- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Babak Baru Kasus Engeline, Hotman tunjukan SMS Penculik Minta Tebusan
![xonet](https://s.kaskus.id/user/avatar/2014/10/05/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
xonet
Babak Baru Kasus Engeline, Hotman tunjukan SMS Penculik Minta Tebusan
Quote:
Babak Baru Kasus Engeline, Hotman tunjukan SMS Penculik Minta Tebusan
![Babak Baru Kasus Engeline, Hotman tunjukan SMS Penculik Minta Tebusan](https://s.kaskus.id/images/2015/07/05/7234194_20150705100808.jpg)
![Babak Baru Kasus Engeline, Hotman tunjukan SMS Penculik Minta Tebusan](https://s.kaskus.id/images/2015/07/05/7234194_20150705100819.jpg)
POJOKSATU.id, JAKARTA – Kasus pembunuhan Engeline terus memunculkan bukti-bukti baru dengan modus-modus berbeda. Kali ini, muncul sms mistirius yang meminta tebusan atas hilangnya Engeline sebelun bocah malang ditemukan meninggal.
Kuasa hukum tersangka Agus Tay, Hotman Paris, mengaku menerima laporan soal SMS tersebut dari para petugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, Bali. Kemungkinan pengungkapan kasus ini kuat, sebab ada saksi yang diklaim dapat memperjelas kasus tersebut.
Dalam sms misterius itu, ‘penculik’ mengaku menyekap Engeline dan meminta sejumlah uang tebusan. Jumlah nominalnya mencapai Rp 150 juta.
Hotman menduga, ada penggalangan dana ke sejumlah donatur, terutama di luar negeri. Seorang warga Australia, diklaim ada yang sudah mengakui hal ini dan hendak memberikan sumbangan, namun belum sempat.
“Ini para aktivis dari Bali forward ke saya soal SMS. Intinya, diduga seolah-olah ada SMS dari penculik, lalu meminta tebusan, lalu mencari dana ke si bule untuk membayar uang tebusan. Hari ini si bule sudah bersedia jadi saksi,” jelas Hotman dalam keterangannya, Minggu (4/7/2015).
Hotman menuding bahwa keluarga angkat Engeline di balik penggalangan dana tersebut. Untuk itu ia meminta supaya polisi mengusut masalah ini. Terutama guna mengetahui apakah ada kaitannya dengan pembunuhan atau tidak.
“Sebelumnya kan di media sosial, tidak pernah ada yang melaporkan penculikan permintaan tebusan. Tapi ada SMS-SMS ini,” kata Hotman.
Hal ini dibenarkan Petugas P2TP2A Kota Denpasar, Siti Sapurah. Dia menambahkan, saksi pria Australia yang berencana memberikan donasi untuk menebus penculik Engeline, rencananya akan diajukan kepada polisi agar diperiksa pekan depan.
Sementara itu, Kuasa hukum keluarga angkat Engeline, Dion Pongkor, saat dikonfirmasi soal ini membenarkan adanya SMS-SMS penculikan dan permintaan tebusan memang banyak masuk ke nomor ponsel keluarga Margriet. Hal ini terjadi setelah berita hilangnya Engeline meluas hingga ke berbagai negara.
“Waktu Engeline hilang, banyak yang mengaku menculik dan meminta uang tebusan,” kata Dion.
Meski begitu, kata Dion keluarga tak memanfaatkan itu untuk mencari penggalangan dana. Bila ada orang yang berinisiatif untuk menggalang dana, itu dipastikan bukan dari keluarga.
“Memang dulu ada ketua ekspatriat Bali, buat pengumuman di facebook sayembara Rp 40 juta. Keluarga tidak mengetahui itu. Ketika ditanya, kenapa bikin tanpa koordinasi keluarga? Itu bukan dari inisiatif dari keluarga. Dia cerita katanya saya juga punya anak perempuan dan saya tiga orang teman saya berjanji memberikan donasi jika anak itu ditemukan,” jelasnya.
LINK
(ril)
Quote:
Engeline Sengaja Dihilangkan Kemudian Diumumkan dan Diadakan Penggalangan Dana
Jul 05, 2015
Hotman Paris selaku Kuasa Hukum Agustinus, meminta pihak kepolisian untuk memeriksa keluarga Margriet Megawe guna menelusuri kaitan dugaan penggalangan dana untuk menebus penculikan dan pembunuhan Engeline.
Bukti dan saksi diklaim sudah dipegang. Apa reaksi tim kuasa hukum keluarga Margriet?
“Kepada pihak-pihak yang menari di atas penderitaan klien kami tanpa bukti, itu semua fitnah,” ujar Dion Pongkor, salah satu anggota kuasa hukum yang berada dalam firma hukum Hotma Sitompoel, Minggu (5/7/2015).
Dion mengatakan, keluarga tidak pernah meminta uang atau menggelar penggalangan dana sampai Rp 150 juta dengan dalih menebus Engeline dari tangan penculik. Karena itu, dia akan mencatat dan mendokumentasikan semua tudingan tersebut. Bila tidak terbukti secara hukum, dia akan menggunakannya untuk melawan balik.
“Jadi kita akan ambil langkah hukum, kalau semua fitnah yang disampaikan itu nanti tidak terbukti,” ujar Dion.
Dion yang kerap bolak-balik mendampingi pemeriksaan Margriet menceritakan, memang di awal kasus hilangnya Engeline bergulir, banyak SMS masuk ke ponsel keluarga soal penculik yang meminta tebusan. Tetapi keluarga tidak pernah menggubris hal tersebut atau sampai membuat penggalangan dana. Keluarga juga tidak pernah melaporkan SMS-SMS tersebut ke polisi.
Ketika ditanya soal ada saksi pria Australia yang mengaku dihubungi salah seorang anggota keluarga Margriet dan bicara soal donasi untuk menebus Engeline, Dion meragukan hal tersebut. Sebab, menurutnya memang ada sejumlah orang di luar negeri yang prihatin dengan kasus tersebut, bahkan membuat gerakan sendiri.
Salah satunya dari seorang ketua ekspatriat di Bali. Ada semacam sayembara di facebook, bagi siapa yang menemukan Engeline, dia akan memberikan donasi Rp 40 juta. Aksi itu tidak diketahui keluarga.
“Tapi dia baru mau ngasih uang kalau anak itu ada. Kalau penculik meminta tebusan juga ada SMS, tapi nggak diladeni,” tegasnya.
Sebelumnya Hotman Paris mengungkapkan informasi soal SMS ancaman dari penculik yang mengaku menyekap Engeline dan meminta uang tebusan. Jumlah nominalnya mencapai Rp 150 juta. Nah, dari SMS itu, Hotman menduga, ada penggalangan dana ke sejumlah donatur, terutama di luar negeri. Seorang pria Australia, diklaim ada yang sudah mengakui hal ini dan sempat hendak memberikan sumbangan, namun belum terjadi.
“Ini para aktivis dari Bali forward ke saya soal SMS. Intinya, diduga seolah-olah ada SMS dari penculik, lalu meminta tebusan, lalu mencari dana ke si bule untuk membayar uang tebusan. Hari ini si bule sudah bersedia jadi saksi,” terang Hotman.
Hotman menuding keluarga angkat Engeline di balik penggalangan dana tersebut. Karena itu, dia meminta agar polisi mengusut masalah ini. Terutama guna mengetahui apakah ada kaitannya dengan pembunuhan atau tidak.
“Berarti diduga Engeline sengaja dihilangkan kemudian diumumkan hilang. Tapi kepada calon donor diculik agar calon donor memberikan uang. Saran saya Polda Bali harus segera memeriksanya,” ucapnya.
Petugas P2TP2A Kota Denpasar, Siti Sapurah atau Ipung, membenarkan cerita Hotman. Dia menambahkan, saksi pria Australia yang berencana memberikan donasi untuk menebus penculik Engeline rencananya akan diajukan kepada polisi agar diperiksa pekan depan.
LINK
Quote:
SMS Penculikan Angeline Diduga Fiktif
JAKARTA - Kasus pembunuhan Angeline memasuki babak baru. Pengacara Agustinus Tai, Hotman Paris mengaku memiliki bukti Short Message Service (SMS) dari penculik yang diduga fiktif.
Dalam sms tersebut, putri Margriet Christina Megawe, Yvone itu mengirim sms ke seorang warga negara Australia, berinisial CB.
"CB itu donatur. Yvone kirim sms ke dia yang katanya dari penculik, minta transfer ke rekening BRI, 310501000783506," beber Hotman di Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (5/7/2015) malam.
Hotman menambahkan, dia menduga pesan singkat itu karangan Yvone sendiri. Pasalnya, sejak hilangnya Angeline 16 Mei silam, Yvone justru aktif menggalang dana tanpa melaporkan ke pihak kepolisian.
"Ini Yvone tidak lapor polisi, tapi malah galang dana di media sosial, hingga ketemu si CB," imbuhnya.
Hotman mengaku mendapat informasi tersebut, dari aktivis Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Siti Saparuah. Perempuan yang akrab disapa Ipung itu kemudian mengajak CB untuk memberikan keterangan kepada kepolisian.
"Ipung cerita begitu, rencananya Rabu besok CB bakal di BAP," pungkasnya.
LINK
Quote:
Hotman Tunjukan Bukti SMS Kakak Angkat Angeline Minta Dana
Minggu, 5 Juli 2015 − 21:24 WIB
Hotman Paris pengacara Agus mengaku mempunyai bukti dugaan SMS permintaan bantuan dana dari kakak angkat Angeline, Yvonne terkait hilangnya bocah SD tersebut. Bukti SMS yang dibeberkan Hotman Paris
JAKARTA - Pengacara Agus, tersangka pembunuhan Angeline, Hotman Paris Hutapea mengungkapkan ada dugaan lain terkait misteri kematian bocah malang ini.
Karena pihaknya mempunyai pesan singkat yang patut diduga fiktif atau rekayasa yang dilakukan diduga oleh kakak angkat Angeline, Yvonne untuk mengelabui warga asing (bule) Christopher Burn (CB) untuk mengirimkan sejumlah uang sesuai dengan suruhan dari pesan singkat tersebut.
Hotman menuturkan dirinya mendapat keterangan dari Siti Sapurah dari pusat pelayanan terpadu perlindungan perempuan dan anak (P2TP2A) di Bali yang diceritakan oleh CB terkait pesan singkat tersebut.
"Menurut Ipung (Siti Sapurah), si CB ini dikirimkan terusan SMS katanya dari penculik untuk meminta uang sejumlah Rp150 juta untuk dikirimkan ke rekening salah satu bank agar Angeline bisa dibebaskan dalam waktu 6 jam," ujar Hotman pada konferensi pers di Jakarta Utara, Minggu (5/7/2015).
Komunikasi yang intensif juga diakui oleh CB dengan Yvonne untuk meminta dana tersebut dengan mengirimkan terusan SMS dari 'si penculik'.
Namun, CB tidak jadi mengirimkan sejumlah dana karena dicegah oleh Siti untuk tidak mentransfer.
"Patut diduga SMS 'dari penculik' tersebut adalah fiktif rekayasa yang dilakukan oleh diduga Yvonne sendiri untuk meminta dana kepada donatur dengan jumlah besar," tegas Hotman.
Kecurigaan ini dikarenakan saat Angeline hilang 16 Mei 2015 yang lalu, Yvonne mengirimkan SMS yang diduga fiktif tanggal 18 Mei 2015. Tidak masuk akal hanya 2 hari saja langsung meminta dana.
"Kalau untuk meminta dana untuk apa, memang bikin tim sampai harus mengeluarkan dana," ujar pengacara nyentrik ini sambil bertanya-tanya.
source: http://daerah.sindonews.com/read/102...ana-1436106244
Quote:
Pria Australia Jadi Saksi Kasus Pembunuhan Angeline
Liputan6.com, Jakarta - Hari ini kepolisian Polda Bali dijadwalkan akan memeriksa kesaksian seorang pria asing asal Sydney, Australia untuk kasus pembunuhan bocah malang Angeline. Pria bernama Chris itu disebut-disebut diperas oleh Yvonne, anak kandung Margriet Megawe atau kakak angkat Angeline.
"Senin 6 Juli Chris akan memberikan keterangan kepada penyidik," kata perwakilan lembaga hukum Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Denpasar, Siti Sapurah kepada Liputan6.com pada Sabtu 4 Juli 2015 lalu.
Siti Sapurah mengatakan, Chris sendiri yang menawarkan diri kepada P2TP2A untuk menjadi saksi dalam kasus ini. Dia mengaku mengetahui kabar hilangnya Angeline karena diculik orang dari Yvonne. Berawal dari rasa kemanusiaannya terhadap Angeline, Chris pun berniat menyumbang Rp 10 juta dari kantong pribadinya.
Menurut Siti, sejak Chris menunjukkan simpatinya, Yvonne selalu menghubungi Chris. Kakak angkat Angeline itu mengatakan penculik Angeline meminta tebusan ratusan juta kepada keluarga.
"Kala itu Yvonne menelepon Chris dan mengatakan ada seseorang menelepon minta tebusan sebesar Rp 150 juta. Penculik tersebut meminta segera ditransfer," ucap Sapurah.
"Chris terus-menerus dihubungi minta ditransfer lagi uang Rp 40 juta untuk kembali menebus Angeline," sambung Sapurah.
Lantaran curiga, Chris pun meminta bantuan rekannya yang tinggal di Denpasar untuk mengecek tempat tinggal Angeline di Jalan Sedap Malam Nomor 26, Sanur.
"Chris curiga kasus hilangnya Angeline dimanfaatkan Yvonne untuk mencari uang," tandas Sapurah.
link
Quote:
Agus sebut ada pertemuan rahasia 3 orang usai Angeline dikubur
Minggu, 5 Juli 2 16:30
Merdeka.com - Ada pernyataan terbaru diucapkan salah satu tersangka pembunuh Angeline, ATA (Agus), dalam pemeriksaan terakhir. Pemuda asal Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur ini menyebut pada malam hari saat kejadian, dia mendengar ada pembicaraan khusus oleh tiga orang di dalam kamar Margriet.
Menurut kuasa hukum Agus, Haposa Sihombing, pada 16 Mei sekitar pukul 19.00 WITA lalu, datang seorang wanita paruh baya diketahui bernama Rohana masuk kamar Margriet, ibu angkat Angeline. Tak berselang lama, anak sulung Margriet, Yvonne, juga datang dan masuk ke kamar Margriet.
"Jadi malam hari saat kejadian, menurut Agus di kamar itu ada Margriet, Rohana dan Yvonne," kata Haposan Sihombing, di Denpasar, Bali, Minggu (5/7).
Haposan menambahkan, kliennya tidak tahu apa yang dibicarakan oleh ketiga wanita itu di dalam kamar majikannya. Saat itu, menurut Agus, pintu kamar tertutup rapat. Kliennya juga enggan menguping. Bahkan menurut dia, Agus mengaku baru hari itu dia tahu dan mengenal Yvonne, setelah beberapa waktu bekerja di rumah Margriet, di Jalan Sedap Malam nomor 26, Denpasar.
Ketika ditanya soal sosok Rohana, menurut Haposan kliennya dalam pemeriksaan mengaku tidak mengetahui pasti, termasuk hubungan Rohana dan Margriet. Saat itu, dia mengira kalau Rohana adalah kawan Yvonne.
"Saat itu pintu kamar tertutup rapat, klien saya tidak tahu apa yang dibicarakan dalam kamar itu," ucap Haposan.
Haposan berharap penyidik mencari Rohana dan diperiksa. "Sampai saat ini yang namanya Rohona belum dimintai keterangan penyidik," ujar Haposan.
Haposan menyerahkan sepenuhnya kesaksian kliennya kepada pihak kepolisian. "Kalau soal keterlibatan, kita percayakan sama penyidik. Kalau tiba-tiba datang, tentu kan ada komunikasi tuh di antara mereka. Bisa dilacak itu," lanjut Haposan.
Haposan meyakini ada komunikasi di antara ketiga perempuan itu sebelum menggelar pertemuan rahasia di kamar Margriet, usai Angeline dibunuh dan dikubur. Jasad Angeline dikubur di rentang waktu pukul 15.00 WITA hingga pukul 15.30 WITA.
"Saya yakin pasti ada komunikasi. Sama kalau kita mau ke rumah orangtua kita, pasti kita hubungi dulu, ada di rumah tidak. Kita percayakan saja kepada penyidik," tutup Haposan.
Minggu, 5 Juli 2 16:30
Merdeka.com - Ada pernyataan terbaru diucapkan salah satu tersangka pembunuh Angeline, ATA (Agus), dalam pemeriksaan terakhir. Pemuda asal Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur ini menyebut pada malam hari saat kejadian, dia mendengar ada pembicaraan khusus oleh tiga orang di dalam kamar Margriet.
Menurut kuasa hukum Agus, Haposa Sihombing, pada 16 Mei sekitar pukul 19.00 WITA lalu, datang seorang wanita paruh baya diketahui bernama Rohana masuk kamar Margriet, ibu angkat Angeline. Tak berselang lama, anak sulung Margriet, Yvonne, juga datang dan masuk ke kamar Margriet.
"Jadi malam hari saat kejadian, menurut Agus di kamar itu ada Margriet, Rohana dan Yvonne," kata Haposan Sihombing, di Denpasar, Bali, Minggu (5/7).
Haposan menambahkan, kliennya tidak tahu apa yang dibicarakan oleh ketiga wanita itu di dalam kamar majikannya. Saat itu, menurut Agus, pintu kamar tertutup rapat. Kliennya juga enggan menguping. Bahkan menurut dia, Agus mengaku baru hari itu dia tahu dan mengenal Yvonne, setelah beberapa waktu bekerja di rumah Margriet, di Jalan Sedap Malam nomor 26, Denpasar.
Ketika ditanya soal sosok Rohana, menurut Haposan kliennya dalam pemeriksaan mengaku tidak mengetahui pasti, termasuk hubungan Rohana dan Margriet. Saat itu, dia mengira kalau Rohana adalah kawan Yvonne.
"Saat itu pintu kamar tertutup rapat, klien saya tidak tahu apa yang dibicarakan dalam kamar itu," ucap Haposan.
Haposan berharap penyidik mencari Rohana dan diperiksa. "Sampai saat ini yang namanya Rohona belum dimintai keterangan penyidik," ujar Haposan.
Haposan menyerahkan sepenuhnya kesaksian kliennya kepada pihak kepolisian. "Kalau soal keterlibatan, kita percayakan sama penyidik. Kalau tiba-tiba datang, tentu kan ada komunikasi tuh di antara mereka. Bisa dilacak itu," lanjut Haposan.
Haposan meyakini ada komunikasi di antara ketiga perempuan itu sebelum menggelar pertemuan rahasia di kamar Margriet, usai Angeline dibunuh dan dikubur. Jasad Angeline dikubur di rentang waktu pukul 15.00 WITA hingga pukul 15.30 WITA.
"Saya yakin pasti ada komunikasi. Sama kalau kita mau ke rumah orangtua kita, pasti kita hubungi dulu, ada di rumah tidak. Kita percayakan saja kepada penyidik," tutup Haposan.
MAKIN PANJANG NIH KASUS KAYAK DI FILM AJA
BACA JUGA, RIP ANGELINE, Bocah 8 Tahun yang Hilang Ditemukan Tewas di Belakang Rumah
Diubah oleh xonet 06-07-2015 02:33
0
4.2K
Kutip
25
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan