Setuju ga gan dengan SOTR (sahur on the road)??
semakin banyak menyimpangnya sekarang
Spoiler for vandalism:
Spoiler for vandalism:
Spoiler for beritanya:
akarta - Sahur on the road (SOTR) kini sudah berubah makna. Dahulu yang ingin dicapai berbagi dengan sesama. Tapi belakangan malah jadi ajang konvoi remaja tanggung.
Dengan puluhan motor dan beberapa mobil, mereka berkeliling jalan di Jakarta. Entah apa ada makanan sahur yang dibagikan. Pastinya, mereka kerap berhenti di pinggir jalan dan parkir seenaknya sehingga mengganggu pengendara yang lain.
Seperti diceritakan seorang pembaca detikcom, Darmo dalam surat elektroniknya, Rabu (8/7/2015).
“Saya pulang jualan. Di Jalan Gatot Subroto arah cawang tepatnya sebelum tanjakan Stasiun Tebet banyak anak muda sahur on the road lagi puter balik arah cawang. Saya kecepatan 40km/jam arah Cawang juga. Sebenernya mereka satu barisan cuma waktu berhenti dua motor ke depan jadi yang di depan berhenti 3 motor otomatis makan 1 lajur,” jelas Darmo.
Apa yang dialami Darmo terjadi pada Minggu (5/7) dini hari. Dia mencoba mengklakson rombongan SOTR itu karena ingin melintas.
“Saya berusaha ngerem sembari klakson, karena kalau saya ambil kanan saya dihajar mobil. Kalau saya lurus saya nyerempet mereka. Akhirnya saya bisa menghindari mereka dan mobil. Saking kesel saya bilang hati-hati dong, eh ternyata ada yang dengar. Beberapa dari mereka mengejar saya dan memberhentikan,” urai Darmo.
Ada diantara remaja tanggung itu yang marah-marah dan hendak memukul dia. Tapi untung, ada beberapa remaja yang lain melerai.
“Akhirnya teman mereka sendiri yang melerai dan membiarkan saya pergi. Mungkin teman-temanya kasihan lihat saya bawa dagangan,” imbuh Darmo.
“Kalau boleh meminta terserah mau SOTR atau apapun bentuknya hargailah orang lain yang sedang mencari rejeki buat keluarganya karena islam mengajarkan kita berbagi dengan kelembutan,” tutup Darmo. ember
Spoiler for beritanye:
Jakarta - Sahur on the road (SOTR) sudah melenceng dari tujuan awal. Dahulu SOTR dilakukan dengan semangat berbagi. Tapi kini justru jadi ajang kebut-kebutan hingga konvoi sekedar pamer.
Suara sumbang pun datang dari masyarakat, terutama yang tinggal di pinggir jalan besar. Suara knalpot yang bising dan kerumunan yang berisik mengganggu.
“Rumah saya di pinggir jalan besar, Jl Hanglekir. Pada bulan ramadan, terutama masuk minggu ke-2, dan meningkat di minggu ke-3, anak-anak yang melakukan SOTR, sekitar jam 02.00-03.00 WIB berhenti tepat di tengah jalan depan rumah saya, dan ribut, teriak-teriak, motor diderung-derung,” jelas seorang pembaca detikcom, Betty Sudiono dalam surat elektronik ke redaksi@detik.com, Rabu (8/7/2015) pagi.
“Apa mereka tidak sadar ya, kawasan di situ daerah perumahan yamg mana sangat mengganggu yang sedang beribadah. Baik yang mau sahur, atau sedang salat,” urai Betty.
Tak hanya Betty, keluhan juga disampaikan Elvid Luthfie. Suaminya yang sopir taksi terkadang risau bila berpapasan dengan pelaku SOTR.
“Bikin tambah macet hingga suami saya yang pengemudi taksi harus waspada terhadap konvoi-konvoi SOTR ini, kebanyakan mereka seperti yang punya jalanan, sembarang berhenti dan kebut-kebutan,” terang Elvida dalam surat elektronik.ember