selamat siang gan dan sist. semoga gan dan sist semua dalam keadaan baik baik aja. ane disini pengen cerita tentang perjalanan rencana pernikahan ane. apabila gan dan sist punya kisah yang sama dengan ane, silahkan di share disini. semoga kisah ane ini bisa menambah pengalaman dan dapat diambil hikmahnya. amin

ditahun 2015 ini ane dan pasangan merencanakan pernikahan gan. perencanaannya sedniri itu sudah dibicarakan sejak idul fitri 2014. pasangan ane ini sedang menempuh S2 di suatu universitas negeri di jakarta. sedangkan ane ada di salah satu kota di pulau sumatra. hubungan LDR ini sudah 3 tahun ane dan pasangan jalani. alhamdulillah, karena kedewasaan kita masing-masing, kita bisa bertahan

untuk pekerjaan, ane sendiri adalah seorang wirausahawan. sebuah cita-cita yang dari jaman kuliah udah ane tetapkan. sebenarnya keluarga ane sendiri ada perusahaan di jakarta, yang dipegang oleh abang pertama ane. dulunya ane juga kerja disana, tapi berhubung nyokap ane meninggal, dan bokap tinggal sendirian, ane sebagai anak bungsu akhirnya ane putusin untuk pulang karena kakak-kakak ane sudah pada berkeluarga dan gak tinggal dirumah bokap lagi. pasangan ane sedniri adalah seorang dosen gan. dia dapat beasiswa dari kantornya untuk ngelanjutin S2 nya. makanya 3 tahun belakangan ini kita LDR, tapi umur pacaran kita sudah 5 tahun gan. kita pacaran dari jaman kuliah semester 5, meskipun kita beda kampus. pada awalnya, saat ane bicara dengan ortu dari pacar ane, ane bilang pengen nikahan kita itu dilaksanakan setelah pacar ane bener-bener selesai kuliahnya. jadi setelah dia pulang ke kota kita, baru deh kita mulai menyusun apa-apa yang menjadi rencana pernikahan kita. nah, rencananya, ane dan keluarga akan berkunjung kerumah pacar ane dibulan februari 2015 ini. dan mulai dari sinilah ane ngerasain begitu banyaknya cobaan yang ane terima.

dimulai dari kakak ane yang perempuan, ternyata kedua-duanya sedang hamil gan. (ane 4 saudara, 2 cewek 2 cowok). kakak ane yang nomor 3 itu melahirkan bulan desember 2014, sedangkan kakak ane yang nomor 2, akan melahirkan bulan februari 2015. jadi, berhubung rumah ortu pacar ane ini diluar kota, dengan jalan yang kurang baik, maka dipastikan kedua kakak ane gak bisa hadir dalam pertemuan tersebut. sebenarnya ane sedih, karena nyokap sudah gak ada, ane berharap ada saudara perempuan ane ada di acara sakral yang mudah-mudahan cuman seumur hidup sekali ane jalani itu. tapi berhubung keadaan tersebut, mereka gak bisa datang. jadi rombongan yang datang waktu itu, ane, bokap, abang ipar ane dari kakak nomor 3, tetangga ane 2 orang. dan itu cowok semua gan. agan bayangin aja, ngelamar anak orang yang datang cuman 5 orang dan cowok semua. keluarga ane itu aslinya dari solo gan. nyokap juga anak tunggal, jadi artinya ane gak punya tante or bude kandung. nah, kalo bokap itu seluiruh adek dan kakaknya di solo. suami kakak ipar ane lagi di lokasi kerjaan, jadi gak bisa pulang. abang pertama ane sedang sakit dan dalam proses terapi, jadi gak boleh naik pesawat dengan dokternya...

cobaan berikutnya adalah masalah dana pernikahan. ane pribadi sudah mempersiapkan jauh-jauh hari biaya nikahan itu. nah, abang ane yang pertama itu minjem uang ane gan, maksudnya untuk modal usahanya, jadi pinjaman nya itu nantinya akan diberikan bunga dari perusahaan. ane pikir, daripada bayar bunga ke bank, mending ke saudara sendiri kan. lagian ini bisnis keluarga juga. ane juga sudah bilang ke bang ane, kalo dananya akan dipake sebagai biaya nikahan ane. abang ane yanggupin gan, bahkan sudah mempersiapkan bunga hasil pinajaman dari uang ane. bunganya gak besar sih gan, cuman 2000$, yah lumayan lah ane pikir untuk nambah-nambah. tapi pada kenyataannya, manusia hanya bisa berencana gan, ALLAH juga sang penentu.

cobaan berikutnya dari kerjaan ane gan. ane yang berencana untuk memperbesar usaha ane, tiba-tiba harus menerima kenyataan kalau sumber daya yang ane butuhkan (provider jaringan internet) untuk wilayah yang ane kerjakan tidak bisa men-support untuk usaha ane. padahal ane udah datengin konsultan, tapi ternyata setelah dicek, memang benar, tidak bisa support. saat itu semangat ane langsung tinggal 30% gan, seolah-olah cita-cita yang ane bangun hancur berantakan. selain ane punya usaha sendiri, ane ada usaha patungan dengan temen-temen ane bertiga gan. awalnya ane cuman iseng aja ikut mereka, biar mereka semangat untuk mulai belajar wirausaha. tapi ditengah jalan, salah satu temen ane ngelanjutin kuliahnya ke bandung, sehingga tinggal berdua. nah, ane yang diserahin ngurusin usaha itu, ane pikir, sekalian belajar, bismillah aja deh. beberapa waktu ditangan ane, usaha ini mulai berkembang gan. meskipun perkembangannya kecil, tapi ane semangat ngerjainnya. sampai akhirnya ane dilema gan. saat ane mau menambah modal di usaha patungan ini, ane gak enak dengan teman ane satunya. berhubung dulunya modal kita bertiga sama jumlahnya. gak enak donk ane nanti hasilnya ane besar, sedangkan dia kecil, padahal dia stay di tempat usaha itu. akhirnya ane pending dulu untuk suntik modal.

di bulan januari 2015, temen ane ini keterima kerja gan diluar kota. mau gak mau dia harus pindah donk ke sana. ane pikir ini ada kesempatan, temen ane pindah tanpa ada desakan dari ane. dan akhirnya ane beli deh sahamnya dia. artinya usaha ini sekarang sepenuhnya punya ane. dari perhitungan ane, sampai dibulan agustus, kira-kira ane bisa nyimpan uang sekitar 5-8jt deh dari usaha ini setelah ane tambah modalnya. lumayan, untuk tambah-tambah modal nikahan ane dan sekali lagi rencana tinggal rencana gan...

tanggal 7 februari 2015, tepat seminggu setelah acara lamaran ane. kakak ane yang nomor 2 melahirkan. kakak ane ini memang badannya besar gan. karena kita sekeluargapunya riwayat diabetes, sepertinya kakak ane ini kadar gulanya tinggi. karena kadar gulanya tinggi, ya akhirnya bayi yang dikandungnya bobotnya juga berat banget gan.

akhirnya harus dilakukan operasi cesar untuk pengangkatan bayinya. nah, dikeluarga ne, karena kita cuman ber 4 saudara, makanya seluruh biaya ya palingan dibagi 4 gan. saling bantu gitu maksudnya. oke, untuk biaya cesar bisa ditanggulangi. abang ane bantu lumayan lah jumlahnya, ane bantu dikit, kakak ane yang nomor 3 juga bantu dikit, sisanya diurus oleh dia dan suaminya. nah, ternyata gan, anak kakak ane yang baru lahir itu karena terlalu tinggi kadar gulanya, jadinya badannya belum bisa adaptasi dengan udara diluar rahim ibunya. trus kalo diberi asi harus dikit-dikit banget, dan kalo muntah harus diulang lagi dari nol cc nya. . biaya disana yang gak sedikit gan. sewa inkubator, perawat, kontrol dokter, itu biayanya mencapai 4 juta perharinya. dan yang lebih bikin sedih, sampai kapannya dia di inkubator, itu tidak bisa dipastikan gan. setiap ditanya dokternya juga gak bisa pastikan, karena tergantung dari kondisi bayi. yang artinya ya mau gak mau harus tetap di inkubator tanpa tau sampai kapannya.

sejak itu ane gak bisa tidur tenang gan kalo malam. kepikiran itu terus. biaya yang gak sedikit, bentar-bentar abang ane yang dijakarta nelpon ane, nanya kabar si bayi. tabungan kakak ane udah ludes, suaminya juga udah gak punya uang lagi. sampe akhirnya abang ane di jakarta nelpon ane.

'[I]' dek. ini mas mau diskusi, ini kan ada uang ready sekitar 2000$, mau dipake untuk biaya pengobatan si bayi boleh gak, ini uang kamu, tapi mas gak bisa janjikan dek bisa kembalikan pas acara nikahan kamu, karena dunia usaha sedang mulai lesu nih.... (mulai dari awal tahun, dunia usaha udah mulai menampakkan kelesuannya ) mas gak tau bisanya kapan ngembaliin uang kamu..."[/I]

ane yang sedang ngerasa keadaan sedang darurat langsung meng-iyakan aja gan. dalam pikiran ane, ini adalah urusan nyawa keponakan ane. saat itu ane pikir, yang penting dia sembuh dulu. bahkan ane sekeluarga sampai rapat keluarga dirumah, sudah mulai ngitung aset mana yang bisa dijual untuk biaya pengobatan. abang ane yang baru beberapa bulan beli mobil, udah mau menjual lagi mobilnya, kalo memang diperlukan dananya sewaktu-waktu. bokap udah mulai nyari surat tanah dan rumah untuk jaga-jaga . waktu itu ane berpikir gan: "ALLAH SWT bisa memberikan kita rezeki dalam tiaphelaaan nafas manusia, tetapi DIA juga bisa mengambil harta kita dalam sekedipan mata"

buyar lah segala rencana yang mau ane terapkan dalam pengembangan bisnis ane. modal ane udah ane belikan saham temen ane, uang bonus yang ane harapkan sekarang udah kepake, dan yang lebih sedihnya bisnis keluarga ane seret banget, karena perlambatan ekonomi negara ini. bisnis keluarga ane sangat bergantung dengan harga Dollar gan, karena bergerak dibidang instalasi pabrik, valve, dan sparepart pabrik. karena harga Dollar yang tinggi, dan tidak ada kepastian, banyak user-user yang gak berani beli barang, apalagi beberapa bulan menjelang lebaran, pabrik harus ngasih THR ke pegawai dan buruh, jadi mereka bener-bener menghemat belanja.

bisnis ane sendiri juga mengalami penurunan lebih dari 60%. bahkan ane harus tombok sana sini. sampai terkadang ane gak makan siang gan, demi bisa berhemat. jangankan untung, bisa gaji karyawan, sama bayar operasional aja udah syukur gan. mau berpikirpositif, kadang-kadang juga susah gan, soalnya di lapangan koq kayaknya berat banget. banyak kebijakan pemerintah yang memberatkan pelaku dunia usaha.

dan yang lebih bikin miris, semua keadaan ini terjadi menjelang acara nikahan ane. dengan sisa-sia uang yang ada, akhirnya pada bulan maret kemaren, ane sekeluarga dateng kembali kerumah pacar ane. menyerahkan seserahan dan uang belanja untuk acara gan. ane sadar, uang yang ane berikan mungkin masih kurang gan dari kebnutuhan yang diperlukan. tetapi apa daya, cuman uang itu sisa yang ane punya. bahkan pesta di rumah ane gak diadain gan, ya karena dananya gak ada lagi. ane sudah diskusikan ke pasangan ane, ane sudah bicara apa adanya ke dia. tapi yang namanya nikah, ortu juga banyak terlibat. ane gak tau gimana pola komunikasi pacar ane ke ortunya, apakah dia menceritakan kesulitan yang sedang dialami keluarga ane apa tidak. pacar ane juga udah habis-habisan tabungannya untuk acara ini. sampe akhirnya saat kita ngebahas masalah undangan, ane gak tahan gan. ane nangis sejadi-jadinya. mungkin tangisan ane saat itu, sama dengan tangisan ane saat mencium jenazah nyokap untuk yang terakhir kalinya. . rasanya saat itu, ane sedih, kecewa, malu, gak enak hati, ngerasa tidak ada keadilan yang ane rasakan. jadi waktu itu, pacar ane nanya, gimana untuk undangan kita, ane yang benar-benar udah gak punya uang lagi, cuman bisa nunduk gan, dan akhirnya ane nangis itu. sungguh rasanya harga diri ane waktu itu tergadai oleh materi, ane ngerasa seorang cowok calon suaminya gak bisa memenuhi kebutuhan pernikahan...

sampai hari ini, saat pasangan ane menanykan masalah honeymoon, dan isi kamar, ane gak bisa jawab gan. alhamdulillah, pasangan ane udah mulai ngerti keadaan ane.ane sampai bilang ke dia sesuatu yang sebelumnya gak pernah ane ucapkan ke dia:

"kalo ada uangnya dek, kamu gak perlu minta ke aku kan untuk belikan kamu macam-macam, aku pasti sudah belikan dek..."

memang ane waktu usaha lancar sering beliin kado-kado untuk dia. ya jam tangan, sampe sepatu yang harganya mahal ane belikan untuk dia. dia gak pernah minta sih gan, tapi karena ane sayang dia aja, makanya ane sering ngasih dia kejutan.

atau saking depresinya ane kalo dia udah ngebahas masalah yang ada hubungannya dengan uang ane sampe bilang:

"pantas ya, banyak orang nekat jadi kurir narkoba atao korupsi, demi dapet uang banyak dalam waktu singkat. ternyata memang gak enak ya, tidak bisa memenuhi apa yang diinginkan oleh orang yang kita sayang"

atau ungkapan yang seperti:

"bagi aku, untuk siapa sih aku nyari uang, aku gak punya adek. kakak-kakak ku semua berkecukupan. bokap juga udah punya semua. aku kerja cari uang ya cuman untuk kamu, untuk masa depan kita, agar kehidupan kita lebih layak dan lebih baik, mungkin sekarang usaha aku sedang turun, atau aku sedang dibawah, tapi aku yakin, usaha keras yang selama ini aku bangun akan ada hasilnya.."

itu ungkapan-ungkapan yang kadang sampai keluar dari mulut ane,saat kita udah mulai ngebahas materi. jujur,sebagai cowok, materi itu hal yang sangat sensitif gan. harga diri cowok itu memang ada di materinya. pasangan ane ini juga bukan tipe cewek manja gan sebenarnya. dia aja dosen, gajinya sebulan sekitaran 8jt-an. tapi dia juga mungkin takut, keadaan seperti ini akan berkepanjangan. ane sendiri butuh support dan dukungan dari dia. makanya sering jadi salah paham.

apakah ada yang punya kisah seperti ane gan? ane tanya tanya ke temen yang yang udah nikah, rata-rata mereka menjawab, kalo rencana nikahan mereka itu malah dimudahkan. atau ane kadang-kadang ane inget suatu pesan (gak tau ayat quran ato hadist) "apabila menikah seorang hamba, maka rezekinya akan dimudahkan oleh ALLAH SWT"

kadang-kadang pikiran negatif menguasai ane,kenapa kehidupan gak adil dengan ane? bukankah menikah itu adalah ibadah, kenapa banyak sekali rintangan dan cobaannya. untuk ibadah, dalam tiap Shalat ane selalu berdoa mudahkanlah jalan hamba hingga menuju rumah tangga sakinah mawdah warahmah, tapi sampai hari ini, kesulitan masih saja dekat dengan ane. rezeki ane masih belum stabil.

untuk agan dan sist, kalo ada yang punya kisah mirip ane silahkan dibagi. untuk yang ingin memberikan nasehat, ane harapkan memakai bahasa yang santun tanpa harus menuduh dan memojokkan ane. karena tidak ada manusia yang sempurna gan, yang ada hanya manusia yang coba menyempurnakan dirinya.