- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Benarkan Ekonomi Nasional Sedang Lesu, Jokowi Jangan Tinggal Diam


TS
s4nit0re
Benarkan Ekonomi Nasional Sedang Lesu, Jokowi Jangan Tinggal Diam
Benarkan Ekonomi Nasional Sedang Lesu, Jokowi: Tak Perlu Pesimis
July 2, 2015
KONFRONTASI - Presiden Jokowi mengaku kondisi ekonomi nasional sekarang sedang lesu. Namun, dia meminta kepada semua anggota kabinet untuk tetap optimis. Sebab, masih banyak kesempatan yang dibisa diperoleh.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam rapat kabinet paripurna mengenai penyerapan anggaran APBN 2015 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/7). Semua anggota kabinet hadir dalam rapat ini.
Sebelum menteri keuangan menyampaikan laporan mengenai penyerapan anggaran tiap kementerian/lembaga, Jokowi memberikan sedikit pengantar.
Untuk memperjelas pengantarnya, Jokowi menampilkan data-data dalam power point yang ditunjukkan kepada semua peserta rapat.
"Kita tahu bahwa kondisi ekonomi nasional sekarang ini memang pada kondisi yang lesu. Tapi kita tidak perlu pesimis," ucap Jokowi.
Sayang, pengantar lebih lanjut Jokowi tidak bisa diliput secara lengkap. Sebab, rapat kemudian berjalan tertutup. Pengerah suara yang dipasang di ruang media juga langsung mati.
http://konfrontasi.com/content/tokoh...-perlu-pesimis
Kondisi Ekonomi Lesu Di Bawah Pemerintahan Jokowi Bahaya PHK Mengancam
26/05/2015
Jakarta, KSPI – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah melakukan strategi dalam mendorong ekonomi dalam negeri.Terlebih pada triwulan I 2015, telah terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi ke level 4,7 persen.
Hal itu diutarakan Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto, dalam mengantisipasi pengusaha melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat penjualan yang menurun.
“Pengusaha bisa melakukan PHK. Memang betul (pelambatan pertumbuhan ekonomi) ada pengaruh dari eksternal, tapi perekonomian dalam negeri perlu diselamatkan, dunia usaha sulit menghadapi ini, daya beli masyarakat sekarang turun dan kebijakan moneter yang ketat,” kata Suryo, Senin (25/5/2015).
Jika daya beli masyarakat menurun, maka otomatif penjualan produk dari berbagai perusahaan ikut menurun. Kondisi ini, maka membuat pengusaha akan mengerem kegiatan produksinya dan bahkan dapat menghentikan produksi untuk sementara waktu.
“Properti, otomotif, retail dan konsumen produk itu semuanya lagi menurun,” ucapnya. Sementara itu mengenai langkah pemerintah dalam menggenjot perekonomian ini. Dirinya mengusulkan, adanya penurunan suku bunga acuan perbankan (BI Rate) agar pengusaha ketika meminjam uang diperbankan untuk ekspansi tidak terbebani dengan bunga yang tinggi.
Selain itu, kebijakan mendongkrak pajak pada sekarang ini tidak tepat karena pengusaha sedang dihadapkan dengan perlambatan ekonomi. “Itu (kenaikan target penerimaan pajak) waktunya engak pas. Sekarang pengusaha pada megap-megap,” tutur Suryo
http://www.kspi.or.id/kondisi-ekonom...mengancam.html
Ekonomi Lesu, Jokowi Jangan Tinggal Diam
Rabu, 10 Juni 2015 , 10:33:00 WIB
RMOL. Ketua Umum Aliansi Suara Rakyat (ASR) Syaiful Anwar mengatakan, tingginya harga BBM pasca subsidinya dicabut, melambungkan harga sembako, naiknya ongkos transportasi, listrik, dan gas. Akibatya, laju ekonomi Indonesia kian lesu.
Menurutnya, daya beli masyarakat semakin melemah akibat labilnya situasi ekonomi setelah pergantian rezim Susilo Bambang Yudhoyono ke Presiden Joko Widodo.
Pendiri Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia ini mengaku, mendengar banyak keluhan dari masyarakat tentang sulitnya kondisi ekonomi masyarakat saat ini akibat terus melambungnya harga-harga kebutuhan pokok. "Sedih mendengar keluhan dari masyarakat mengenai naiknya harga kebutuhan pokok dan menurunnya daya beli masyarakat serta adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini," katanya.
Karena itu, dia meminta pemerintah mengatasi situasi tersebut dan tidak dibiarkan berlarut-larut. Syaiful mengingatkan agar pemerintah segera menyiapkan antisipasi terhadap segala dampak dari kebijakan ekonomi dan merepons dengan cepat masalah yang selama ini sudah dialami oleh masyarakat.
"Apabila pemerintah tidak merespon dengan cepat, kemungkinan besar sulit untuk mengembalikan performa atau kinerja ekonomi yang telah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya," kata Syaiful seolah membandingkan dengan kinerja ekonomi presiden sebelumnya
http://www.rmol.co/read/2015/06/10/2...-Tinggal-Diam-
KEBIJAKAN PRESIDEN JOKOWI BIKIN EKONOMI LESU
01 APR 2015
KOTA – Kebijakan Jokowi yang menaikan harga BBM pada 28 Maret kemarin, membuat usaha sektor riil yang ditekuni pelaku UKM makin terperosok.
Sebelum ada kenaikan BBM saja, pelaku UKM sektor batik mengeluh lesunya ekonomi pasar. “Kondisi ekonomi sekarang, setelah dipimpin Jokowi-JK makin tidak karuan. Permintaan batik turun drastis karena sepi pembeli. Padahal pengalaman tahun sebelumnya, harusnya sekarang ini permintaan batik meningkat, karena tiga bulan lagi sudah masuk Ramadan,” ucap Mamak, owner batik Luys kepada Radar.
Parahnya lagi, sambung Mamak, pemerintah Jokowi-JK terkesan cuek. Bahkan tidak memiliki konsep ekonomi yang mensejahterakan rakyat. “Masih lumayan dipimpin SBY,” bebernya.
Dampak dari lesunya ekonomi adalah pengurangan tenaga kerja, hampir sebagian besar pelaku UKM mengurangi jumlah buruhnya biar eksis. “Saya sudah tidak bekerja, karena tidak ada ‘sanggan’ (order,red) batik,” timpal Taufan.
http://rumahukm.com/blog/2015/04/01/...-ekonomi-lesu/
---------------------------------------------------

Jokowi
Rakyat Indonesia sih selalu optimis karena sudah biasa menderita. Yang bikin rakyat pesimis itu justru karena lihat pak Jokowi yang terkesan tinggal diam saja melihat penderitaan rakyatnya. akibat krisis ekonomi yang mulai berdampak buruk pada kehidupan mereka sehari-hari. Bahkan ada yang kena PHK segala, yang jumlahnya ratusan ribu itu.

July 2, 2015
KONFRONTASI - Presiden Jokowi mengaku kondisi ekonomi nasional sekarang sedang lesu. Namun, dia meminta kepada semua anggota kabinet untuk tetap optimis. Sebab, masih banyak kesempatan yang dibisa diperoleh.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam rapat kabinet paripurna mengenai penyerapan anggaran APBN 2015 di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/7). Semua anggota kabinet hadir dalam rapat ini.
Sebelum menteri keuangan menyampaikan laporan mengenai penyerapan anggaran tiap kementerian/lembaga, Jokowi memberikan sedikit pengantar.
Untuk memperjelas pengantarnya, Jokowi menampilkan data-data dalam power point yang ditunjukkan kepada semua peserta rapat.
"Kita tahu bahwa kondisi ekonomi nasional sekarang ini memang pada kondisi yang lesu. Tapi kita tidak perlu pesimis," ucap Jokowi.
Sayang, pengantar lebih lanjut Jokowi tidak bisa diliput secara lengkap. Sebab, rapat kemudian berjalan tertutup. Pengerah suara yang dipasang di ruang media juga langsung mati.
http://konfrontasi.com/content/tokoh...-perlu-pesimis
Kondisi Ekonomi Lesu Di Bawah Pemerintahan Jokowi Bahaya PHK Mengancam
26/05/2015
Jakarta, KSPI – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah melakukan strategi dalam mendorong ekonomi dalam negeri.Terlebih pada triwulan I 2015, telah terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi ke level 4,7 persen.
Hal itu diutarakan Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto, dalam mengantisipasi pengusaha melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat penjualan yang menurun.
“Pengusaha bisa melakukan PHK. Memang betul (pelambatan pertumbuhan ekonomi) ada pengaruh dari eksternal, tapi perekonomian dalam negeri perlu diselamatkan, dunia usaha sulit menghadapi ini, daya beli masyarakat sekarang turun dan kebijakan moneter yang ketat,” kata Suryo, Senin (25/5/2015).
Jika daya beli masyarakat menurun, maka otomatif penjualan produk dari berbagai perusahaan ikut menurun. Kondisi ini, maka membuat pengusaha akan mengerem kegiatan produksinya dan bahkan dapat menghentikan produksi untuk sementara waktu.
“Properti, otomotif, retail dan konsumen produk itu semuanya lagi menurun,” ucapnya. Sementara itu mengenai langkah pemerintah dalam menggenjot perekonomian ini. Dirinya mengusulkan, adanya penurunan suku bunga acuan perbankan (BI Rate) agar pengusaha ketika meminjam uang diperbankan untuk ekspansi tidak terbebani dengan bunga yang tinggi.
Selain itu, kebijakan mendongkrak pajak pada sekarang ini tidak tepat karena pengusaha sedang dihadapkan dengan perlambatan ekonomi. “Itu (kenaikan target penerimaan pajak) waktunya engak pas. Sekarang pengusaha pada megap-megap,” tutur Suryo
http://www.kspi.or.id/kondisi-ekonom...mengancam.html
Ekonomi Lesu, Jokowi Jangan Tinggal Diam
Rabu, 10 Juni 2015 , 10:33:00 WIB
RMOL. Ketua Umum Aliansi Suara Rakyat (ASR) Syaiful Anwar mengatakan, tingginya harga BBM pasca subsidinya dicabut, melambungkan harga sembako, naiknya ongkos transportasi, listrik, dan gas. Akibatya, laju ekonomi Indonesia kian lesu.
Menurutnya, daya beli masyarakat semakin melemah akibat labilnya situasi ekonomi setelah pergantian rezim Susilo Bambang Yudhoyono ke Presiden Joko Widodo.
Pendiri Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia ini mengaku, mendengar banyak keluhan dari masyarakat tentang sulitnya kondisi ekonomi masyarakat saat ini akibat terus melambungnya harga-harga kebutuhan pokok. "Sedih mendengar keluhan dari masyarakat mengenai naiknya harga kebutuhan pokok dan menurunnya daya beli masyarakat serta adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini," katanya.
Karena itu, dia meminta pemerintah mengatasi situasi tersebut dan tidak dibiarkan berlarut-larut. Syaiful mengingatkan agar pemerintah segera menyiapkan antisipasi terhadap segala dampak dari kebijakan ekonomi dan merepons dengan cepat masalah yang selama ini sudah dialami oleh masyarakat.
"Apabila pemerintah tidak merespon dengan cepat, kemungkinan besar sulit untuk mengembalikan performa atau kinerja ekonomi yang telah dicapai pada tahun-tahun sebelumnya," kata Syaiful seolah membandingkan dengan kinerja ekonomi presiden sebelumnya
http://www.rmol.co/read/2015/06/10/2...-Tinggal-Diam-
KEBIJAKAN PRESIDEN JOKOWI BIKIN EKONOMI LESU
01 APR 2015
KOTA – Kebijakan Jokowi yang menaikan harga BBM pada 28 Maret kemarin, membuat usaha sektor riil yang ditekuni pelaku UKM makin terperosok.
Sebelum ada kenaikan BBM saja, pelaku UKM sektor batik mengeluh lesunya ekonomi pasar. “Kondisi ekonomi sekarang, setelah dipimpin Jokowi-JK makin tidak karuan. Permintaan batik turun drastis karena sepi pembeli. Padahal pengalaman tahun sebelumnya, harusnya sekarang ini permintaan batik meningkat, karena tiga bulan lagi sudah masuk Ramadan,” ucap Mamak, owner batik Luys kepada Radar.
Parahnya lagi, sambung Mamak, pemerintah Jokowi-JK terkesan cuek. Bahkan tidak memiliki konsep ekonomi yang mensejahterakan rakyat. “Masih lumayan dipimpin SBY,” bebernya.
Dampak dari lesunya ekonomi adalah pengurangan tenaga kerja, hampir sebagian besar pelaku UKM mengurangi jumlah buruhnya biar eksis. “Saya sudah tidak bekerja, karena tidak ada ‘sanggan’ (order,red) batik,” timpal Taufan.
http://rumahukm.com/blog/2015/04/01/...-ekonomi-lesu/
---------------------------------------------------

Jokowi
Rakyat Indonesia sih selalu optimis karena sudah biasa menderita. Yang bikin rakyat pesimis itu justru karena lihat pak Jokowi yang terkesan tinggal diam saja melihat penderitaan rakyatnya. akibat krisis ekonomi yang mulai berdampak buruk pada kehidupan mereka sehari-hari. Bahkan ada yang kena PHK segala, yang jumlahnya ratusan ribu itu.

0
1.9K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan