Istana memang bermaksud tidak baik.
"Sabotase, jadi memang mereka ingin mencederai Istana," katanya.
Menurut Budi, kalau dibiarkan bisa berbahaya.
"Soalnya Sekretariat Negara (Sekneg) bisa membuat surat, kalau disalahgunakan seperti ini, maka sangat berbahaya," katanya.
Karena itu, Budi menyatakan, sebaiknya Istana segera dibersihkan.
"Termasuk soal reshuffle kabinet, orang yang ditempatkan memang harus orang yang benar-benar mampu dan bisa bekerja dengan berprestasi," katanya.
Desakan agar melakukan perombakan kabinet semakin kuat.
Selain dorongan partai politik, Projo pun mendorong adanya pergantian menteri di sektor ekonomi yang dianggap tak mampu memperbaiki perekonomian.
"Kami menilai sektor ekonomi kita berat sekali. Ini sudah sampai tahap emergency call karena kita sudah harus bekerja keras sekali untuk menyelamatkan bangsa ini. Melambatnya gerak ekonomi sampai perlambatan kurs contohnya," katanya.
Terkait nama-nama kandidat menteri yang beredar, menurut Budi, memang ada sejumlah kalangan yang mengusulkan nama-nama calon menteri, termasuk dari parpol di Koalisi Merah Putih (KMP).
"Semuanya tergantung kepada keputusan Presiden untuk melakukan reshuffle dengan orang-orang yang memang terbaik," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin menyatakan, kesalahan fatal penyebutan Badan Intelijen Nasional itu memang bertujuan tidak baik.
"Ada tahap yang sangat ketat, semuanya melalui pemeriksaan berjenjang, yang sangat ketat dan teliti sebelum surat dibuat," katanya.
http://wartakota.tribunnews.com/2015...ngkaran-istana
Kalau lagi gagal crottt...
WARTA KOTA, PALMERAH -- Elemen Pro Jokowi atau Projo menilai, upaya sejumlah kalangan untuk mengganggu jalannya Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dilakukan secara sistematis dan terencana.
Setelah melakukan kesengajaan untuk mencelakakan Jokowi, pihak yang dianggap tidak loyal terhadap Jokowi, kembali beraksi.
"Sebelumnya, kesalahan menyebutkan nama tempat kelahiran Presiden Soekarno di Blitar, padahal seharusnya di Surabaya, atau kasus terakhir, penyebutan Badan Intelijen Nasional (BIN) yang sangat fatal," kata Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi di Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Menurut Budi, kesalahan penyebutnan BIN dengan Badan Intelijen Nasional sudah menunjukkan lingkaran tertentu di Istana memang bermaksud tidak baik.
"Sabotase, jadi memang mereka ingin mencederai Istana," katanya.
Menurut Budi, kalau dibiarkan bisa berbahaya.
"Soalnya Sekretariat Negara (Sekneg) bisa membuat surat, kalau disalahgunakan seperti ini, maka sangat berbahaya," katanya.
Karena itu, Budi menyatakan, sebaiknya Istana segera dibersihkan.
"Termasuk soal reshuffle kabinet, orang yang ditempatkan memang harus orang yang benar-benar mampu dan bisa bekerja dengan berprestasi," katanya.
Desakan agar melakukan perombakan kabinet semakin kuat.
Selain dorongan partai politik, Projo pun mendorong adanya pergantian menteri di sektor ekonomi yang dianggap tak mampu memperbaiki perekonomian.
"Kami menilai sektor ekonomi kita berat sekali. Ini sudah sampai tahap emergency call karena kita sudah harus bekerja keras sekali untuk menyelamatkan bangsa ini. Melambatnya gerak ekonomi sampai perlambatan kurs contohnya," katanya.
Terkait nama-nama kandidat menteri yang beredar, menurut Budi, memang ada sejumlah kalangan yang mengusulkan nama-nama calon menteri, termasuk dari parpol di Koalisi Merah Putih (KMP).
"Semuanya tergantung kepada keputusan Presiden untuk melakukan reshuffle dengan orang-orang yang memang terbaik," katanya.
Sementara itu, anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin menyatakan, kesalahan fatal penyebutan Badan Intelijen Nasional itu memang bertujuan tidak baik.
"Ada tahap yang sangat ketat, semuanya melalui pemeriksaan berjenjang, yang sangat ketat dan teliti sebelum surat dibuat," katanya.
http://wartakota.tribunnews.com/2015...ngkaran-istana
0
3.5K
59


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan