- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Konflik PSSI, La Nyalla Sebut Kemenpora Tempat Kumpul Mafia


TS
najwa.mata
Konflik PSSI, La Nyalla Sebut Kemenpora Tempat Kumpul Mafia
Quote:
Konflik PSSI, La Nyalla Sebut Kemenpora Tempat Kumpul Mafia
MINGGU, 05 JULI 2015 | 19:48 WIB

Ratusan bobotoh Persib Bandung berjalan kaki menuju kantor DPRD Provinsi Jabar saat aksi damai terkait kisruh sepakbola nasional antara PSSI dan Pemerintah di Bandung, Jawa Barat, 4 Juni 2015. Mereka mendesak Perintah dan PSSI untuk segera mengakhiri konflik agar kompetisi sepakbola Indonesia berjalan kembali. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) La Nyalla Mahmud Mattalitti membantah lembaganya berada di balik dugaan pengaturan skor yang berujung kekalahan tim nasional usia di bawah 23 tahun di SEA Games Singapura. La Nyalla malah menuduh mafia yang dalam persepakbolaan tanah air justru berkumpul di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Mafia sama mafia kumpul jadi satu di kantor Kemenpora," ucap La Nyalla dalam diskusi bertajuk Suporter Bertanya, PSSI Menjawab di halaman Stadion Gelora Bung Karno, Ahad, 5 Juli 2015.
Kasus pengaturan skor mencuat setelah tim nasional sepak bola Indonesia (Timnas) kalah 0-5 oleh Thailand di semifinal SEA Games 2015 di Singapura. Timnas juga gagal meraih medali perunggu setelah kembali takluk oleh Vietnam dengan skor serupa. Kekalahan itu diduga penuh rekayasa. Apalagi terungkap rekaman percakapan antara BS, perantara kaki tangan bandar judi Indonesia dan bandar asal Malaysia berinisial Das ihwal hasil pertandingan tersebut.
Belakangan muncul tuduhan Roy Suryo, bekas Menteri Pemuda dan Olahraga, bahwa rekaman percakapan dibuat di Kementerian Olahraga. Kendati dibantah pihak Kemenpora, La Nyalla membuat instansi yang dipimpin Imam Nahrawi itu semakin tersudut lantaran menyebut keberadaan mafia sebenarnya ada di dalam Kementerian Olahraga.
Pernyataan La Nyalla itu dikaitkan dengan kabar bahwa Djohar Arifin Husin, Ketua PSSI sebelumnya, kini berkantor di Kemenpora. La Nyalla sebelumnya adalah wakil Djohar di PSSI. Namun, mereka pecah kongsi setelah kongres luar biasa PSSI memenangkan La Nyalla sebagai ketua umum. "Dia diberi tempat di lantai sembilan," ucapnya.
Juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto menolak menanggapi pernyataan La Nyalla. "Saya belum bisa berkomentar," katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu 5 Juli 2015.
Adapun Djohar membantah dengan tegas informasi yang diterima La Nyalla. Menurut Djohar, dirinya justru tengah sibuk mengurus perguruan tingginya yang berada di Medan, "Wah, sudah pada ngawur terus nih," ucapnya melalui pesan pendek, Minggu 5 Juli 2015.
La Nyalla juga menuding Djohar adalah pemimpin yang membuat PSSI mengalami kerugian Rp 17 miliar hingga saat ini. Kerugian semakin banyak, kata dia, setelah lembaganya dibekulan Kementerian Olahraga. Dia pun menyiapkan gugatan ganti rugi kepada Menteri Imam Nahrawi, "Kami akan segera membangkrutkan Menpora melalui gugatan," katanya.
Djohar menyatakan dalam laporan keuangan PSSI menyebutkan ada surplus Rp 4,6 miliar di bawah kepemimpinannya. Dia heran dengan tuduhan La Nyalla, "Justru yang pegang duit itu Waketum, " katanya.
Soal gugatan ke Menteri Nahrawi, Gatot lagi-lagi memilih bungkam. Ia berdalih baru lepas cuti sehingga masih membutuhkan perkembangan informasi dari internal lembaganya.
MINGGU, 05 JULI 2015 | 19:48 WIB

Ratusan bobotoh Persib Bandung berjalan kaki menuju kantor DPRD Provinsi Jabar saat aksi damai terkait kisruh sepakbola nasional antara PSSI dan Pemerintah di Bandung, Jawa Barat, 4 Juni 2015. Mereka mendesak Perintah dan PSSI untuk segera mengakhiri konflik agar kompetisi sepakbola Indonesia berjalan kembali. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) La Nyalla Mahmud Mattalitti membantah lembaganya berada di balik dugaan pengaturan skor yang berujung kekalahan tim nasional usia di bawah 23 tahun di SEA Games Singapura. La Nyalla malah menuduh mafia yang dalam persepakbolaan tanah air justru berkumpul di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
"Mafia sama mafia kumpul jadi satu di kantor Kemenpora," ucap La Nyalla dalam diskusi bertajuk Suporter Bertanya, PSSI Menjawab di halaman Stadion Gelora Bung Karno, Ahad, 5 Juli 2015.
Kasus pengaturan skor mencuat setelah tim nasional sepak bola Indonesia (Timnas) kalah 0-5 oleh Thailand di semifinal SEA Games 2015 di Singapura. Timnas juga gagal meraih medali perunggu setelah kembali takluk oleh Vietnam dengan skor serupa. Kekalahan itu diduga penuh rekayasa. Apalagi terungkap rekaman percakapan antara BS, perantara kaki tangan bandar judi Indonesia dan bandar asal Malaysia berinisial Das ihwal hasil pertandingan tersebut.
Belakangan muncul tuduhan Roy Suryo, bekas Menteri Pemuda dan Olahraga, bahwa rekaman percakapan dibuat di Kementerian Olahraga. Kendati dibantah pihak Kemenpora, La Nyalla membuat instansi yang dipimpin Imam Nahrawi itu semakin tersudut lantaran menyebut keberadaan mafia sebenarnya ada di dalam Kementerian Olahraga.
Pernyataan La Nyalla itu dikaitkan dengan kabar bahwa Djohar Arifin Husin, Ketua PSSI sebelumnya, kini berkantor di Kemenpora. La Nyalla sebelumnya adalah wakil Djohar di PSSI. Namun, mereka pecah kongsi setelah kongres luar biasa PSSI memenangkan La Nyalla sebagai ketua umum. "Dia diberi tempat di lantai sembilan," ucapnya.
Juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto menolak menanggapi pernyataan La Nyalla. "Saya belum bisa berkomentar," katanya saat dihubungi melalui telepon selulernya, Minggu 5 Juli 2015.
Adapun Djohar membantah dengan tegas informasi yang diterima La Nyalla. Menurut Djohar, dirinya justru tengah sibuk mengurus perguruan tingginya yang berada di Medan, "Wah, sudah pada ngawur terus nih," ucapnya melalui pesan pendek, Minggu 5 Juli 2015.
La Nyalla juga menuding Djohar adalah pemimpin yang membuat PSSI mengalami kerugian Rp 17 miliar hingga saat ini. Kerugian semakin banyak, kata dia, setelah lembaganya dibekulan Kementerian Olahraga. Dia pun menyiapkan gugatan ganti rugi kepada Menteri Imam Nahrawi, "Kami akan segera membangkrutkan Menpora melalui gugatan," katanya.
Djohar menyatakan dalam laporan keuangan PSSI menyebutkan ada surplus Rp 4,6 miliar di bawah kepemimpinannya. Dia heran dengan tuduhan La Nyalla, "Justru yang pegang duit itu Waketum, " katanya.
Soal gugatan ke Menteri Nahrawi, Gatot lagi-lagi memilih bungkam. Ia berdalih baru lepas cuti sehingga masih membutuhkan perkembangan informasi dari internal lembaganya.
http://bola.tempo.co/read/news/2015/...t-kumpul-mafia
Dulu maling teriak maling sekarang mafia teriak mafia

La Nyalla SETELONG
0
2.5K
Kutip
28
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan