- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ini dia alasan kenapa Jerman menjadi tujuan untuk melanjutkan studi


TS
mediaedukasiint
Ini dia alasan kenapa Jerman menjadi tujuan untuk melanjutkan studi
Mungkin buat sebagian orang, negara yang paling banyak diminati untuk melanjutkan studi adalah Amerika, Australia, Singapore, Malaysia dan Jepang, namun tidak dipungkiri juga bahwa biaya studi di negara tersebut cukup merogoh dalam kantong orang tua kita.
Diantara negara negara maju tersebut, Jerman juga sudah menjadi tujuan studi mahasiswa asing (Khususnya Indonesia), lalu apa alasan Mahasiswa Indonesia memilih Jerman untuk melanjutkan studi mereka?, ini dia alasannya
Jadi buat agan dan aganwati yang punya adrenalin tinggi, intelektual memadai serta spirit untuk maju besar, maka sekolah di Jerman adalah wajib dicoba
Berikut adalah fakta lain mengenai pendidikan di Jerman

Nama ilmuwan seperti Humboldt dan Einstein, Röntgen dan Planck telah meletakkan dasar bagi nama baik Jerman sebagai negara studi dan sebagai negara para insinyur dan penemu.
Sejak abad pertengahan pemuda dari seluruh Eropa berdatangan untuk menuntut ilmu di universitas yang baru didirikan pada waktu itu di Heidelberg, Köln atau Greifswald.
Setelah reformasi universitas oleh Wilhelm von Humboldt (1767–1835), perguruan tinggi Jerman bahkan menjadi teladan bagi dunia akademis yang menjunjung prestasi.
Humboldt merancang universitas sebagai tempat mencari pengetahuan secara mandiri. Di tempat itu, penelitian dan pengajaran harus menjadi satu.

Globalisasi berarti tantangan baru bagi dunia ilmu pengetahuan dan perguruan tinggi di Jerman. Melalui beberapa langkah pembaruan, para penanggung jawab di dunia politik dan di lembaga akademis berprakarsa untuk menyesuaikan sistem pendidikan tinggi dengan tuntutan baru yang berlaku internasional. Apakah menyangkut peralihan ke sistem ijazah lulus berjenjang seperti bachelor dan master, diperbolehkannya iuran kuliah dan tes penyisihan, munculnya perguruan tinggi swasta, atau semakin banyaknya kemitraan strategis antara perguruan tinggi dan institusi ekstrauniversiter: sistem pendidikan tinggi mengalami perubahan besar.
Reformasi itu bertujuan memperkuat posisi penelitian dan pengajaran dalam persaingan internasional yang semakin tajam. Undang-undang perguruan tinggi yang sudah diubah memberikan ruang gerak lebih luas kepada universitas; faktor prestasi lebih diperhatikan dalam penetapan gaji untuk profesor yang memegang kedudukan tetap. Universitas tertentu dengan nama besar berusaha untuk memperjelas profil masing-masing. Persaingan dipertajam pula oleh berbagai daftar peringkat yang menyangkut mutu dan ketenaran perguruan tinggi. Usaha lain untuk menggiatkan persaingan ialah Inisiatif Keunggulan untuk memajukan penelitian pada perguruan tinggi Jerman, prakarsa yang telah diwujudkan dengan hasil baik sejak tahun 2006. Penanggung jawab utama bagi pengorganisasian Inisiatif Keunggulan ialah Deutsche Forschungsgemeinschaft (Himpunan Penelitian Jerman – DFG), penyandang dana terpenting bagi riset. Sampai tahun 2017 diberi dana sebesar 2,7 miliar Ero kepada sejumlah perguruan tinggi yang dipilih oleh sebuah dewan pakar independen. Inisiatif Keunggulan telah berdampak besar di segi struktural dengan dukungan terarah yang diberikannya kepada pembentukan struktur baru yang ramah riset serta kepada kerja sama interdisipliner, tidak hanya secara intrauniversiter, melainkan juga antara universitas, lembaga penelitian ekstrauniversiter dan dunia usaha. Bantuan diberikan kepada sekolah pascasarjana untuk angkatan ilmuwan muda, kepada pusat-pusat yang menonjol dalam disiplin penelitian tertentu, dan untuk pengembangan profil riset dari sembilan universitas terkemuka. Termasuk dalam kelompok “elite“ itu LMU dan TU München, TH Karlsruhe, RWTH Aachen, serta universitas-universitas Konstanz, Göttingen, Heidelberg dan Freiburg, dan FU Berlin.

Setelah Perang Dunia II, bidang ilmu berkembang ke segala arah. Hal itu diperkuat lagi oleh reunifikasi Jerman pada tahun 1990, sehingga dapat dikatakan belum pernah ada jumlah per- guruan ilmiah dan disiplin ilmu sebesar yang ada sekarang.
Orang yang ingin berkuliah di Jerman dapat memilih antara 370 lebih perguruan tinggi yang tersebar di seluruh wilayah RFJ. Apakah di kota besar atau di bentang alam yang hijau, apakah bertradisi panjang atau serba modern, apakah kecil dan tenang atau besar dan ramai – yang jelas, di hampir semua kota Jerman yang agak besar ada perguruan tinggi.
Di negara bagian Nordrhein-Westfalen saja terdapat 18 universitas dan perguruan tinggi dengan kewenangan promosi, 33 perguruan tinggi ilmu terapan dan perguruan tinggi tanpa kewenangan promosi, dan sembilan perguruan tinggi seni dan musik. Banyak di antaranya didirikan pada tahun 1960-an dan 1970-an, era ekspansi perguruan tinggi. Dalam jangka waktu dua dasawarsa jumlah mahasiswa berlipat lima ketika itu. Khususnya jumlah mahasiswi meningkat dengan cepat, dan kini hampir menyamai jumlah rekan laki-laki mereka.
Dewasa ini sekitar dua juta orang muda berkuliah di Jerman. Pada tahun 2009, kuota pemula studi mencapai 43,3 persen dari angkatan lulusan sekolah. Dengan kuota drop-out berjumlah hanya 23 persen, Jerman termasuk peringkat atas. Dalam hal promosi pun, posisi Jerman tinggi: 2,3 persen dari setiap angkatan meraih gelar doktor.
Berbeda dengan keadaan di banyak negara lain, universitas swasta memainkan peranan yang relatif kecil: Lebih dari 90 persen mahasiswa berkuliah di institusi-institusi publik. Perguruan publik itu bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian negara, dan pada prinsipnya terbuka bagi setiap orang yang berhak masuk perguruan tinggi karena lulus gimnasium (atau memiliki ijazah lain sejenis). Selain perguruan tinggi negeri dan milik gereja, sejak tahun 1970-an didirikan pula banyak perguruan tinggi yang tak tergantung dari negara dan tidak berafiliasi dengan agama tertentu. Pembiayaannya bersumber pada iuran kuliah dan donasi.

Universitas dalam arti kata klasik mengabdi pada ilmu murni dan menawarkan seluruh spektrum disiplin ilmu, dari ilmu purbakala hingga ilmu ekonomi nasional, sedangkan universitas-universitas teknik (Technische Universität – TU) memusatkan perkuliahannya pada bidang ilmu teknik dan ilmu alam.
TU-TU mempunyai reputasi baik sebagai tempat penggemblengan insinyur Jerman dan daya tarik khusus untuk mahasiswa asing. Sejak akhir tahun 1960-an mulai dikembangkan pula jenis perguruan khas Jerman yang kemudian banyak ditiru di luar negeri: Fachhochschule (perguruan tinggi ilmu terapan – FH). Dari jumlah mahasiswa seluruhnya di Jerman, hampir sepertiga kini belajar di FH dan, di beberapa negara bagian, di apa yang disebut Berufsakademie (akademi profesi) yang bekerja sama erat dengan perusahaan.
Hal yang terutama menyebabkan daya tarik FH bagi calon mahasiswa ialah jalur cepat yang dibukanya ke dunia pekerjaan – studi di FH umumnya memakan waktu tiga tahun saja – serta orientasinya kepada praktek. Kurikulum yang diatur secara ketat dan ujian-ujian yang menyertai kuliah memungkinkan masa studi rata-rata yang lebih pendek. Akan tetapi hal itu tidak berarti tugas ilmiah terabaikan. Pada sekitar 200 FH yang ada pun dilakukan penelitian, dengan catatan riset itu sangat mementingkan penerapan hasilnya dan dilakukan dalam dialog dengan industri.

Jerman merupakan negara studi yang menarik bagi orang muda dari seluruh dunia. Sekitar 240.000 pemuda dan pemudi asing mengikuti kuliah di perguruan tinggi Jerman, 70 persen lebih banyak dibandingkan 1995. Kini lebih dari setiap maha- siswa kesepuluh berasal dari luar negeri; kebanyakan dari Cina dan Rusia. Untuk mahasiswa internasional, Jerman merupakan negara penerima utama setelah Amerika Serikat dan Inggris. Di samping itu terdapat sekitar 25.000 ilmuwan asing yang bekerja pada perguruan tinggi di Jerman, ditambah dengan 23.000 ilmuwan asing yang didukung oleh berbagai organisasi donor Jerman.
Sukses yang dicapai dalam penginternasionalan dunia ilmu di Jerman didasarkan atas upaya bersama dari universitas-universitas, lembaga penelitian dan instansi politik. Pertukaran antarnegara dari mahasiswa, peserta studi promosi dan ilmuwan dibantu melalui program khusus, beasiswa dan hadiah pendukung. Semua itu didampingi dengan program untuk meningkatkan keberhasilan studi dan integrasi sosial para mahasiswa asing. Perguruan tinggi Jerman berhasil dalam promosi yang ditujukan kepada mahasiswa dan ilmuwan muda di seluruh dunia. Keberadaan sekolah Jerman di luar negeri, kemitraan antara perguruan tinggi Jerman dan perguruan tinggi di luar negeri, – antara lain di Singapura (TU München), Kairo (Universitas Ulm dan Stuttgart) dan Seoul (Perguruan Tinggi Musik Weimar) – begitu juga jumlah cabang perguruan tinggi Jerman di mancanegara yang semakin meningkat ikut berperan di situ. Sebagai penanggung jawab dalam kegiatan di luar negeri seperti itu sering tampil DAAD, Deutscher Akademischer Austauschdienst (Dinas Pertukaran Akademis Jerman). DAAD juga ikut serta dalam pengembangan beberapa ratus kurikulum berbahasa asing (biasanya berbahasa Inggris) di perguruan tinggi Jerman. Organisasi yang penting juga perannya dalam pembinaan kerja sama ilmiah internasional ialah Alexander-von-Humboldt-Stiftung. Melalui “Prakarsa Kebijakan Luar Negeri di Bidang Ilmu“ yang dilancarkan 2009, Kementerian Luar Negeri memperkuat sarana pendukung pertukaran ilmu dan menambahkannya dengan kegiatan baru untuk lebih mempererat lagi keterikatan internasional Jerman sebagai negara ilmu dan penelitian: Contohnya sejumlah Wisma Ilmu dan Inovasi Jerman yang baru didirikan di luar negeri dan yang menjadikan ilmu Jerman lebih kasat mata. Perguruan tinggi Jerman dan lembaga mitranya di mancanegara bekerja sama dalam mendirikan pusat keunggulan di bidang penelitian dan pendidikan. Di samping itu ditambahkan jumlah beasiswa bagi mahasiswa asing, dan akses kepada pembelajaran bahasa Jerman diperbaiki di seluruh dunia. Sejak tahun 2010 jalur studi di perguruan tinggi Jerman umumnya telah dialihkan kepada pencapaian ijazah bachelor dan master yang diakui di dunia internasional.
Hal itu digariskan oleh “Pernyataan Bologna” yang ditandatangani oleh negara-negara Eropa. Peraturan itu dimaksudkan untuk memudahkan pertukaran mahasiswa di dalam Benua Eropa. Namun pada waktu yang sama daya tarik Eropa bagi akademisi internasional ingin ditingkatkan. Kebiasaan yang sudah lama dipraktikkan oleh perguruan tinggi seni dan musik semakin sering diambil alih oleh universitas lain pula. Sampai waktu yang belum lama berselang, hanya sebagian kecil jurusan memilih sendiri mahasiswanya. Untuk disiplin ilmu tertentu yang dikenakan pembatasan izin masuk, – dewasa ini kategori tersebut mencakup kedokteran, farmasi, psikologi, kedokteran hewan dan kedokteran gigi di seluruh Jerman – pembagian tempat studi di antara perguruan tinggi dilakukan oleh sebuah instansi pusat yang dikenal dengan singkatan ZVS. Akan tetapi semakin banyak perguruan tinggi menetapkan pembatasan yang berlaku untuk mata kuliah tertentu saja, dan mempergunakan kemungkinan untuk menyeleksi calon mahasiswa melalui tes atau wawancara. Hal lain yang semula tabu disingkirkan oleh putusan Mahkamah Konstitusi Federal pada tahun 2005: studi yang bebas uang kuliah. Yang membiayai pendidikan tinggi di Jerman sampai waktu itu (nyaris) hanyalah negara. Dewasa ini ada lima negara bagian yang menarik iuran kuliah mulai semester pertama. Dalam perbandingan internasional, taraf iuran itu termasuk sedang. Dari mahasiswa yang melampaui masa studi reguler, atau yang mengikuti kuliah dalam disiplin ilmu kedua, negara bagian lain pun menarik iuran kuliah.

Meskipun studi di Jerman wewenang perguruan tinggi semata, penelitian tentu juga dilakukan di luar universitas. Kegiatan riset dalam industri Jerman besar: Dalam hal paten triade yang berlaku di seluruh dunia, Jerman memegang posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan Jepang. Dengan lebih dari 26.500 pendaftaran pada Jawatan Paten Eropa, Jerman menjadi juara di antara negara Eropa. Dalam pada itu perusahaan Siemens, Bosch dan BASF yang secara total mencatat hampir 5.000 pendaftaran paten pada tahun 2008, tergolong di antara kelima besar di antara lebih dari 35.000 pendaftar paten. Dalam hal paten untuk nanoteknologi, bioteknologi dan teknologi baru serta untuk energi terbarukan, Jerman tergolong negara paling aktif di dunia bersama Amerika Serikat dan Jepang. Dengan memegang sepertiga lebih dari semua paten triade di bidang pengurangan emisi bahan beracun oleh kendaraan bermotor, Jerman menempati peringkat teratas di seluruh dunia.

Riset pada taraf tinggi juga dilakukan di ratusan lembaga ilmiah anggota organisasi seperti Helmholtz-Gemeinschaft, Fraunhofer-Gesellschaft atau Leibniz-Gemeinschaft. Khususnya lembaga penelitian ekstrauniversiter menyediakan kondisi kerja optimal bagi ilmuwan unggul, kondisi yang dapat ditemukan hanya di sejumlah kecil institusi lain di seluruh dunia. Lembaga-lembaga itu adalah tempat kerja peneliti Jerman yang paling produktif dan sumber publikasi yang paling orisinil. Hal itu terutama berlaku bagi ke-77 Max-Planck-Institut (Lembaga Max Planck – MPI). Apakah menyangkut pencarian air di Planet Mars, proyek genom manusia ataupun penyelidikan tingkah laku manusia: MPI selalu turut serta kalau orang memasuki bidang ilmiah yang baru. Sejak Max-Planck-Gesellschaft didirikan pada tahun 1948, ilmuwannya telah meraih 17 Hadiah Nobel dan sejumlah besar penghargaan internasional lainnya. Hadiah Nobel untuk Kimia tahun 2007 diberikan kepada Gerhard Ertl, seorang direktur MPI.
Sumber : http://www.tatsachen-ueber-deutschland.de/
Nah buat Agan dan Aganwati yang mau kuliah ke Jerman akan kami kasih bonus
Diantara negara negara maju tersebut, Jerman juga sudah menjadi tujuan studi mahasiswa asing (Khususnya Indonesia), lalu apa alasan Mahasiswa Indonesia memilih Jerman untuk melanjutkan studi mereka?, ini dia alasannya
Quote:
1. Kualitasnya amat sangat baik dan merata
Kualitasnya amat baik dan merata di seluruh bidang studi maupun seluruh universitas yang ada di Jerman. Ada 375-an Perguruan Tinggi di Jerman dan semuanya berkualifikasi BERMUTU secara MERATA. Semuanya berkualitas baik.
Pertanyaan paling TIDAK relevan bagi calon mahasiswa baru yang akan kuliah ke Jerman: “Universitas apa di Jerman yang paling bagus?”
Pertanyaan itu tidak relevan karena semua universitas di Jerman itu kualitasnya bagus atau malah bagus sekali. Jadi, yang terpenting anda diterima dan bisa lulus!
2. Bidang Teknologi dan Sains canggih. Bidang Ekonomi memimpin dunia. Bidang Filsafat, Seni, Sosial terdepan
Nyaris tidak negara yang mampu mengimbang Jerman dalam Inovasi sains dan Teknologi.
Tercatat 5 “Begawan Ilmu Sosial” adalah didikan tradisi pemikiran Jerman: Ada Martin Luther, Johann Wolfgang, Karl Mark, Frederick Nietzsche, serta Rudolf Steiner. Negara mana yang punya intelektual sosial sehebat Jerman?
Dalam dunia seni pun para composer Jerman adalah yang terbaik di dunia: Wolfgang Amadeus Mozart, Ludwig van Beethoven atau pun Johann Sebastian Bach. Mana ada Negara di dunia ini yang bisa melahirkan begitu banyak komposer yang amat melegenda yang tidak pernah lekang oleh waktu?
Di bidang Ekonomi pun, daya tahan ekonomi Jerman teruji oleh waktu. Bersama Jepang yang hancur total kalah dalam perang dunia II, bangkit sebagai kekuatan ekonomi dunia. Bedanya, Ekonomi Jerman tidak pernah mengenal krisis. Jepang dalam 2 dekade lebih ekonominya stagnan dalam krisis. Amerika dan Inggris serta Eropa lainnya sejak 2 tahun ini terjebak dalam krisis yang dalam. Jerman tampaknya masih tetap kuat untuk waktu-waktu mendatang.
3. Biaya kuliah untuk kualitas yang begitu bagus nyaris GRATIS!
Meskipun ada yang bayar terutama Program MBA Internasional, tetapi program lainnya biayanya GRATIS.
Tentu saja ada 2 negara bagian yang terapkan pembayaran relatif kecil yaitu 500 Euro per Semester yaitu negara bagian Bayern dan Baden Wurttemberg. Hanya kuliah di negara-negara bagian lainnya adalah GRATIS. Bahkan untuk Program S-3 malah kamu akan digaji dengan sangat layak!
4. Buat lulusannya, dicarikan pekerjaan. Tersedia Program ZAV yaitu kerja sama Pemerintah Jerman dengan Pemerintah Indonesia.
Setelah lulus, dicariin kerja plus dapat subsidi 600 Eur /bulan selama 2 tahun selain honor yang kamu terima dari pemerintah Indonesia. Kamu pun dibiayai kembali tanah air dan pekerjaan sudah siap menunggumu.
Syarat untuk ikuti Program ZAV ini adalah kamu harus lulus kuliah. Lalu tinggal daftar tawaran kerja yang tersedia di website-nya. Setelah kamu diterima dan prosedur administrasi dipenuhi maka sudah ada instansi di Indonesia yang siap menerima kamu, tanpa harus di tanah air kamu bawa-bawa map lamaran kerja dan cari kerja dulu.
5. Prestise Reputasi lulusannya.
Tidak ada tuh anak orang kaya, asal punya uang kuliah di Jerman bisa lulus! Kalau di negara lain yang universitasnya harus bayar mahal yah biasalah anak orang kaya gampang lulus. Kalau di Universitas Jerman hanya orang yang memenuhi standard kualitas akademik tradisi Jerman lah yang bisa lulus.
Jika kamu lulusan Jerman, kamu cukup bilang: Made in Germany! Kalimat ini biasanya akan menjelaskan banyak hal yang tak terlihat kasat mata.
Masyarakat dunia juga tahu itu jaminan dari tradisi pendidikan berkualitas dan butuh dedikasi serta integritas tinggi untuk bisa lulus dari tradisi pendidikan tersebut
6. Bisa kerja di Jerman setelah lulus
Berbeda dengan Inggris yang sangat pelit memberi ijin visa kerja buat lulusannya. Apabila kamu lulusan Jerman dan punya kualitas baik maka kamu punya kesempatan besar berkarir di Jerman: menjadi Pemain Dunia dalam Pertarungan Global! Memahami dan bernafas di perusahaan-perusahaan Multi National Jerman dan mengerti apa arti sebuah dedikasi kerja Profesional dan berkualitas!
7. Jerman menyediakan beasiswa 5.000 (lima ribu) orang Indonesia (perhatikan khusus untuk Indnesia) untuk studi Program S3 kuliah di Jerman. Program ini berlangsung selama 10 tahun.
Bisa dibayangkan betapa besarnya jaringan Jerman dalam 5 tahun mendatang dan seterusnya di Indonesia. Jika Program 5.000 doktor itu bisa mulus maka dalam beberapa tahun ke depan begitu banyak para intelektual Indonesia alumni Jerman yang mewarnai dan berkarya di tanah air. Ini adalah sebuah jejaringan intelektual yang luar biasa jika kamu bersinerji di dalamnya….
Sumber : isigood
Kualitasnya amat baik dan merata di seluruh bidang studi maupun seluruh universitas yang ada di Jerman. Ada 375-an Perguruan Tinggi di Jerman dan semuanya berkualifikasi BERMUTU secara MERATA. Semuanya berkualitas baik.
Pertanyaan paling TIDAK relevan bagi calon mahasiswa baru yang akan kuliah ke Jerman: “Universitas apa di Jerman yang paling bagus?”
Pertanyaan itu tidak relevan karena semua universitas di Jerman itu kualitasnya bagus atau malah bagus sekali. Jadi, yang terpenting anda diterima dan bisa lulus!
2. Bidang Teknologi dan Sains canggih. Bidang Ekonomi memimpin dunia. Bidang Filsafat, Seni, Sosial terdepan
Nyaris tidak negara yang mampu mengimbang Jerman dalam Inovasi sains dan Teknologi.
Tercatat 5 “Begawan Ilmu Sosial” adalah didikan tradisi pemikiran Jerman: Ada Martin Luther, Johann Wolfgang, Karl Mark, Frederick Nietzsche, serta Rudolf Steiner. Negara mana yang punya intelektual sosial sehebat Jerman?
Dalam dunia seni pun para composer Jerman adalah yang terbaik di dunia: Wolfgang Amadeus Mozart, Ludwig van Beethoven atau pun Johann Sebastian Bach. Mana ada Negara di dunia ini yang bisa melahirkan begitu banyak komposer yang amat melegenda yang tidak pernah lekang oleh waktu?
Di bidang Ekonomi pun, daya tahan ekonomi Jerman teruji oleh waktu. Bersama Jepang yang hancur total kalah dalam perang dunia II, bangkit sebagai kekuatan ekonomi dunia. Bedanya, Ekonomi Jerman tidak pernah mengenal krisis. Jepang dalam 2 dekade lebih ekonominya stagnan dalam krisis. Amerika dan Inggris serta Eropa lainnya sejak 2 tahun ini terjebak dalam krisis yang dalam. Jerman tampaknya masih tetap kuat untuk waktu-waktu mendatang.
3. Biaya kuliah untuk kualitas yang begitu bagus nyaris GRATIS!
Meskipun ada yang bayar terutama Program MBA Internasional, tetapi program lainnya biayanya GRATIS.
Tentu saja ada 2 negara bagian yang terapkan pembayaran relatif kecil yaitu 500 Euro per Semester yaitu negara bagian Bayern dan Baden Wurttemberg. Hanya kuliah di negara-negara bagian lainnya adalah GRATIS. Bahkan untuk Program S-3 malah kamu akan digaji dengan sangat layak!
4. Buat lulusannya, dicarikan pekerjaan. Tersedia Program ZAV yaitu kerja sama Pemerintah Jerman dengan Pemerintah Indonesia.
Setelah lulus, dicariin kerja plus dapat subsidi 600 Eur /bulan selama 2 tahun selain honor yang kamu terima dari pemerintah Indonesia. Kamu pun dibiayai kembali tanah air dan pekerjaan sudah siap menunggumu.
Syarat untuk ikuti Program ZAV ini adalah kamu harus lulus kuliah. Lalu tinggal daftar tawaran kerja yang tersedia di website-nya. Setelah kamu diterima dan prosedur administrasi dipenuhi maka sudah ada instansi di Indonesia yang siap menerima kamu, tanpa harus di tanah air kamu bawa-bawa map lamaran kerja dan cari kerja dulu.
5. Prestise Reputasi lulusannya.
Tidak ada tuh anak orang kaya, asal punya uang kuliah di Jerman bisa lulus! Kalau di negara lain yang universitasnya harus bayar mahal yah biasalah anak orang kaya gampang lulus. Kalau di Universitas Jerman hanya orang yang memenuhi standard kualitas akademik tradisi Jerman lah yang bisa lulus.
Jika kamu lulusan Jerman, kamu cukup bilang: Made in Germany! Kalimat ini biasanya akan menjelaskan banyak hal yang tak terlihat kasat mata.
Masyarakat dunia juga tahu itu jaminan dari tradisi pendidikan berkualitas dan butuh dedikasi serta integritas tinggi untuk bisa lulus dari tradisi pendidikan tersebut
6. Bisa kerja di Jerman setelah lulus
Berbeda dengan Inggris yang sangat pelit memberi ijin visa kerja buat lulusannya. Apabila kamu lulusan Jerman dan punya kualitas baik maka kamu punya kesempatan besar berkarir di Jerman: menjadi Pemain Dunia dalam Pertarungan Global! Memahami dan bernafas di perusahaan-perusahaan Multi National Jerman dan mengerti apa arti sebuah dedikasi kerja Profesional dan berkualitas!
7. Jerman menyediakan beasiswa 5.000 (lima ribu) orang Indonesia (perhatikan khusus untuk Indnesia) untuk studi Program S3 kuliah di Jerman. Program ini berlangsung selama 10 tahun.
Bisa dibayangkan betapa besarnya jaringan Jerman dalam 5 tahun mendatang dan seterusnya di Indonesia. Jika Program 5.000 doktor itu bisa mulus maka dalam beberapa tahun ke depan begitu banyak para intelektual Indonesia alumni Jerman yang mewarnai dan berkarya di tanah air. Ini adalah sebuah jejaringan intelektual yang luar biasa jika kamu bersinerji di dalamnya….
Sumber : isigood
Jadi buat agan dan aganwati yang punya adrenalin tinggi, intelektual memadai serta spirit untuk maju besar, maka sekolah di Jerman adalah wajib dicoba
Berikut adalah fakta lain mengenai pendidikan di Jerman
Quote:
Spoiler for Mengikuti Persaingan Internasional untuk Mendapatkan Pemikir Terbaik:

Nama ilmuwan seperti Humboldt dan Einstein, Röntgen dan Planck telah meletakkan dasar bagi nama baik Jerman sebagai negara studi dan sebagai negara para insinyur dan penemu.
Sejak abad pertengahan pemuda dari seluruh Eropa berdatangan untuk menuntut ilmu di universitas yang baru didirikan pada waktu itu di Heidelberg, Köln atau Greifswald.
Setelah reformasi universitas oleh Wilhelm von Humboldt (1767–1835), perguruan tinggi Jerman bahkan menjadi teladan bagi dunia akademis yang menjunjung prestasi.
Humboldt merancang universitas sebagai tempat mencari pengetahuan secara mandiri. Di tempat itu, penelitian dan pengajaran harus menjadi satu.
Spoiler for Pembaruan demi Persaingan Internasional:

Globalisasi berarti tantangan baru bagi dunia ilmu pengetahuan dan perguruan tinggi di Jerman. Melalui beberapa langkah pembaruan, para penanggung jawab di dunia politik dan di lembaga akademis berprakarsa untuk menyesuaikan sistem pendidikan tinggi dengan tuntutan baru yang berlaku internasional. Apakah menyangkut peralihan ke sistem ijazah lulus berjenjang seperti bachelor dan master, diperbolehkannya iuran kuliah dan tes penyisihan, munculnya perguruan tinggi swasta, atau semakin banyaknya kemitraan strategis antara perguruan tinggi dan institusi ekstrauniversiter: sistem pendidikan tinggi mengalami perubahan besar.
Reformasi itu bertujuan memperkuat posisi penelitian dan pengajaran dalam persaingan internasional yang semakin tajam. Undang-undang perguruan tinggi yang sudah diubah memberikan ruang gerak lebih luas kepada universitas; faktor prestasi lebih diperhatikan dalam penetapan gaji untuk profesor yang memegang kedudukan tetap. Universitas tertentu dengan nama besar berusaha untuk memperjelas profil masing-masing. Persaingan dipertajam pula oleh berbagai daftar peringkat yang menyangkut mutu dan ketenaran perguruan tinggi. Usaha lain untuk menggiatkan persaingan ialah Inisiatif Keunggulan untuk memajukan penelitian pada perguruan tinggi Jerman, prakarsa yang telah diwujudkan dengan hasil baik sejak tahun 2006. Penanggung jawab utama bagi pengorganisasian Inisiatif Keunggulan ialah Deutsche Forschungsgemeinschaft (Himpunan Penelitian Jerman – DFG), penyandang dana terpenting bagi riset. Sampai tahun 2017 diberi dana sebesar 2,7 miliar Ero kepada sejumlah perguruan tinggi yang dipilih oleh sebuah dewan pakar independen. Inisiatif Keunggulan telah berdampak besar di segi struktural dengan dukungan terarah yang diberikannya kepada pembentukan struktur baru yang ramah riset serta kepada kerja sama interdisipliner, tidak hanya secara intrauniversiter, melainkan juga antara universitas, lembaga penelitian ekstrauniversiter dan dunia usaha. Bantuan diberikan kepada sekolah pascasarjana untuk angkatan ilmuwan muda, kepada pusat-pusat yang menonjol dalam disiplin penelitian tertentu, dan untuk pengembangan profil riset dari sembilan universitas terkemuka. Termasuk dalam kelompok “elite“ itu LMU dan TU München, TH Karlsruhe, RWTH Aachen, serta universitas-universitas Konstanz, Göttingen, Heidelberg dan Freiburg, dan FU Berlin.
Spoiler for Kebinekaan Sistem Perguruan Tinggi:

Setelah Perang Dunia II, bidang ilmu berkembang ke segala arah. Hal itu diperkuat lagi oleh reunifikasi Jerman pada tahun 1990, sehingga dapat dikatakan belum pernah ada jumlah per- guruan ilmiah dan disiplin ilmu sebesar yang ada sekarang.
Orang yang ingin berkuliah di Jerman dapat memilih antara 370 lebih perguruan tinggi yang tersebar di seluruh wilayah RFJ. Apakah di kota besar atau di bentang alam yang hijau, apakah bertradisi panjang atau serba modern, apakah kecil dan tenang atau besar dan ramai – yang jelas, di hampir semua kota Jerman yang agak besar ada perguruan tinggi.
Di negara bagian Nordrhein-Westfalen saja terdapat 18 universitas dan perguruan tinggi dengan kewenangan promosi, 33 perguruan tinggi ilmu terapan dan perguruan tinggi tanpa kewenangan promosi, dan sembilan perguruan tinggi seni dan musik. Banyak di antaranya didirikan pada tahun 1960-an dan 1970-an, era ekspansi perguruan tinggi. Dalam jangka waktu dua dasawarsa jumlah mahasiswa berlipat lima ketika itu. Khususnya jumlah mahasiswi meningkat dengan cepat, dan kini hampir menyamai jumlah rekan laki-laki mereka.
Dewasa ini sekitar dua juta orang muda berkuliah di Jerman. Pada tahun 2009, kuota pemula studi mencapai 43,3 persen dari angkatan lulusan sekolah. Dengan kuota drop-out berjumlah hanya 23 persen, Jerman termasuk peringkat atas. Dalam hal promosi pun, posisi Jerman tinggi: 2,3 persen dari setiap angkatan meraih gelar doktor.
Berbeda dengan keadaan di banyak negara lain, universitas swasta memainkan peranan yang relatif kecil: Lebih dari 90 persen mahasiswa berkuliah di institusi-institusi publik. Perguruan publik itu bekerja di bawah pengawasan dan pengendalian negara, dan pada prinsipnya terbuka bagi setiap orang yang berhak masuk perguruan tinggi karena lulus gimnasium (atau memiliki ijazah lain sejenis). Selain perguruan tinggi negeri dan milik gereja, sejak tahun 1970-an didirikan pula banyak perguruan tinggi yang tak tergantung dari negara dan tidak berafiliasi dengan agama tertentu. Pembiayaannya bersumber pada iuran kuliah dan donasi.
Spoiler for Universitas Teknik dan Perguruan Tinggi Ilmu Terapan:

Universitas dalam arti kata klasik mengabdi pada ilmu murni dan menawarkan seluruh spektrum disiplin ilmu, dari ilmu purbakala hingga ilmu ekonomi nasional, sedangkan universitas-universitas teknik (Technische Universität – TU) memusatkan perkuliahannya pada bidang ilmu teknik dan ilmu alam.
TU-TU mempunyai reputasi baik sebagai tempat penggemblengan insinyur Jerman dan daya tarik khusus untuk mahasiswa asing. Sejak akhir tahun 1960-an mulai dikembangkan pula jenis perguruan khas Jerman yang kemudian banyak ditiru di luar negeri: Fachhochschule (perguruan tinggi ilmu terapan – FH). Dari jumlah mahasiswa seluruhnya di Jerman, hampir sepertiga kini belajar di FH dan, di beberapa negara bagian, di apa yang disebut Berufsakademie (akademi profesi) yang bekerja sama erat dengan perusahaan.
Hal yang terutama menyebabkan daya tarik FH bagi calon mahasiswa ialah jalur cepat yang dibukanya ke dunia pekerjaan – studi di FH umumnya memakan waktu tiga tahun saja – serta orientasinya kepada praktek. Kurikulum yang diatur secara ketat dan ujian-ujian yang menyertai kuliah memungkinkan masa studi rata-rata yang lebih pendek. Akan tetapi hal itu tidak berarti tugas ilmiah terabaikan. Pada sekitar 200 FH yang ada pun dilakukan penelitian, dengan catatan riset itu sangat mementingkan penerapan hasilnya dan dilakukan dalam dialog dengan industri.
Spoiler for Orientasi Internasional yang Kuat:

Jerman merupakan negara studi yang menarik bagi orang muda dari seluruh dunia. Sekitar 240.000 pemuda dan pemudi asing mengikuti kuliah di perguruan tinggi Jerman, 70 persen lebih banyak dibandingkan 1995. Kini lebih dari setiap maha- siswa kesepuluh berasal dari luar negeri; kebanyakan dari Cina dan Rusia. Untuk mahasiswa internasional, Jerman merupakan negara penerima utama setelah Amerika Serikat dan Inggris. Di samping itu terdapat sekitar 25.000 ilmuwan asing yang bekerja pada perguruan tinggi di Jerman, ditambah dengan 23.000 ilmuwan asing yang didukung oleh berbagai organisasi donor Jerman.
Sukses yang dicapai dalam penginternasionalan dunia ilmu di Jerman didasarkan atas upaya bersama dari universitas-universitas, lembaga penelitian dan instansi politik. Pertukaran antarnegara dari mahasiswa, peserta studi promosi dan ilmuwan dibantu melalui program khusus, beasiswa dan hadiah pendukung. Semua itu didampingi dengan program untuk meningkatkan keberhasilan studi dan integrasi sosial para mahasiswa asing. Perguruan tinggi Jerman berhasil dalam promosi yang ditujukan kepada mahasiswa dan ilmuwan muda di seluruh dunia. Keberadaan sekolah Jerman di luar negeri, kemitraan antara perguruan tinggi Jerman dan perguruan tinggi di luar negeri, – antara lain di Singapura (TU München), Kairo (Universitas Ulm dan Stuttgart) dan Seoul (Perguruan Tinggi Musik Weimar) – begitu juga jumlah cabang perguruan tinggi Jerman di mancanegara yang semakin meningkat ikut berperan di situ. Sebagai penanggung jawab dalam kegiatan di luar negeri seperti itu sering tampil DAAD, Deutscher Akademischer Austauschdienst (Dinas Pertukaran Akademis Jerman). DAAD juga ikut serta dalam pengembangan beberapa ratus kurikulum berbahasa asing (biasanya berbahasa Inggris) di perguruan tinggi Jerman. Organisasi yang penting juga perannya dalam pembinaan kerja sama ilmiah internasional ialah Alexander-von-Humboldt-Stiftung. Melalui “Prakarsa Kebijakan Luar Negeri di Bidang Ilmu“ yang dilancarkan 2009, Kementerian Luar Negeri memperkuat sarana pendukung pertukaran ilmu dan menambahkannya dengan kegiatan baru untuk lebih mempererat lagi keterikatan internasional Jerman sebagai negara ilmu dan penelitian: Contohnya sejumlah Wisma Ilmu dan Inovasi Jerman yang baru didirikan di luar negeri dan yang menjadikan ilmu Jerman lebih kasat mata. Perguruan tinggi Jerman dan lembaga mitranya di mancanegara bekerja sama dalam mendirikan pusat keunggulan di bidang penelitian dan pendidikan. Di samping itu ditambahkan jumlah beasiswa bagi mahasiswa asing, dan akses kepada pembelajaran bahasa Jerman diperbaiki di seluruh dunia. Sejak tahun 2010 jalur studi di perguruan tinggi Jerman umumnya telah dialihkan kepada pencapaian ijazah bachelor dan master yang diakui di dunia internasional.
Hal itu digariskan oleh “Pernyataan Bologna” yang ditandatangani oleh negara-negara Eropa. Peraturan itu dimaksudkan untuk memudahkan pertukaran mahasiswa di dalam Benua Eropa. Namun pada waktu yang sama daya tarik Eropa bagi akademisi internasional ingin ditingkatkan. Kebiasaan yang sudah lama dipraktikkan oleh perguruan tinggi seni dan musik semakin sering diambil alih oleh universitas lain pula. Sampai waktu yang belum lama berselang, hanya sebagian kecil jurusan memilih sendiri mahasiswanya. Untuk disiplin ilmu tertentu yang dikenakan pembatasan izin masuk, – dewasa ini kategori tersebut mencakup kedokteran, farmasi, psikologi, kedokteran hewan dan kedokteran gigi di seluruh Jerman – pembagian tempat studi di antara perguruan tinggi dilakukan oleh sebuah instansi pusat yang dikenal dengan singkatan ZVS. Akan tetapi semakin banyak perguruan tinggi menetapkan pembatasan yang berlaku untuk mata kuliah tertentu saja, dan mempergunakan kemungkinan untuk menyeleksi calon mahasiswa melalui tes atau wawancara. Hal lain yang semula tabu disingkirkan oleh putusan Mahkamah Konstitusi Federal pada tahun 2005: studi yang bebas uang kuliah. Yang membiayai pendidikan tinggi di Jerman sampai waktu itu (nyaris) hanyalah negara. Dewasa ini ada lima negara bagian yang menarik iuran kuliah mulai semester pertama. Dalam perbandingan internasional, taraf iuran itu termasuk sedang. Dari mahasiswa yang melampaui masa studi reguler, atau yang mengikuti kuliah dalam disiplin ilmu kedua, negara bagian lain pun menarik iuran kuliah.
Spoiler for Kegiatan Riset Besar dalam Industri:

Meskipun studi di Jerman wewenang perguruan tinggi semata, penelitian tentu juga dilakukan di luar universitas. Kegiatan riset dalam industri Jerman besar: Dalam hal paten triade yang berlaku di seluruh dunia, Jerman memegang posisi ketiga setelah Amerika Serikat dan Jepang. Dengan lebih dari 26.500 pendaftaran pada Jawatan Paten Eropa, Jerman menjadi juara di antara negara Eropa. Dalam pada itu perusahaan Siemens, Bosch dan BASF yang secara total mencatat hampir 5.000 pendaftaran paten pada tahun 2008, tergolong di antara kelima besar di antara lebih dari 35.000 pendaftar paten. Dalam hal paten untuk nanoteknologi, bioteknologi dan teknologi baru serta untuk energi terbarukan, Jerman tergolong negara paling aktif di dunia bersama Amerika Serikat dan Jepang. Dengan memegang sepertiga lebih dari semua paten triade di bidang pengurangan emisi bahan beracun oleh kendaraan bermotor, Jerman menempati peringkat teratas di seluruh dunia.
Spoiler for Penelitian Ekstrauniversiter yang Top:

Riset pada taraf tinggi juga dilakukan di ratusan lembaga ilmiah anggota organisasi seperti Helmholtz-Gemeinschaft, Fraunhofer-Gesellschaft atau Leibniz-Gemeinschaft. Khususnya lembaga penelitian ekstrauniversiter menyediakan kondisi kerja optimal bagi ilmuwan unggul, kondisi yang dapat ditemukan hanya di sejumlah kecil institusi lain di seluruh dunia. Lembaga-lembaga itu adalah tempat kerja peneliti Jerman yang paling produktif dan sumber publikasi yang paling orisinil. Hal itu terutama berlaku bagi ke-77 Max-Planck-Institut (Lembaga Max Planck – MPI). Apakah menyangkut pencarian air di Planet Mars, proyek genom manusia ataupun penyelidikan tingkah laku manusia: MPI selalu turut serta kalau orang memasuki bidang ilmiah yang baru. Sejak Max-Planck-Gesellschaft didirikan pada tahun 1948, ilmuwannya telah meraih 17 Hadiah Nobel dan sejumlah besar penghargaan internasional lainnya. Hadiah Nobel untuk Kimia tahun 2007 diberikan kepada Gerhard Ertl, seorang direktur MPI.
Nah buat Agan dan Aganwati yang mau kuliah ke Jerman akan kami kasih bonus
Quote:
Spoiler for Bonus:

0
7K
Kutip
76
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan