Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

zitizen4rAvatar border
TS
zitizen4r
Operator Asal Malaysia Terapkan Tarif Tol Termahal di Cipali. Yang dari China kelak?
Operator Asal Malaysia Terapkan Tarif Tol Termahal di Cipali
Minggu 28 Jun 2015 , 14:14 42 0


Ilustrasi.

PT Lintas Marga Sedaya (LMS), operator tol Cikopo-Palimanan (Cipali), telah menerapkan tarif resmi untuk semua golongan kendaraan. Penerapan tarif mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 323/KPTS/M/2015. Besaran tarifnya adalah sesuai jarak yang ditempuh dan golongan kendaraan.

Untuk jarak terjauh tarif Tol Cipali (dari Cikopo sampai Palimanan) kendaraan Golongan I membayar Rp 96.000, Golongan II Rp 144.000, Golongan III Rp 192.000, Golongan IV Rp 240.000, dan Golongan V diterapkan tarif Rp 288.500. Tak ayal tarif tersebut sekaligus merupakan tarif tol termahal di Indonesia.

“Pantauan di lapangan setelah pemberlakuan tarif, sejak Jumat (26/6) dini hari ruas tol Cipali mulai diramaikan oleh bus-bus antar-kota dan truk-truk besar, selain kendaraan kecil Golongan I yang memang telah melintas sejak dioperasikannya tol Cipali pada 14 Juni 2015,” beber Wakil Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya, Hudaya Arryanto dalam keterangan resmi, semalam.

Pemberlakuan tarif dilakukan setelah masa sosialisasi selama dua pekan berakhir. Ruas tol Cikopo-Palimanan diresmikan Presiden Indonesia Joko Widodo, pada 13 Juni 2015. Pasca peresmian, PT Lintas Marga Sedaya sebagai operator dan pemegang konsesi ruas tol tersebut melakukan sosialisasi dengan tanpa memungut biaya bagi kendaraan yang melintasi ruas tol tersebut.

Saat ini, PT LMS telah melengkapi sarana dan fasilitas pendukung tol Cipali. Fasilitas pendukung tersebut di antaranya full rambu, marka, petunjuk serta guardrail yang diperlukan.

“Selain itu untuk mendukung fungsi lampu penerangan jalan yang sudah terpasang di lokasi simpang susun, di sepanjang ruas Cipali juga sudah dipasang patok pengarah (guide post) yang reflektor-nya akan bersinar jika terkena lampu kendaraan, sehingga menambah keamanan berkendara di malam hari,” terang Hudaya.

Hudaya menambahkan, tol Cipali juga dilengkapi fasilitas rest area pada 6 (enam) titik. “Saat ini sudah ada enam Rest Area yang beroperasi, yaitu di KM 86A, KM 86B, KM 101, KM 102, KM 164 dan KM 166, yang menyediakan fungsi dasar seperti toilet, mushola, tempat parkir hingga beberapa gerai makanan. Bahkan SPBU pun telah dioperasikan di KM 102. Minggu depan dua Rest Area lagi akan dibuka, sehingga lengkap menjadi 8 (delapan),” tuturnya.

Hudaya juga, mengingatkan, kondisi jalan tol Cipali yang mulus dan cenderung lurus, serta perambuan dan fasilitas yang makin lengkap tetap perlu diimbangi dengan perilaku mengemudi yang disiplin dan aman.

“Bagi para pengguna jalan tol Cipali, mohon siapkan kondisi fisik dan kendaraan Anda sebelum berkendara. Jika lelah atau mengantuk, manfaatkanlah Rest Area yang telah tersedia untuk sekedar beristirahat. Jaga jarak aman dan jangan ngebut melebihi batas maksimum kecepatan 100 km/jam seperti tertulis di rambu,” ujar Hudaya menyarnkan.

Jalan tol Cipali sepanjang 116,75 kilometer merupakan jalan tol terpanjang di Indonesia dan merupakan bagian dari sistem jalan tol Trans Jawa. Jalan Tol Cikopo-Palimanan melintasi 5 kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka dan Cirebon.

PT LMS sebagai pemegang konsesi Jalan Tol Cikopo-Palimanan selama 35 tahun, merupakan badan usaha jalan tol yang sahamnya dimiliki oleh PT Baskhara Utama Sedaya, perusahaan investasi milik taipan Edwin Soeryadjaya (45%), dan Plus Expressways International Berhad (55%) yang merupakan perusahaan jalan tol terkemuka di Malaysia.

Dengan menguasai saham mayoritas, jalan tol Cipali menjadi proyek tol pertama di Indonesia bagi investor asal Malaysia itu. Plus Expressways Berhad sendiri dikenal sebagai pemegang konsensi tol terbesar di Malaysia
http://pribuminews.com/28/06/2015/op...hal-di-cipali/


Tiongkok Sapu Bersih Proyek Infrastruktur Indonesia
Sabtu, 25 April 2015 | 16:50 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Konferensi Asia Afrika akhirnya selesai, Kamis (23/4/2015). Ada tiga hasil yang disepakati dalam pertemuan itu.

Pertama, penguatan kerja sama selatan-selatan untuk mendukung perdamaian dan kemakmuran ekonomi. Kedua, deklarasi penyegaran kemitraan strategis baru Asia Afrika. Terakhir, deklarasi tentang Palestina.

Yang juga menarik adalah hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping di sela-sela KAA itu. Presiden Jokowi memastikan bahwa Tiongkok akan ikut berinvestasi dalam proyek infrastruktur.

Dari situs Sekretariat Kabinet disebutkan, proyek infrastruktur yang menggandeng Tiongkok antara lain pembangunan 24 pelabuhan, 15 bandar udara (bandara), pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer (km), pembangunan jalan kereta api sepanjang 8.700 km, serta pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt (MW).

Tak cuma itu, Tiongkok juga akan terlibat dalam pembangunan jalur kereta supercepat Jakarta-Bandung dan Jakarta-Surabaya. Sayang, pemerintah tak menyebutkan nama proyek berikut besaran nilai proyek.

Pengamat kebijakan publik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Agung Prabowo, menilai keputusan menggandeng Tiongkok harus dipertanyakan. "China memang luar biasa. Tapi, apakah mereka unggul dalam pembangunan pelabuhan, jalan, jalur kereta, pelabuhan, dan bandara? Itu harus dijelaskan," ujarnya.

Menurut dia, selama ini, beberapa pengadaan barang dan jasa yang melibatkan China acap kali bermasalah. Salah satunya adalah proyek program percepatan pembangunan pembangkit listrik bertenaga batubara, gas, dan energi terbarukan atau fast track programme tahap I.

Pembangkit listrik yang dibangun Tiongkok dalam proyek ini tak bisa berproduksi maksimal lantaran banyak komponen usang. Selain itu, pada kasus pengadaan transjakarta, banyak unit yang rusak dan berkarat.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Dedy Priatna juga pernah mengatakan, proyek pembangkit listrik tahap I yang dikerjasamakan dengan Tiongkok hampir 90 persen rampung. Namun, kapasitas produksi listrik itu hanya 30 persen-50 persen saja. Ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan pembangkit listrik yang dibangun kontraktor Jerman, Perancis, dan Amerika yang bisa mencapai 75 persen-80 persen.

Kepala Pengkajian Energi Universitas Indonesia Iwa Garniwa menambahkan, teknologi pembangkit listrik Jerman, Jepang, dan Korea lebih mahal. Teknologi dari Tiongkok memang lebih murah, tetapi kapasitasnya tak sesuai harapan.
http://bisniskeuangan.kompas.com/rea...ktur.Indonesia

----------------------------------

Ini contoh nyata bahwa bila infra struktur di kelola Asing karena mereka membangunnya, harga yang harus dibayar rakyat pastilah mahal?

emoticon-Turut Berduka
0
8K
72
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan