- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Pesawat-Pesawat TNI AU uzur akhirnya dipensiunkan
TS
dimzou
Pesawat-Pesawat TNI AU uzur akhirnya dipensiunkan
kejadian jatuhnya hercules beberapa saat lalu nampaknya membuat TNI AU harus mempensiunkan hercules2 lainnya, bukan cuma hercules tapi juga bbrp pesawat tempur lain.
TNI AU Kandangkan Pesawat Tua, Ini Daftarnya
SELASA, 07 JULI 2015 | 08:33 WIB
Puluhan pesawat tempur TNI AU melakukan flying pass di gladi bersih HUT TNI di Dermaga Ujung, Mako Armatim, Surabaya, 4 Oktober 2014. 239 pesawat tempur mulai dari F-16, F-5 Sky Hawk, serta Sukhoi di kerahkan sebagai persiapan puncak HUT TNI yang akan di laksanakan pada 7 Oktober nanti. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara langsung melarang terbang seluruh pesawat C-130B Hercules setelah terjadi musibah jatuhnya pesawat sejenis bernomor A-1310 di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa pekan lalu. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan keputusan itu dibuat untuk menghindari kecelakaan serupa.
“Kami akan selidiki dahulu penyebab kecelakaan karena pesawat-pesawat ini buatan tahun 1964,” kata Agus kepada Tempo di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta, Jumat pekan lalu.
Kecelakaan Hercules A-1310 merenggut nyawa 33 personel TNI AU, 6 anggota TNI AD, dan 83 warga sipil yang ikut menumpang. TNI AU menduga Hercules tipe B buatan pabrik Lockheed Martin, Amerika Serikat, itu jatuh karena salah satu mesinnya rusak dan bertumbukan dengan menara radio Joy FM yang terpancang dalam radius 15 derajat dari ujung landasan Pangkalan Udara Suwondo, Medan.
Jumlah armada Hercules TNI AU pun dalam kondisi miris. Data menunjukkan bahwa saat ini TNI AU punya 24 unit Hercules tipe B dan H yang tersimpan di Skuadron Udara 31 Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Skuadron Udara 32 Abdurachman Saleh, Malang. Dari jumlah itu, hanya 11 unit Hercules yang dalam kondisi siap operasi.
Sebelum kecelakaan Hercules terjadi, TNI AU sebenarnya telah menyadari risiko musibah sangat tinggi pada pesawat-pesawatnya yang uzur. Maret lalu, mereka sudah terlebih dulu mengandangkan satu skuadron pesawat tempur Hawk Mk53. Menurut Agus, pesawat buatan BAE Systems Inggris itu berisiko membahayakan penerbang karena sudah berumur 35 tahun sejak didatangkan pada September 1980.
Sebagai penggantinya, TNI AU sudah menerima 16 unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle buatan Korea Selatan. “Kami putuskan Hawk Mk53 masuk museum semua,” kata Agus.
Tak hanya itu, Agus juga memerintahkan penghentian penerbangan pesawat tempur F-5 Tiger dari Skuadron Udara 14 Madiun. Alasannya sama: Si Macan terlalu tua dan berisiko mencelakakan penerbang TNI AU. Sebelum dikandangkan, kata Agus, F-5 Tiger kerap mengalami kendala ketika sedang melaksanakan misi patroli udara atau latihan biasa. November tahun lalu, satu unit F-5 Tiger pecah ban saat mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma. “Alhamdulillah, selama ini pesawat bisa kembali ke pangkalan tanpa kecelakaan,” kata Agus.
Sebetulnya pemerintah sudah punya rencana untuk mengganti F-5 Tiger dengan pesawat tempur yang baru. TNI AU mengusulkan kepada Kementerian Pertahanan untuk membeli Sukhoi SU-35 atau F-16 blok 70 Viper. Alasannya, para penerbang telah berpengalaman mengoperasikan pesawat sejenis, yakni F-16 blok 15 OKU, F-16 blok 52ID, serta Sukhoi SU-27/SU-30.
Sembilan unit F-16 blok 52ID hasil hibah dari Amerika Serikat mengalami nasib sama: dikandangkan. TNI AU ingin seluruh pesawat tersebut dievaluasi teknis karena ada perbedaan antara pesawat F-16 hibah dan pesawat serupa yang sebelumnya sudah dimiliki Indonesia. “Bulan Agustus, instruktur dari Amerika akan datang untuk mengajari pilot-pilot kami,” kata Agus.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyetujui rencana evaluasi alutsista tua milik TNI AU pasca-kecelakaan Hercules di Medan. Menurut Ryamizard, kementeriannya dan TNI AU sedang merencanakan pembelian pesawat baru dalam waktu tiga tahun ke depan. Namun dia belum bisa memastikan besaran anggaran tahun-tahun yang akan datang untuk membeli pesawat baru TNI AU.
Dia hanya mengatakan anggaran Kementerian Pertahanan tahun ini hanya Rp 400 miliar. “Itu saja 40 persen untuk belanja pegawai, 60 persen itulah yang digunakan,” kata Ryamizard kemarin.
Pengamat pertahanan dari Universitas Padjadjaran, Muradi, prihatin atas kondisi tersebut. “Sangat miris jika KSAU sampai bicara tentang minimnya alutsista TNI AU,” kata Muradi kemarin. Dia pun mendesak pemerintah agar segera meremajakan alutsista tempur dan angkut TNI AU. Menurut dia, TNI AU merupakan penjaga kedaulatan di garis depan. “Jangan sampai Indonesia disepelekan negara tetangga gara-gara alutsista udara kita kurang,” kata Muradi.
INDRA WIJAYA | REZA ADITYA | AGOENG WIJAYA
sumur
berikut daftar pesawat yang pensiun tsb:
HERCULES C-130B
Lockheed C-130 Hercules adalah sebuah pesawat terbang bermesin empat turboprop sayap tinggi (high wing) yang bertugas sebagai pesawat angkut militer utama untuk pasukan militer di banyak bagian dunia. Mampu mendarat dan lepas landas dari runway yang pendek atau tidak disiapkan, awalnya dia adalah sebuah pengangkut tentara dan pesawat kargo yang sekarang ini juga digunakan untuk berbagai macam peran, termasuk infantri airborne, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, dan ambulans udara. Sekarang ini ada lebih dari 40 model Hercules, termasuk beberapa kapal senapan, dan juga digunakan di lebih dari 50 negara. Melayani lebih dari 50 tahun, keluarga C-130 telah menciptakan rekor yang bagus untuk kehandalan dan daya tahannya, berpartisipasi dalam militer, sipil, dan bantuan kemanusiaan.
Keluarga C-139 memiliki sejarah produksi yang paling panjang dari seluruh pesawat militer. Yang pertama prototipe YC-130 terbang pada 23 Agustus 1954 dari pabrik Lockheed di Burbank, California, Amerika Serikat. Pesawat bermesin turboprop tersebut dipiloti oleh Stanley Beltz dan Roy Wimmer. Setelah kedua prototipe selesai, produksi dipindahkan ke Marietta, Georgia, di mana lebih dari 2.000 C-130 dibuat.
Indonesia menerima 10 pesawat C-130 dari pemerintah Amerika Serikat sebagai penukar tawanan pilot CIA Allen Pope yang terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958.
Pada tahun 1975, Indonesia menerima 3 C-130B. Pada tahun 1980-an, di bawah program untuk meningkatkan kemampuan angkatan udara Indonesia, 3 buah C-130H, 7 C-130HS (long body), 1 C-130 MP (patroli maritim), 1 L-100-30 (untuk keperluan sipil), dan enam L-100-30s yang dioperasikan oleh PT Merpati dan Pelita Air untuk keperluan transmigrasi. TNI AU juga mengoperasikan 2 KC-130 (versi air refuelling C-130) untuk keperluan pengisian bahan bakar di udara (sampai hari ini masih beroperasi).
Pada tahun 199 Senat Amerika Serikat mengeluarkan larangan penjualan senjata dan pembekuan hubungan militer dengan Indonesia, yang berkaitan dengan krisis Timor-Timur. Ini menyebabkan 17 pesawat C-130 tidak layak terbang karena tidak adanya suku cadang. Pada tanggal 20 September 2000, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dan Menteri Pertahanan Mahfud berbicara dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat William Cohen pada pertemuan awal September, pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan mengijinkan eksport suku cadang ke Indonesia. Tetapi sampai bertahun-tahun import suku cadang dari Amerika Serikat tidak pernah dijalankan dan TNI kemudian mengimport suku cadang dari negara lain.
Senat Amerika Serikat tetap menyatakan pelarangan penjualan senjata ke Indonesia, tetapi memberi presiden Amerika Serikat hak perkecualian.
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan bahwa sekitar 70% budget militer Indonesia pada tahun 2009 akan dipergunakan untuk membeli pesawat C-130. Dari 24 pesawat, hanya 6 yang masih layak terbang. Sementara itu pemerintah Amerika Serikat dan Australia berjanji akan memberi bantuan pembelian 6 buah Hercules tipe E dan J. Namun, Indonesia kemungkinan lebih tertarik membeli tipe J (C-130J Super Hercules) yang memiliki kemampuan angkut yang lebih tinggi dan mesin yang lebih efisien.
HAWK MK 53
BAE Systems Hawk adalah jet tempur ringan latih (trainer) produksi BAE Hawk sejak 1974.
BAE Hawk adalah sebuah perusahaan dari Britania Raya. Hawk merupakan sebuah pesawat jet latih (trainer) interim untuk pesawat tempur jet generasi 4 ( F-16, F-15, dll) menggunakan radar modern APG-66 ( khusus varian Mk 200 ) dan rudal AIM-9 Sidewinder. Hawk Mk 109 / 209 merupakan kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia yang mulai melengkapi TNI-AU sejak tahun 1997 (pada tahun 1980-an, TNI-AU juga pernah membeli sejumlah Hawk Mk 53).Hawk Mk 209 merupakan varian single seater dari keluarga Hawk. Pesawat jet ini dikhususkan untuk mengemban misi air superiority dan ground attack.Malaysia juga memiliki sejumlah Hawk Mk 108 / 208 yang merupakan varian Hawk pertama yang bisa melakukan in-flight refuelling.
F-5 TIGER
F-5A/B Freedom Fighter dan F-5E/F Tiger II adalah sebuah bagian dari keluarga pesawat tempur supersonik ringan yang dirancang dan diproduksi oleh Northrop, di Amerika Serikat, sejak tahun 1960-an. Ratusan pesawat ini masih dipakai oleh berbagai angkatan udara di dunia sampai abad ke-21, dan pesawat ini juga menjadi dasar untuk pengembangan beberapa pesawat lainnnya. Produksi pesawat F-5A dan F-5E berakhir pada tahun 1972 dan 1987.
Pengembangan pesawat ini berawal sebagai pesawat tempur ringan Northtrop yang dibiayai oleh swasta, pada tahun 1950-an. Generasi pertama F-5 Freedom mulai dipakai pada tahun 1960-an. Sampai 1972, lebih dari 800 pesawat diproduksi untuk negara sekutu Amerika Serikat pada Perang Dingin, sementara Angkatan Udara Amerika Serikat membeli sekitar 1100 pesawat.
Generasi kedua, keluarga F-5E Tiger II, juga banyak digunakan oleh negara sekutu Amerika Serikat, dan di Amerika Serikat sendiri dipakai sebagai pesawat latih tempur. Jumlah Tiger II yang diproduksi sampai tahun 1987 mencapai 1400 buah. Pesawat F-5 yang masih dipakai sampai tahun 1990-an dan 2000-an telah melalui banyak modifikasi pembaruan.
F-16 Block 52ID
F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multi-peran supersonik yang dikembangkan oleh General Dynamics (lalu di akuisisi oleh Lockheed Martin), di Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, dan akhirnya berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer. Kemampuan F-16 untuk bisa dipakai untuk segala macam misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai oleh 24 negara selain Amerika Serikat.[1] Pesawat ini sangat popular di mata international dan telah digunakan oleh 25 angkatan udara. F-16 merupakan proyek pesawat tempur Barat yang paling besar dan signifikan, dengan sekitar 4000 F-16 sudah di produksi sejak 1976. Pesawat ini sudah tidak diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, tapi masih diproduksi untuk ekspor.
F-16 dikenal memiliki kemampuan tempur di udara yang sangat baik, dengan inovasi seperti tutup kokpit tanpa bingkai yang memperjelas penglihatan, gagang pengendali samping untuk memudahkan kontrol pada kecepatan tinggi, dan kursi kokpit yang dirancang untuk mengurangi efek g-force pada pilot. Pesawat ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibuat untu menahan belokan pada percepatan 9g.
Tahun 2011 lalu Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat sepakat dalam kerjasama militer berupa hibah plus upgrade 24 unit F-16 Block 52ID untuk Angkatan Udara Indonesia dengan nilai kontrak sekitar $700 Juta. 3 unit dari 24 unit F-16 Block 52ID
Belakangan setelah 3 unit pesawat tempur setara block 52 ini tiba di Indonesia, pihak Indonesia memberikan nama resmi F-16 Block 52ID untuk pesawat hibah upgrade untuk Indonesia ini. Namun nama resmi F-16 Block 52ID sedikit mendapat komentar dari pihak Amerika selaku negara Produsen dimana pihak Amerika menjelaskan nama resmi pesawat tempur hibah ke Indonesia ini adalah F-16 Block 25ID bukan F-16 Block 52ID karena memang pesawat tersebut berasal dari Block 25 bukan dari block 52. Pihak Amerika berasalah penamaan F-16 Block 25ID ini bertujan agar tidak membingungkan karena memang beasal dari Block 25. Kalau menggunakan nama Block 52ID seolah olah itu adalah pesawat yang berasal dari Block 52.
Keduapuluh empat unit pesawat tempur F-16 Block 52ID ini nantinya akan dipecah kedalam 2 skuadron. 8 unit akan masuk kedalam Skuadron 3 untuk melengkapi 10 unit F-16 Block 15 OCU yang sudah ada disana sebelumnya. Lokasinya adalah Lanud Iswayudi, Madiun. Sisanya sebanyak 6 unit akan dimasukkan kedalam skuadron baru yaitu Skuadron 16 yang berlokasi di Pekanbaru. Ini akan menambah kekuatan alutsista Indonesia di Sumatera yang dekat dengan Selat Malaka, Singapura, Malaysia, Thailand dan juga Kepulauan Natuna.
Pesawat F-16/Fighting Falcon mengadakan (Escort) pengawalan udara terhadap pesawat kepresidenan saat berkunjung ke Lanud Iswahjudi.
tapi jangan sedih gan karena TNI AU sudah mengusulkan pembelian pesawat baru. untuk pengganti F-5 Tiger sudah diusulkan untuk membeli sukhoi. sedangkan untuk mengganti Hawk mk53 TNI AU sudah mendatangkan T-50i Golden Eagle dari korsel. berikut penjelasannya:
SUKHOI SU-35
Sukhoi Su-35 (kode NATO: Flanker-E) adalah pesawat tempur multiperan, kelas berat, berjelajah panjang, dan bertempat duduk tunggal asal Rusia. Pesawat ini dikembangkan dari Su-27, dan awalnya diberi nama Su-27M.[6] Pesawat ini dikembangkan untuk menandingi F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon. Karena kesamaan fitur dan komponen yang dikandungnya, Su-35 dianggap sebagai sepupu dekat Sukhoi Su-30MKI, sebuah varian Su-30 yang diproduksi untuk India.[7]
Pesawat ini sendiri merupakan seri flanker terakhir dan merupakan pengisi kekosongan generasi antara generasi 4 dan generasi 5, bisa dimasukkan dalam generasi 4++.[8]
Pesawat Su-35 perdana kemudian dikembangkan lagi menjadi Su-35BM, yang memasuki deretan produksi sebagai Su-35S.[9] Angkatan Udara Rusia saat ini mengoperasikan 12 pesawat tempur Su-35 sejak tahun 2008
T-50i Golden Eagle
semoga peremajaan pesawat-pesawat kita bisa meminimalisir kecelakaan-kecelakaan di kemudian hari dan yang terpenting dapat menjaga kedaulatan negara kita di udara
sumur1
sumur2
sumur3
please
comment informatif agan2
Spoiler for berita:
TNI AU Kandangkan Pesawat Tua, Ini Daftarnya
SELASA, 07 JULI 2015 | 08:33 WIB
Puluhan pesawat tempur TNI AU melakukan flying pass di gladi bersih HUT TNI di Dermaga Ujung, Mako Armatim, Surabaya, 4 Oktober 2014. 239 pesawat tempur mulai dari F-16, F-5 Sky Hawk, serta Sukhoi di kerahkan sebagai persiapan puncak HUT TNI yang akan di laksanakan pada 7 Oktober nanti. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara langsung melarang terbang seluruh pesawat C-130B Hercules setelah terjadi musibah jatuhnya pesawat sejenis bernomor A-1310 di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa pekan lalu. Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan keputusan itu dibuat untuk menghindari kecelakaan serupa.
“Kami akan selidiki dahulu penyebab kecelakaan karena pesawat-pesawat ini buatan tahun 1964,” kata Agus kepada Tempo di Markas Besar TNI AU, Cilangkap, Jakarta, Jumat pekan lalu.
Kecelakaan Hercules A-1310 merenggut nyawa 33 personel TNI AU, 6 anggota TNI AD, dan 83 warga sipil yang ikut menumpang. TNI AU menduga Hercules tipe B buatan pabrik Lockheed Martin, Amerika Serikat, itu jatuh karena salah satu mesinnya rusak dan bertumbukan dengan menara radio Joy FM yang terpancang dalam radius 15 derajat dari ujung landasan Pangkalan Udara Suwondo, Medan.
Jumlah armada Hercules TNI AU pun dalam kondisi miris. Data menunjukkan bahwa saat ini TNI AU punya 24 unit Hercules tipe B dan H yang tersimpan di Skuadron Udara 31 Halim Perdanakusuma, Jakarta, dan Skuadron Udara 32 Abdurachman Saleh, Malang. Dari jumlah itu, hanya 11 unit Hercules yang dalam kondisi siap operasi.
Sebelum kecelakaan Hercules terjadi, TNI AU sebenarnya telah menyadari risiko musibah sangat tinggi pada pesawat-pesawatnya yang uzur. Maret lalu, mereka sudah terlebih dulu mengandangkan satu skuadron pesawat tempur Hawk Mk53. Menurut Agus, pesawat buatan BAE Systems Inggris itu berisiko membahayakan penerbang karena sudah berumur 35 tahun sejak didatangkan pada September 1980.
Sebagai penggantinya, TNI AU sudah menerima 16 unit pesawat tempur T-50i Golden Eagle buatan Korea Selatan. “Kami putuskan Hawk Mk53 masuk museum semua,” kata Agus.
Tak hanya itu, Agus juga memerintahkan penghentian penerbangan pesawat tempur F-5 Tiger dari Skuadron Udara 14 Madiun. Alasannya sama: Si Macan terlalu tua dan berisiko mencelakakan penerbang TNI AU. Sebelum dikandangkan, kata Agus, F-5 Tiger kerap mengalami kendala ketika sedang melaksanakan misi patroli udara atau latihan biasa. November tahun lalu, satu unit F-5 Tiger pecah ban saat mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma. “Alhamdulillah, selama ini pesawat bisa kembali ke pangkalan tanpa kecelakaan,” kata Agus.
Sebetulnya pemerintah sudah punya rencana untuk mengganti F-5 Tiger dengan pesawat tempur yang baru. TNI AU mengusulkan kepada Kementerian Pertahanan untuk membeli Sukhoi SU-35 atau F-16 blok 70 Viper. Alasannya, para penerbang telah berpengalaman mengoperasikan pesawat sejenis, yakni F-16 blok 15 OKU, F-16 blok 52ID, serta Sukhoi SU-27/SU-30.
Sembilan unit F-16 blok 52ID hasil hibah dari Amerika Serikat mengalami nasib sama: dikandangkan. TNI AU ingin seluruh pesawat tersebut dievaluasi teknis karena ada perbedaan antara pesawat F-16 hibah dan pesawat serupa yang sebelumnya sudah dimiliki Indonesia. “Bulan Agustus, instruktur dari Amerika akan datang untuk mengajari pilot-pilot kami,” kata Agus.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyetujui rencana evaluasi alutsista tua milik TNI AU pasca-kecelakaan Hercules di Medan. Menurut Ryamizard, kementeriannya dan TNI AU sedang merencanakan pembelian pesawat baru dalam waktu tiga tahun ke depan. Namun dia belum bisa memastikan besaran anggaran tahun-tahun yang akan datang untuk membeli pesawat baru TNI AU.
Dia hanya mengatakan anggaran Kementerian Pertahanan tahun ini hanya Rp 400 miliar. “Itu saja 40 persen untuk belanja pegawai, 60 persen itulah yang digunakan,” kata Ryamizard kemarin.
Pengamat pertahanan dari Universitas Padjadjaran, Muradi, prihatin atas kondisi tersebut. “Sangat miris jika KSAU sampai bicara tentang minimnya alutsista TNI AU,” kata Muradi kemarin. Dia pun mendesak pemerintah agar segera meremajakan alutsista tempur dan angkut TNI AU. Menurut dia, TNI AU merupakan penjaga kedaulatan di garis depan. “Jangan sampai Indonesia disepelekan negara tetangga gara-gara alutsista udara kita kurang,” kata Muradi.
INDRA WIJAYA | REZA ADITYA | AGOENG WIJAYA
sumur
berikut daftar pesawat yang pensiun tsb:
HERCULES C-130B
Spoiler for C-130b Hercules:
Lockheed C-130 Hercules adalah sebuah pesawat terbang bermesin empat turboprop sayap tinggi (high wing) yang bertugas sebagai pesawat angkut militer utama untuk pasukan militer di banyak bagian dunia. Mampu mendarat dan lepas landas dari runway yang pendek atau tidak disiapkan, awalnya dia adalah sebuah pengangkut tentara dan pesawat kargo yang sekarang ini juga digunakan untuk berbagai macam peran, termasuk infantri airborne, pengamatan cuaca, pengisian bahan bakar di udara, pemadam kebakaran udara, dan ambulans udara. Sekarang ini ada lebih dari 40 model Hercules, termasuk beberapa kapal senapan, dan juga digunakan di lebih dari 50 negara. Melayani lebih dari 50 tahun, keluarga C-130 telah menciptakan rekor yang bagus untuk kehandalan dan daya tahannya, berpartisipasi dalam militer, sipil, dan bantuan kemanusiaan.
Keluarga C-139 memiliki sejarah produksi yang paling panjang dari seluruh pesawat militer. Yang pertama prototipe YC-130 terbang pada 23 Agustus 1954 dari pabrik Lockheed di Burbank, California, Amerika Serikat. Pesawat bermesin turboprop tersebut dipiloti oleh Stanley Beltz dan Roy Wimmer. Setelah kedua prototipe selesai, produksi dipindahkan ke Marietta, Georgia, di mana lebih dari 2.000 C-130 dibuat.
Indonesia menerima 10 pesawat C-130 dari pemerintah Amerika Serikat sebagai penukar tawanan pilot CIA Allen Pope yang terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958.
Pada tahun 1975, Indonesia menerima 3 C-130B. Pada tahun 1980-an, di bawah program untuk meningkatkan kemampuan angkatan udara Indonesia, 3 buah C-130H, 7 C-130HS (long body), 1 C-130 MP (patroli maritim), 1 L-100-30 (untuk keperluan sipil), dan enam L-100-30s yang dioperasikan oleh PT Merpati dan Pelita Air untuk keperluan transmigrasi. TNI AU juga mengoperasikan 2 KC-130 (versi air refuelling C-130) untuk keperluan pengisian bahan bakar di udara (sampai hari ini masih beroperasi).
Pada tahun 199 Senat Amerika Serikat mengeluarkan larangan penjualan senjata dan pembekuan hubungan militer dengan Indonesia, yang berkaitan dengan krisis Timor-Timur. Ini menyebabkan 17 pesawat C-130 tidak layak terbang karena tidak adanya suku cadang. Pada tanggal 20 September 2000, setelah Presiden Abdurrahman Wahid dan Menteri Pertahanan Mahfud berbicara dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat William Cohen pada pertemuan awal September, pemerintah Amerika Serikat menyatakan akan mengijinkan eksport suku cadang ke Indonesia. Tetapi sampai bertahun-tahun import suku cadang dari Amerika Serikat tidak pernah dijalankan dan TNI kemudian mengimport suku cadang dari negara lain.
Senat Amerika Serikat tetap menyatakan pelarangan penjualan senjata ke Indonesia, tetapi memberi presiden Amerika Serikat hak perkecualian.
Menteri Pertahanan Juwono Sudarsono menyatakan bahwa sekitar 70% budget militer Indonesia pada tahun 2009 akan dipergunakan untuk membeli pesawat C-130. Dari 24 pesawat, hanya 6 yang masih layak terbang. Sementara itu pemerintah Amerika Serikat dan Australia berjanji akan memberi bantuan pembelian 6 buah Hercules tipe E dan J. Namun, Indonesia kemungkinan lebih tertarik membeli tipe J (C-130J Super Hercules) yang memiliki kemampuan angkut yang lebih tinggi dan mesin yang lebih efisien.
Spoiler for pics:
HAWK MK 53
Spoiler for Hawk MK 53:
BAE Systems Hawk adalah jet tempur ringan latih (trainer) produksi BAE Hawk sejak 1974.
BAE Hawk adalah sebuah perusahaan dari Britania Raya. Hawk merupakan sebuah pesawat jet latih (trainer) interim untuk pesawat tempur jet generasi 4 ( F-16, F-15, dll) menggunakan radar modern APG-66 ( khusus varian Mk 200 ) dan rudal AIM-9 Sidewinder. Hawk Mk 109 / 209 merupakan kode untuk Hawker-Siddeley Hawk yang diekspor ke Indonesia yang mulai melengkapi TNI-AU sejak tahun 1997 (pada tahun 1980-an, TNI-AU juga pernah membeli sejumlah Hawk Mk 53).Hawk Mk 209 merupakan varian single seater dari keluarga Hawk. Pesawat jet ini dikhususkan untuk mengemban misi air superiority dan ground attack.Malaysia juga memiliki sejumlah Hawk Mk 108 / 208 yang merupakan varian Hawk pertama yang bisa melakukan in-flight refuelling.
Spoiler for pics:
F-5 TIGER
Spoiler for F-5 Tiger:
F-5A/B Freedom Fighter dan F-5E/F Tiger II adalah sebuah bagian dari keluarga pesawat tempur supersonik ringan yang dirancang dan diproduksi oleh Northrop, di Amerika Serikat, sejak tahun 1960-an. Ratusan pesawat ini masih dipakai oleh berbagai angkatan udara di dunia sampai abad ke-21, dan pesawat ini juga menjadi dasar untuk pengembangan beberapa pesawat lainnnya. Produksi pesawat F-5A dan F-5E berakhir pada tahun 1972 dan 1987.
Pengembangan pesawat ini berawal sebagai pesawat tempur ringan Northtrop yang dibiayai oleh swasta, pada tahun 1950-an. Generasi pertama F-5 Freedom mulai dipakai pada tahun 1960-an. Sampai 1972, lebih dari 800 pesawat diproduksi untuk negara sekutu Amerika Serikat pada Perang Dingin, sementara Angkatan Udara Amerika Serikat membeli sekitar 1100 pesawat.
Generasi kedua, keluarga F-5E Tiger II, juga banyak digunakan oleh negara sekutu Amerika Serikat, dan di Amerika Serikat sendiri dipakai sebagai pesawat latih tempur. Jumlah Tiger II yang diproduksi sampai tahun 1987 mencapai 1400 buah. Pesawat F-5 yang masih dipakai sampai tahun 1990-an dan 2000-an telah melalui banyak modifikasi pembaruan.
Spoiler for pics:
F-16 Block 52ID
Spoiler for F-16 block 52ID:
F-16 Fighting Falcon adalah jet tempur multi-peran supersonik yang dikembangkan oleh General Dynamics (lalu di akuisisi oleh Lockheed Martin), di Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya dirancang sebagai pesawat tempur ringan, dan akhirnya berevolusi menjadi pesawat tempur multi-peran yang sangat populer. Kemampuan F-16 untuk bisa dipakai untuk segala macam misi inilah yang membuatnya sangat sukses di pasar ekspor, dan dipakai oleh 24 negara selain Amerika Serikat.[1] Pesawat ini sangat popular di mata international dan telah digunakan oleh 25 angkatan udara. F-16 merupakan proyek pesawat tempur Barat yang paling besar dan signifikan, dengan sekitar 4000 F-16 sudah di produksi sejak 1976. Pesawat ini sudah tidak diproduksi untuk Angkatan Udara Amerika Serikat, tapi masih diproduksi untuk ekspor.
F-16 dikenal memiliki kemampuan tempur di udara yang sangat baik, dengan inovasi seperti tutup kokpit tanpa bingkai yang memperjelas penglihatan, gagang pengendali samping untuk memudahkan kontrol pada kecepatan tinggi, dan kursi kokpit yang dirancang untuk mengurangi efek g-force pada pilot. Pesawat ini juga merupakan pesawat tempur pertama yang dibuat untu menahan belokan pada percepatan 9g.
Tahun 2011 lalu Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat sepakat dalam kerjasama militer berupa hibah plus upgrade 24 unit F-16 Block 52ID untuk Angkatan Udara Indonesia dengan nilai kontrak sekitar $700 Juta. 3 unit dari 24 unit F-16 Block 52ID
Belakangan setelah 3 unit pesawat tempur setara block 52 ini tiba di Indonesia, pihak Indonesia memberikan nama resmi F-16 Block 52ID untuk pesawat hibah upgrade untuk Indonesia ini. Namun nama resmi F-16 Block 52ID sedikit mendapat komentar dari pihak Amerika selaku negara Produsen dimana pihak Amerika menjelaskan nama resmi pesawat tempur hibah ke Indonesia ini adalah F-16 Block 25ID bukan F-16 Block 52ID karena memang pesawat tersebut berasal dari Block 25 bukan dari block 52. Pihak Amerika berasalah penamaan F-16 Block 25ID ini bertujan agar tidak membingungkan karena memang beasal dari Block 25. Kalau menggunakan nama Block 52ID seolah olah itu adalah pesawat yang berasal dari Block 52.
Keduapuluh empat unit pesawat tempur F-16 Block 52ID ini nantinya akan dipecah kedalam 2 skuadron. 8 unit akan masuk kedalam Skuadron 3 untuk melengkapi 10 unit F-16 Block 15 OCU yang sudah ada disana sebelumnya. Lokasinya adalah Lanud Iswayudi, Madiun. Sisanya sebanyak 6 unit akan dimasukkan kedalam skuadron baru yaitu Skuadron 16 yang berlokasi di Pekanbaru. Ini akan menambah kekuatan alutsista Indonesia di Sumatera yang dekat dengan Selat Malaka, Singapura, Malaysia, Thailand dan juga Kepulauan Natuna.
Spoiler for pics:
Pesawat F-16/Fighting Falcon mengadakan (Escort) pengawalan udara terhadap pesawat kepresidenan saat berkunjung ke Lanud Iswahjudi.
tapi jangan sedih gan karena TNI AU sudah mengusulkan pembelian pesawat baru. untuk pengganti F-5 Tiger sudah diusulkan untuk membeli sukhoi. sedangkan untuk mengganti Hawk mk53 TNI AU sudah mendatangkan T-50i Golden Eagle dari korsel. berikut penjelasannya:
SUKHOI SU-35
Spoiler for sukhoi su-35:
Sukhoi Su-35 (kode NATO: Flanker-E) adalah pesawat tempur multiperan, kelas berat, berjelajah panjang, dan bertempat duduk tunggal asal Rusia. Pesawat ini dikembangkan dari Su-27, dan awalnya diberi nama Su-27M.[6] Pesawat ini dikembangkan untuk menandingi F-15 Eagle dan F-16 Fighting Falcon. Karena kesamaan fitur dan komponen yang dikandungnya, Su-35 dianggap sebagai sepupu dekat Sukhoi Su-30MKI, sebuah varian Su-30 yang diproduksi untuk India.[7]
Pesawat ini sendiri merupakan seri flanker terakhir dan merupakan pengisi kekosongan generasi antara generasi 4 dan generasi 5, bisa dimasukkan dalam generasi 4++.[8]
Pesawat Su-35 perdana kemudian dikembangkan lagi menjadi Su-35BM, yang memasuki deretan produksi sebagai Su-35S.[9] Angkatan Udara Rusia saat ini mengoperasikan 12 pesawat tempur Su-35 sejak tahun 2008
Spoiler for pics:
T-50i Golden Eagle
Spoiler for T-50i Golden Eagle:
T-50 Golden Eagle adalah pesawat latih (trainer) supersonik buatan Amerika-Korea. Dikembangkan oleh Korean Aerospace Industries dengan bantuan Lockheed Martin.[5] Program ini juga melahirkan A-50, atau T-50 LIFT, sebagai varian serang ringan.[1]
Walaupun militer Amerika Serikat tidak ada rencana untuk membeli pesawat ini , tapi penamaan militer amerika secara resmi diminta untuk pesawat ini guna menghindari konflik penamaan dikemudian hari.
Walaupun militer Amerika Serikat tidak ada rencana untuk membeli pesawat ini , tapi penamaan militer amerika secara resmi diminta untuk pesawat ini guna menghindari konflik penamaan dikemudian hari.
Spoiler for pics:
semoga peremajaan pesawat-pesawat kita bisa meminimalisir kecelakaan-kecelakaan di kemudian hari dan yang terpenting dapat menjaga kedaulatan negara kita di udara
sumur1
sumur2
sumur3
please
comment informatif agan2
Spoiler for komen:
Quote:
Original Posted By gidilBOYZ►kalo hercules bukan pensiun gan, tapi emang sengaja di grounded kan, gara2 nya karena pesawat hercules yg kemaren2 jatoh d medan. Karena menurut peraturan penerbangan TNI-AU, apabila dalam waktu 1x24 jam penyebab jatuhnya suatu jenis pesawat belum ditemukan, maka semua pesawat dengan tipe dan model yg sejenis harus di grounded kan
Diubah oleh dimzou 08-07-2015 00:43
tien212700 memberi reputasi
1
8.4K
Kutip
69
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan