- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Waspada, Babi dan Musang Liar Melintas di Tol Cipali- Palimanan


TS
Japsantano
Waspada, Babi dan Musang Liar Melintas di Tol Cipali- Palimanan
Quote:

Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di Jawa Barat./AntaraKabar24.com,
BANDUNG-- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta pelintas tol Cikopo-Palimanan (Cipali) waspada karena ada binatang liar yang bisa menyebabkan kecelakaan.
Dari hasil pantauannya ke lokasi, kecelakaan pengendara tak hanya persoalan human error tapi juga disebabkan banyak hewan yang melintas di Jalan Tol tersebut, seperti Musang dan Babi Hutan.
"Wajar mereka ke situ, karena dianggapnya kan masih rumahnya. Itu babi liar dan musang," katanya di Bandung, Jumat (3/7/2015).
Meski lokasi habitat asal mereka sudah berubah, hewan ini masih lalu lalang akibat pencahayaan yang kurang di malam hari.
Kehadiran babi liar dan musang ini menurut isu yang diterima Wagub juga bisa jadi karena sabotase pihak tertentu.
"Ada indikasi dilepas oleh orang tertentu ya bisa juga kaya gitu," katanya.
Menurutnya kehadiran Tol Cipali masih menyisakan konflik terutama terkait tuntutan ganti rugi sejumlah warga.
"Namanya jalan baru mash ada konflik kan tapi bisa diatasi uangnya kan udah ada tinggal diambil di pengadilan," katanya.
Dengan segala kekurangan Tol Cipali, Deddy tetap memuji Tol terpanjang di Indonesia tersebut karena memiliki kondisi jalan yang sangat mulus.
Pujian juga dilontarkan untuk fasilitas di Rest Area seperti mushola, WC, dan ketersedian air bersih.
Editor : Andhina Wulandari
http://m.bisnis.com/kabar24/read/201...-di-tol-cipali
Pengawasan Jalan Tol Cipali Diperketat
Quote:
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Barat mendesak pengawasan Jalan Tol Cikopo-Palimanan diperketat setelah kecelakaan maut yang menelan tujuh korban tewas, Senin (6/7).
Pengemudi kendaraan didorong selalu waspada saat melintasi jalan tol terpanjang di Indonesia itu.

Husen (38), warga Desa Tonjong, Kecamatan Pasaleman, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tergeletak lemah dalam ruang perawatan RS Mitra Plumbon, Cirebon, Selasa (7/7).
Ia merupakan satu dari empat korban selamat dari kecelakaan yang melibatkan minibus dengan truk tangki di Kilometer 178, Majalengka, Jabar, Senin (6/7) sore, sekitar pukul 16.00. Tiga rekannya yang lain ialah Suhada (46), Hamim (40), dan Iwan, yang saat ini masih dirawat instensif di ICU lantaran kondisinya kritis.
Total, ada tujuh penumpang minibus meninggal, dan empat orang selamat. Para penumpang adalah rombongan pemudik yang bekerja sebagai pekerja bangunan di sebuah proyek perumahan di Martapura, Kalimantan Selatan.
”Kecelakaan lalu lintas yang menelan banyak korban jiwa harus menjadi pelajaran bagi semua pihak. Kecelakaan bisa terjadi di mana saja, tetapi potensinya bisa diminimalkan,” kata Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar di Bandung, Selasa.
Deddy mengatakan, penambahan rambu lalu lintas dan peringatan bagi pengguna jalan di Tol Cipali juga wajib ditambah. Hal itu sangat berguna memberikan panduan pengguna jalan tentang batas kecepatan atau daerah tertentu yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
Kepala Koordinator Lalu Lintas Polri Inspektur Jenderal Condro Kirono mengatakan, jumlah kecelakaan yang terjadi di Tol Cipali sudah mencapai 52 kejadian.
Penyebabnya mayoritas karena faktor manusia. Lokasi kejadian kecelakaan menyebar dari Kabupaten Purwakarta sampai Cirebon. Kecelakaan terakhir yang terjadi pada Senin lalu juga terjadi karena pengemudi diduga mengantuk.
Menurut Deddy, kelengkapan infrastruktur mesti didukung perilaku disiplin pengemudi yang baik. Pengemudi pun dituntut jujur mengukur kemampuan jika kelelahan atau mengantuk. Hal ini harus dilakukan karena sebagian besar kecelakaan dipicu kondisi pengemudi yang mengantuk dan tidak fit.
Jelang mudik lebaran, papan penunjuk arah mulai dipasang di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Selain itu, jalur alternatif Cikamurang pun berbenah dengan memperbaiki retakan jalan untuk menghindari longsor.
Wakil Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat Ajun Komisaris Besar Prahoro Tri Wahyono mengatakan, pihaknya sudah memetakan titik lelah di Tol Cipali. Dari arah Jakarta, titik lelah berada di wilayah Kabupaten Majalengka. Sementara dari arah Cirebon, titik lelahnya berada di sekitar Kabupaten Subang. Banyak kecelakaan lalu lintas terjadi di daerah itu. Penyebab paling banyak akibat kelalaian pengemudi kendaraan bermotor.
”Mencegah tingkat kecelakaan di jalan tol ini, kami memperketat pengawasan dengan mulai memasang spanduk imbauan kerawanan lalu lintas, patroli jalan raya setiap 10 kilometer, 10 unit penyelamatan jalan tol, hingga 10 mobil derek,” ujarnya.
Istirahat
Kepala Unit Patroli Jalan Raya Tol Cipali Ajun Komisaris M Taufik mengatakan, pemudik harus memperhatikan kondisi fisik mereka sebelum melintasi jalan tol ini. Jika lelah, pemudik harus istirahat dan memanfaatkan area istirahat yang tersedia. Ia menyebutkan, delapan area istirahat di Tol Cipali dapat dimanfaatkan oleh pemudik kendati kondisinya belum optimal.
”Fasilitas seperti masjid, toilet, dan pom bensin sudah ada meski belum semuanya optimal. Akan tetapi, sebaiknya pemudik memanfaatkan rest area itu jika lelah,” ujarnya.
Kepala Subbidang Pemantauan dan Pengawasan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Chairal Yandi menyatakan, secara prosedural, Tol Cipali telah memenuhi syarat kelaikan jalan. Syarat yang dipenuhi antara lain marka jalan, rambu-rambu, dan prosedur manajemen serta keselamatan lalu lintas lainnya. Secara administratif, jalan tol itu juga telah memenuhi prosedur sehingga dianggap layak beroperasi.
”Kendati sudah memenuhi syarat, kami tetap melakukan evaluasi di lapangan. Sebab, ada banyak faktor yang memicu terjadinya kecelakaan di jalan tol. Soal penerangan jalan, misalnya, harus diingat bahwa Tol Cipali merupakan tol luar kota sehingga penerangan jalan atau PJU hanya ada di area istirahat, persimpangan, dan area mendekati pintu tol,” tutur Chairal.
Pengelola jalan tol telah memasang reflektor berwarna mencolok pada tonggak-tonggak di tepian atau median jalan. Fungsi reflektor itu untuk memudahkan pengemudi mengikuti arah jalur.
Tim BPJT menyarankan kepada pengelola Tol Cipali untuk memperpendek jarak reflektor serta memperbanyak patroli jalan raya dan mobil derek.
Mulai Selasa (7/7/15) ini , pemerintah menurunkan tarif tol di seluruh Indonesia sebesar 25 - 35 persen. Kebijakan ini berlaku hanya di 10 hari sebelum lebaran dan 5 hari setelah lebaran.
http://print.kompas.com/baca/2015/07...ali-Diperketat
Lewat Tol Cipali Subang, Waspada KM 83, 90, 94 dan 101
Quote:

Ruas jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (17/6/2015). Tol Cipali yang merupakan ruas jalan tol terpanjang di Indonesia yakni 116,75 kilometer tersebut mulai beroperasi, diharapkan dapat mengurangi beban lalu lintas jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa hingga 60 persen. [/i]
SUBANG, TRIBUNJABAR.CO.ID - Para pengemudi yang akan melintasi Tol Cikopo - Palimanan (Cipali) diimbau hati-hati ketika melintasi KM 83, 90, 94 dan 101 Tol Cipali.
"Di KM 94 penerangannya kurang.
Kemudian d KM 101 itu ada jembatan Ciasem yang jalannya aspal kemudian setelah lewati jembatan jalannya beton kembali, nah perubahan dari jalan aspal ke beton itu enggak datar, jadi kalau lewati jembatan dalam kecepatan tinggi lalu masuk lagi ke jalan beton itu berpotensi membuat kendaraan oleng," ujar Kasatlantas Polres Subang, AKP S Ridwan melalui ponselnya, Selasa (7/7/2015).
Kemudian di KM 83 dan KM 90 terdapat hutan kebun karet milik perkebunan negara.
"Itu juga bisa dibilang rawan karena berpotensi ada hewan masuk dari dalam hutan kebun karet," katanya.
Menurutnya, Tol Cipali memiliki potensi-potensi kerawanan kecelakaan. Salah satunya, karena masih minimnya sarana dan prasarana.
"Ditambahg lagi jalanan yang bagus kemudian track lurus itu kadang bikin orang bawa mobil dengan kecepatan tinggi," katanya.
Karenanya, ia menghimbau para pengendara agar menjaga kecepatan kendaraan di kecepatan 60-80 km/jam.
"Dan pastikan kondisi fisik sedang fit, jangan sampai ngantuk. Kalau lelah segerakan ke rest area," ujarnya.
Tol Cipali sendiri melintasi Kabupaten Subang sepanjang 40.6 km dari KM 83 hingga KM 123.
"Di Subang Tol Cipali cukup panjang hingga 40 km, makanya pengendara jangan ngebut, kalau lelah segera istirahat, jangan sampai ngantuk tapi tetap bawa kendaraan," ujarnya.
http://jabar.tribunnews.com/2015/07/...-90-94-dan-101
Waspadalah.S E N S O Ran hati hati dijalan..!!
istirahatlah bila anda letih, lemah dan lesu...jangan lupa makan sebelum perjalanan dan minum kopi...
jangan ngebut ya...
dan ingat !! selalu mematuhi rambu rambu lalulintas !!

0
5.2K
Kutip
50
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan