Belakangan keresahan akan berkembangbiaknya gerakan LGBT didunia semakin menjadi-jadi. Pemenangan kaum ini dalam pengakuan, persamaan hak, dan pernikahan sejenis di Irlandia dan Amerika (Juni 2015) menegaskan bahwa ada upaya pewajaran aksi berhomoseksual ditengah masyarakat dunia. Sekalipun gereja Vatikan dan pembesar berbagai agama didunia ini sudah mengecam keputusan hukum 2 negara tersebut, tapi keniscayaan hukum sudah terjadi : Homoseksual dilegalkan atas dasar kesamaan Hak dan atas nama Cinta. Mayoritas masyarakat dunia keblinger, namun kaum LGBT dan simpatisannya berpesta (dan mungkin akan semakin menggencarkan gerakan ini kedepannya dalam program2 besar terselubung).



Kemenangan kaum LGBT turut dirayakan dan disyukuri oleh beberapa orang terkenal dan berpengaruh, sebut saja pendiri Facebook : Mark Zuckenberg, penyanyi Lady Gaga, Anggun C. Sasmi, Sherina Munaf, dll. Mereka adalah manusia2 yang mempunyai puluhan juta fans dan simpatisan di seantero dunia ini.


Ada pro, ada yang kontra. Ditengah kecaman dan pergelutan kata-kata antara pendukung dan penentang legalisasi homoseksual dunia, mungkin begitu langka menemukan pemimpin sebuah negara yg begitu TEGAS menentang keberadaan kaum homoseksual. Berikut adalah sederet pemimpin yg Anti-Gerakan Homoseksual :

1. Presiden Gambia - Yahya Jammeh

Pemimpin yang satu ini begitu tegas menolak bahkan membenci gerakan homoseksual. Ketegasannya tampak dari kecaman keras dan ancaman hukuman berat bagi mereka yg melakukan praktek homoseksual dinegaranya. Dalam berbagai narasumber, Yahya Jammeh lantang berujar : Berani datang ke Gambia, SAYA AKAN MEMENGGAL KALIAN YANG MELAKUKAN PRAKTEK HOMOSEKSUAL DAN LGBT! Bahkan jika ada diantara orang disini (Gambia) yang melakukan tindakan itu, maka tak ada seorangpun yg melihatnya lagi besok".



Hanya saja, ketika Yahya Jammeh mengeluarkan laranganan ini, dunia barat berlomba-lomba mengecam balik beliau. Sang Presiden langsung dicap DIKTATOR karena idealismenya tersebut. Konon ada bantuan Seratusan juta Euro yang kemudian dihentikan ke Gambia oleh otoritas negara Eropa dan Amerika karena hal ini. Namun sang Presiden Gambia tidak gentar, ia bahkan mengklaim bantuan dari Timur Tengah malah lebih besar dan semakin membanjiri negaranya. Bantuan2 tersebut akan digunakan untuk pembangunan berbagai sektor di Gambia.

[url]http://www.washingtonpost.comS E N S O Rworldviews/wp/2015/05/12/gambias-president-threatens-to-slit-the-throats-of-gay-men/[/url]

Gambia adalah sebuah negara kecil di Afrika Barat, penduduknya mayoritas muslim. Negara ini berbatasan dengan Senegal di Utara, Timur, dan Selatan. Sederhananya, negara ini diapit oleh Senegal gan.



2. Presiden Uganda - Yoweri Museveni
Presiden ini mengalami banyak tekanan dari pendukung homoseksualitas di seluruh dunia karena pernah mengadakan RUU Anti Homoseksual. Tetapi meskipun banyak ancaman yang ia terima, ia meletakkan moralitas ditempat pertama.
Selain hukuman seumur hidup, RUU anti-homoseksualitas Uganda juga menyatakan untuk melarang promosi homoseksualitas, termasuk memberikan dukungan keuangan untuk kaum gay. Sang Presiden berada di garda terdepan untuk merealisasikan UU tersebut.

http://www.washingtonpost.com/world/...0eb_story.html

Dalam beberapa tahun terakhir, para pemimpin Afrika telah berada di bawah tekanan yang meningkat dari negara-negara Barat untuk mengakui hak-hak gay.Bahkan, Pada tahun 2011, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengancam akan memotong bantuan ke negara-negara yang menolak hak-hak gay. Namun, para pemimpin Afrika, termasuk Uganda dan Gambia, telah bersikeras bahwa homoseksualitas adalah masalah bagi budaya dan moral masyarakat mereka.


Uganda merupakan salah satu negara Kecil di Afrika Tengah. Negara ini mayoritas Kristen Katolik (sekitar 80%) dan diikuti 12% Muslim. Negara ini tidak memiliki Laut, namun "memiliki" Danau Victoria bersama Kenya dan Tanzania.


3. Pemimpin Brunei Darussalam - Sultan Hassanal Bolkiah

Sebelum peristiwa legalisasi homoseksual di Irlandia dan Amerika, jauh-jauh hari Sultan Brunei sudah menyatakan akan menerapkan Syariat Islam yg berarti tak ada tempat buat pegiat Homoseksual dan pezina di negara Brunei Darussalam. . Dalam sebuah upacara resmi, Sultan Bolkiah mengumumkan bahwa syariat Islam akan ditegakkan di Bumi Brunei mulai Kamis 1 Mei 2014. Penerapan dilakukan secara bertahap, mulai dari yang paling ringan hingga ke keseluruhan. Tak main-main, sang sultan akan menghadiahi hukuman rajam bagi penggiat dan pelaku gerakan homoseksual dan pezina.

http://dunia.news.viva.co.id/news/re...pezina-dan-gay



Negara Brunei Darussalam



4. Arab Saudi - King Salman?

Tak ada pernyataan resmi sang Raja yang baru menjabat 6 bulan sebagai pemimpin Arab Saudi ini tentang penentangan terhadap gerakan Homoseksual dan LGBT. Namun beberapa dekade terakhir, penerapan syariat Islam yang kuat di negara ini jelas menolak tegas praktek homoseksual. Mereka yg terbukti sebagai penggiat dan pelaku homoseksual akan dirajam. Hingga kini, hukum ini tidak berubah dan tetap konsisten.Bahkan pemerintah Arab Saudi menggunakan Twitter sebagai sarana investigasi siapa saja warga negara dan penduduk negaranya yg terindikasi Homoseksual. Arab Saudi terkenal sebagai negara Islam yang besar dan superior. Negara ini memiliki cadangan minyak berlimpah di Dunia. Posisinya di zona politik dunia juga sangat diperhitungkan.

http://www.humanrightsfirst.org/blog...-lgbt-citizens




5. Presiden Russia - Vladimir Putin
Meskipun tidak sekeras para pemimpin yang ane sebutkan sebelumnya, tapi ternyata Vladimir Putin juga menentang gerakan Homoseksual dan Transgender. Russia, dibawah kepemimpinan dia, sampai membuat Undang-undang khusus anti-gay. Salah satu isi UU tersebut berupa larangan untuk mempropagandakan homoseksualitas.Rusia lebih memilih utk mempertahankan budaya lama yang hanya melegalkan Heteroseksual. Pemerintah Rusia akan menindak tegas penyebaran informasi dan tindakan apapun yang berkaitan dengan gay.

Jika ada warga yang melanggarnya akan dikenakan denda $ 168.87 atau sekitar Rp 1,7 juta. Untuk pejabat negara yang melanggarnya, mereka akan diminta untuk membayar denda sebesar $ 6.250 atau sekitar Rp 62 juta.

Sementara, bagi para warga negara asing tidak akan dikenakan denda, tapi akan dipenjara selama 15 hari, lalu dideportasi. Untuk organisasi yang melanggar, akan didenda 1 juta rubel atau Rp 303 juta dan dilarang beraktivitas selama 90 hari.





Demikianlah. Ditengah adanya gelombang sekulerisme dan liberalisme dalam setiap tindakan masyarakat dunia, ternyata masih ada segelintir pemimpin dunia yang peduli akan "KEWAJARAN yang sesungguhnya" tentang Pernikahan. Keberanian mereka dalam menjaga dan tetap meluruskan warga negaranya sangat diapresiasi. Mereka sudah mengkongkretkan idealisme mereka kedalam Hukum Negara. Semoga dunia melahirkan banyak pemimpin dunia berkarakter kuat seperti mereka. Akhir kata, atas dasar Hak Asasi Manusia yang beradab, mari kita gaungkan Straight is Right!