- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
AKSEYNA UI DIBUNUH: Kemajuan Perkara dan Motif Asmara


TS
User telah dihapus
AKSEYNA UI DIBUNUH: Kemajuan Perkara dan Motif Asmara
SABTU, 27 JUNI 2015

TEMPO.CO, Jakarta: Kepolisian Daerah Metro Jaya melakukan gelar perkara kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori pada 26 Juni 2015. Gelar perkara itu dihadiri penyidik, keluarga Akseyna, dan pihak Universitas Indonesia.
Ayah Akseyna, Kolonel (Sus) Mardoto, mengatakan dalam gelar perkara itu mereka membahas banyak hal soal kematian sang anak. ”Kami berdiskusi dan menganalisis apa yang sudah didapat,” kata dia seusai gelar perkara yang berlangsung hampir 6 jam tersebut.
Sebagai keluarga, kata Mardoto, dia diminta memberikan konfirmasi beberapa keterangan yang telah disampaikan oleh saksi. “Misalnya soal surat yang ditemukan itu atau komunikasi yang pernah kami lakukan,” kata dia. Namun Mardoto enggan merinci hal tersebut. "Itu kewenangan penyidik untuk mengungkapnya," ujarnya.
Ini pertama kalinya Mardoto ikut serta dalam gelar perkara yang menyangkut kasus kematian anaknya. ”Saya jadi merasa yakin bahwa kasus ini akan terungkap. Kami mendapat penjelasan mengenai fakta dan progress yang ada,” ujarnya.
Sebelumnya, Kriminolog Universitas Indonesia Eko Haryanto yakin Akseyna Ahad Dori, yang ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, tewas dibunuh. Bahkan, pengajar di Fakultas Kriminologi UI itu, sedari awal telah menduga pembunuhan Akseyna, dari barang bukti awal, tas yang berisi batu dan danau untuk menenggelamkannya.
Eko mengatakan, pada kasus kematian Akseyna, polisi bisa melihat celah kecerobohan pelaku yang ingin membuat sempurna kematian korban seolah-olah bunuh diri, tapi malah menjadi blunder. Acuannya, kata dia, dari surat yang seolah dijadikan wasiat Akseyna, yang ingin bunuh diri.
Eko yakin bahwa pembunuhan ini direncanakan dengan matang. Dan ia melihat ada keterlibatan lebih dari satu orang yang membunuhnya. Ia menduga pembunuh merupakan orang dekat Akseyna. Sebab, kasus pembunuhan mayoritas dilakukan oleh orang yang dekat. Bahkan, kedekatan yang intim, seperti keluarga. "Bukan orang yang jauh pembunuhnya," ucap dia.
Ia mengatakan motif pembunuhan bisa terjadi karena konflik pelajaran di kampus. Kalau keuangan sepertinya tidak. Bahkan, bisa konflik asmara.
Hanya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Khrisna Murti, mengatakan pihaknya masih terus menyidik kasus ini. ”Kami terus menelisik lapangan, termasuk untuk mengetahui motifnya,” kata dia, 26 Juni 2015. Dia mengatakan polisi belum dapat menentukan tersangka dalam kasus ini sampai mengetahui motifnya. ”Itu belum bisa kami tentukan kalau belum tahu motifnya,” kata dia.
NINIS CHAIRUNNISA | IMAM HAMDI
Source:
http://metro.tempo.co/read/news/2015...n-motif-asmara


TEMPO.CO, Jakarta: Kepolisian Daerah Metro Jaya melakukan gelar perkara kasus kematian mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori pada 26 Juni 2015. Gelar perkara itu dihadiri penyidik, keluarga Akseyna, dan pihak Universitas Indonesia.
Ayah Akseyna, Kolonel (Sus) Mardoto, mengatakan dalam gelar perkara itu mereka membahas banyak hal soal kematian sang anak. ”Kami berdiskusi dan menganalisis apa yang sudah didapat,” kata dia seusai gelar perkara yang berlangsung hampir 6 jam tersebut.
Sebagai keluarga, kata Mardoto, dia diminta memberikan konfirmasi beberapa keterangan yang telah disampaikan oleh saksi. “Misalnya soal surat yang ditemukan itu atau komunikasi yang pernah kami lakukan,” kata dia. Namun Mardoto enggan merinci hal tersebut. "Itu kewenangan penyidik untuk mengungkapnya," ujarnya.
Ini pertama kalinya Mardoto ikut serta dalam gelar perkara yang menyangkut kasus kematian anaknya. ”Saya jadi merasa yakin bahwa kasus ini akan terungkap. Kami mendapat penjelasan mengenai fakta dan progress yang ada,” ujarnya.
Sebelumnya, Kriminolog Universitas Indonesia Eko Haryanto yakin Akseyna Ahad Dori, yang ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, tewas dibunuh. Bahkan, pengajar di Fakultas Kriminologi UI itu, sedari awal telah menduga pembunuhan Akseyna, dari barang bukti awal, tas yang berisi batu dan danau untuk menenggelamkannya.
Eko mengatakan, pada kasus kematian Akseyna, polisi bisa melihat celah kecerobohan pelaku yang ingin membuat sempurna kematian korban seolah-olah bunuh diri, tapi malah menjadi blunder. Acuannya, kata dia, dari surat yang seolah dijadikan wasiat Akseyna, yang ingin bunuh diri.
Eko yakin bahwa pembunuhan ini direncanakan dengan matang. Dan ia melihat ada keterlibatan lebih dari satu orang yang membunuhnya. Ia menduga pembunuh merupakan orang dekat Akseyna. Sebab, kasus pembunuhan mayoritas dilakukan oleh orang yang dekat. Bahkan, kedekatan yang intim, seperti keluarga. "Bukan orang yang jauh pembunuhnya," ucap dia.
Ia mengatakan motif pembunuhan bisa terjadi karena konflik pelajaran di kampus. Kalau keuangan sepertinya tidak. Bahkan, bisa konflik asmara.
Hanya, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Khrisna Murti, mengatakan pihaknya masih terus menyidik kasus ini. ”Kami terus menelisik lapangan, termasuk untuk mengetahui motifnya,” kata dia, 26 Juni 2015. Dia mengatakan polisi belum dapat menentukan tersangka dalam kasus ini sampai mengetahui motifnya. ”Itu belum bisa kami tentukan kalau belum tahu motifnya,” kata dia.
NINIS CHAIRUNNISA | IMAM HAMDI
Source:
http://metro.tempo.co/read/news/2015...n-motif-asmara





ugie107 memberi reputasi
1
5.7K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan