Ini Gan Alasannya Angka Empat Dianggap Angka Sial & Pengaruhnya
TS
anjritektur
Ini Gan Alasannya Angka Empat Dianggap Angka Sial & Pengaruhnya
Salam Kenal Dulu, Gan.
Semoga agan dan sista semua diberi kesehatan dan banyak rejeki. Amin. Kata temen ane, biar cepet mahir, kita harus langsung mempraktikan teori yang ada. Setelah ane mendapatkan teori bikin thread, yaudah ane langsung praktikin aja. Kali aja bisa bermanfaat/menghibur.
Quote:
Quote:
Pengantar
Dalam menjalani kehidupan, ada saat di mana seseorang merasa dirinya sial. Dan jika kesialan tersebut berulang, pasti dia akan mencari kesamaan pola atas kesialan yang terjadi pada dirinya. Misal, tiap memakai kemeja biru, dia selalu kecopetan. Maka dia akan menyimpulkan kemeja biru adalah pembawa sial baginya.
Jika kesialan tersebut dialami oleh banyak orang, maka akan tercipta suatu kepercayaan yang menjadi acuan bersama. “Jangan pakai kemeja biru, nanti sial”, begitu kira-kira. Karena banyak yang mengalami, maka kepercayaan tersebut akan diturunkan kepada generasi selanjutnya sebagai peringatan.
Saat ini, banyak hal yang dianggap membawa sial. Salah satunya adalah angka empat (4). Empat dianggap membawa sial karena sudah banyak orang yang menjadi sial karena berhubungan dengan angka empat.
Quote:
Quote:
Beberapa Contoh Kesialan
Pemain yang memakai jersey dengan nomor punggung “4” di MU hanya bertahan kurang dari 2 tahun. Sebut saja Sebastian Veron, David May dan Gabriel Heinze. Lalu, bagaimana kabarnya Owen Hargreaves? Masa-masanya di MU hanya dihabiskan dengan bekapan cedera.
Selain di dunia persepakbolaan, kesialan angka empat juga menjangkit ke dunia teknologi. Pentium, jenis prosesor yang awalnya sangat terkenal dan dianggap sebagai pelopor prosesor pintar, berakhir di Pentium 4. Padahal awalnya, jenis Pentium merupakan prosesor yang digadangkan akan menjadi jenis prosesor yang akan terus berkembang sesuai angka yang mengikutinya.
Atau “IPHONE 4”-nya Apple yang mengalami kesialan dengan tidak sempurnya antena pada perangkat tersebut di tahun 2010 lalu. Sehingga pihaknya harus bertanggung jawab atas masalah yang ditimbulkan.
Bahkan, saking takutnya dengan angka empat, pihak Nokia tidak mau mengeluarkan produk dengan seri yang mengandung angka empat. Tapi, kenapa angka empat bisa menjadi angka yang dianggap membawa sial?
Quote:
Quote:
Pengaruh Hitungan Chinese
“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”, pepatah tersebut menyiratkan bahwa sejak dulu China dianggap sebagai negara yang sangat maju dan berilmu. Sehingga, kepercayaan-kepercayaan di negara tersebut juga akan diikuti dan dipercaya oleh negara lain.
Dalam hitungan Chinese, angka empat dibaca “shi” yang arti dan penyebutannya sama dengan “mati”. Sesuatu yang membawa kepada kematian, tentulah dianggap sial. Pertanyaannya, kenapa penyebutan kata "mati" sama dengan penyebutan angka empat?
Quote:
Quote:
Sifat dan Bentuk Sebelum Mengenal Angka
Sebelum mengenal angka dan huruf latin, tentu orang-orang di zaman dulu telah mengenal sistem hitung dengan penyebutan berbeda. Contohnya dalam bahasa Jawa dikenal adanya “Sengkala”, yaitu penyebutan angka dengan kata benda atau sifat. Namun, sejauh yang ane tahu, penggunaannya masih terbatas pada penyebutan tahun saja.
Misalnya tahun keruntuhan kerajaan Majapahit pada tahun 1400 *tuh kan, angka empat lagi* diucapkan dengan “Sirna Ilang Kertaning Bumi”. Bagaimana bisa begitu?
Tahun 1400 mengandung empat angka, dan kalimat “Sirna Ilang Kertaning Bumi” juga mengandung empat kata. Berarti jelas, tiap kata mewakili satu angka. Namun jangan langsung menyimpulkan “sirna=1; ilang=4;”, itu salah. Karena kalo berdasarkan sifat tadi, “sirna” dan “ilang” tentulah artinya kosong (nol). Ane kurang paham artinya “kerta”, tapi kalo “bumi” hanya ada satu (1). Sehingga penulisan kalimat tadi jadi “0041”. Iya, pembacaan angka Sengkala dimulai dari kanan ke kiri.
Dalam bahasa Jawa (Sengkala), bumi itu satu, mata/kuping/tangan itu dua, gebyar itu tiga, catur/kerta itu empat. Sisanya silakan cari tahu sendiri, ya! Hal tersebut menunjukkan bahwa, di zaman dulu, untuk menyebut angka/jumlah, mereka memakai kata benda atau sifat.
Orang-orang Chinese pun begitu. Mereka menyebut angka empat dengan mati karena saat orang mati, mereka dimasukkan ke dalam kubur atau peti yang bentuknya segiempat.
Spoiler for Pengaruhnya di Kehidupan Berbangsa:
Quote:
Karena angka “4”, Indonesia berkembang lambat
Bukan. Bukan karena ada angka empat di tahun kemerdekaannya, melainkan karena keputusannya dalam menetapkan pilar bangsa. Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Pemerintah menetapkan empat hal tersebut sebagai pilar dalam berbangsa dan bernegara.
Kenapa harus empat? Terlalu banyakkah jika ditambah satu? Atau terlalu sedikitkah jika dikurangi satu? Entahlah, karena empat itulah, Indonesia jadi seperti sekarang.
Kalo agan dan sista masih belum yakin angka empat bisa memengaruhi pemerintahan atau negara, ingatlah, dalam UUD 1945 tentang Dewan Pertimbangan Agung, bab yang memuatnya telah dihapus. Dan kalian tahu itu bab berapa? Iya, bab IV (empat). Hiiii~
Spoiler for Saran dari Ane:
Quote:
Berhati-hatilah dengan angka “4”
Melihat kekuatan angka empat tersebut, ane menyarankan kepada agan dan sista semua untuk lebih berhati-hati. Untuk itu, ane sarankan agar agan dan sista menghindari angka empat dalam keseharian, misalnya:
Saat naik motor di jalan raya, jangan bonceng empat. Entar ditilang. Ane sudah mencobanya.
Jangan pacaran dengan empat orang sekaligus. Beneran. Jangan! Memang sih, memiliki pacar empat itu sehat, tapi kita lebih dianjurkan untuk memiliki pacar yang sempurna. Lima orang. (empat sehat, lima sempurna)
Jangan bunuh diri dari lantai empat. Percayalah, orang yang bunuh diri dengan cara melompat dari lantai empat bakalan kena sial. Bahkan bisa mati. Mending lompatnya dari lantai atasnya lagi, insyaallah selamat.
Begitulah sedikit saran dari ane agar agan dan sista terhindar dari kesialan angka empat. Namun, kita tetap tidak boleh merasa tenang, karena ada suatu sistem yang memaksa kita untuk terjerumus dalam kesialan.
Spoiler for Sistem yang Menjerumuskan:
Quote:
Di balik dunia pendidikan
Pertanyaannya, sudah berapa dosen yang menganjurkan agan dan sista untuk memperoleh IPK 4? Sadarlah wahai mahasiswa! Sesungguhnya kita semua sedang diarahkan kepada kesialan oleh sistem pendidikan. Empat itu pembawa sial, dan kita disuruh untuk memperoleh IPK 4, yang artinya kita disuruh menyongsong kesialan. Lihatlah! Mahasiswa yang ber-IPK 4 sekarang jadi apa?
Tak hanya itu, ingatkah agan dan sista kapan waktu pelaksanaan ujian nasional? Iya, bulan keempat. Kebetulankah?
Spoiler for Bagaimana Sikap Kita?:
Quote:
Hindari IPK 4. Bukankah sangat disarankan “Dua koma lebih baik”? Iya, itu saran dari BKKBN sih. Tapi dengan begitu, setidaknya kita sudah terhindar dari kesialan angka empat. Namun bagaimana jika kita sudah terjerumus dalam kesialan angka empat?
Ikhlaslah! Empat, yang artinya mati, tidaklah selalu memberikan kelanjutan buruk. Mungkin kita akan mati atau sial karena empat. Tapi setelah kesialan tersebut, setelah kematian tersebut, percayalah, akan ada kisah selanjutnya yang sangat baik.
Seperti Cedric Diggory dalam kisah Harry Potter. Dirinya bertemu dengan kematian saat mengikuti lomba yang pesertanya hanya ada empat orang. Namun karena kematian itulah, dia menjadi lelaki yang dipuja. Iya, dia bangkit kembali sebagai vampire dengan nama Edward Cullen. Coba kalo dia nggak mati. Nggak jadi vampire.
Sekian Thread dari ane. Kalo menghibur dan bermanfaat, kasih apa pun aja deh, gan, asal bisa dipake buat buka puasa.
_______________________________________________________________________________
[size="5"][color=blue]Sampai jumpa di thread ane berikutnya