- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Warga Tiongkok (China Mainland) Tipu Jutaan Dolar Hingga Miliki KTP Indonesia


TS
zitizen4r
Warga Tiongkok (China Mainland) Tipu Jutaan Dolar Hingga Miliki KTP Indonesia
Warga Tiongkok Tipu Jutaan Dolar Hingga Miliki KTP Indonesia
20 JUN 2015

Enam warga Tiongkok yang menjadi buronan internasional di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Rimanews/Yandi L
Rimanews - Enam warga negara Tiongkok yang di deportasi ternyata salah satunya sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Indonesia untuk mengelabui pihak kepolisian.
Bahkan, pihak kepolisian pun harus memburu enam orang tersangka tersebut selama dua bulan di daerah yang berbeda-beda.
Penangkapan sendiri berawal pada tanggal 26 Mei 2015 lalu, "Saat itu, kami menerima Red Notice dari Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, perihal permohonan pencarian dan penangkapan DPO (Daftar Pencarian Orang) MPS RRT sebanyak 22 orang. Mereka ini diduga melakukan kejahatan ekonomi atau penipuan yang sudah dilakukan sejak 2008 lalu," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krisna Mukti, Sabtu (20/06/2015).
Lalu, berdasarkan data dari Kedutaan Tiongkok pada tanggal 27 Mei 2015 sekitar pukul 20.00 wib, anggota Subditumum Jatanras Polda Metro Jaya yang dibantu Kepolisian RRT (Republik Rakyat Tiongkok) berhasil mengamankan tersangka pertama LC yang tengah makan di lobby Apartemen Mediterania, di Jakarta Pusat.
Dari keterangan awal, LC melakukan penipuan yang merugikan 300 ribu dollar Amerika di negara asalnya, Tiongkok.
Kemudian dari penangkapan LC, polisi berhasil menangkap tersangka lainnya inisial CSW yang masih satu komplotan dengan LC di Ketapang Kalimantan Timur.
Selama melakukan aksinya, CSW berhasil melakukan penipuan sebesar 3 juta dolla Amerika. Lalu pada 3 Juni, kepolisian berhasil menangkap tersangka lain berinisial LQ di Medan, Sumatera Utara, bersama dengan anak dan istrinya yang merupakan warga negara Indonesia.
"Nah, LQ ini sampai membuat KTP sebagai WNI di Medan. Agar langkah melarikan dirinya tidak terendus kepolisian Tiongkok ataupun Indonesia," terangnya.
Lalu pada 5 Juni 2015, kepolisian kembali menangkap ZP di Jalan Pembangunan, Jakarta Pusat.
Penangkapan pun berlanjut pada 8 Juni 2015 atas tersangka lain berinisial FQ yang berhasil ditangkap di Desa Curug, Sukabumi, Jawa Barat. Dan terakhir, seorang tersangka lain yang belum diketahui identitasnya tertangkap di Jakarta.
"Setelah melakukan penangkapan, kami langsung berkoordinasi dengan Interpol, Divisi Hubungan Internasional Polri, dan Kepolisian Tiongkok. Barulah mereka dikembalikan ke negara asalnya, dengan pengawalan ketat petugas kami," tegasnya.
Sebelumnya sempat diberitakan bahwa, Polda Metro Jaya mendeportasi enam warga Tiongkok yang telah menjadi buronan internasional selama bertahun-tahun karena berhasil menipu orang dengan nilai mencapai jutaan dolar
http://nasional.rimanews.com/krimina...-KTP-Indonesia
Salah-gunakan Visa Kunjungan Wisata:
33 Warga Cina Pelaku Kejahatan Cyber Terancam Dideportasi
KAMIS, 07 MEI 2015 | 18:45 WIB

Rumah mewah di Jalan Kenanga, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang digerebek Sub Direktorat Jatanran Polda Metro Jaya, 6 Mei 2015. Tempo/Dimas Siregar
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Imigrasi Jakarta Selatan Cucu Koswala menyatakan bakal segera memproses 33 warga negara Cina yang ditangkap oleh Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya. Kantor Imigrasi bakal memeriksa izin tinggal mereka sesuai dengan keterangan yang tercatat saat masuk Indonesia. "Kalau menyalahi aturan bisa dideportasi," ujar Cucu di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis, 7 Mei 2015.
Cucu mengatakan Imigrasi harus memeriksa kelengkapan dokumen warga Cina itu melalui paspor. Namun hingga saat ini dokumen keimigrasian ke-33 warga Cina tersebut belum jelas keberadaannya. "Paspor belum kami dapatkan, tapi nanti akan kami periksa orang-orang tersebut," katanya.
Terkait dengan hukuman, Cucu menyatakan para pelaku terancam dideportasi jika memang terbukti beraktivitas tidak sesuai dengan izin. Selain deportasi, tidak tertutup kemungkinan mereka bakal diadili sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Apalagi mereka bekerja di Indonesia dengan menipu orang lain melalui dunia cyber.
Kepala Subdit Jatanras Polda Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan menyatakan para pelaku tidak memegang paspor masing-masing. Dokumen imigrasi itu saat ini dipegang seorang koordinator yang membawa mereka ke Indonesia. "Orangnya masih diburu sampai saat ini," tuturnya.
Berdasarkan pengakuan para pelaku, kata Herry, para warga Cina itu masuk ke Indonesia sejak 2014. Namun mereka tidak masuk secara bersamaan, melainkan dalam beberapa kelompok.
Sebelumnya, Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya menggerebek sebuah rumah di Jalan Kenanga, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sebanyak 33 warga negara Cina ditangkap karena diduga terlibat kejahatan cyber berupa penipuan lewat Internet dan telepon. Meski sebagai pelaku, mereka juga diduga menjadi korban perdagangan manusia.
http://metro.tempo.co/read/news/2015...am-Dideportasi
Bebas Visa 30 Negara, Wisatawan Asal Cina Paling Diwaspadai
JUM'AT, 20 MARET 2015 | 14:03 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Teuku Sjahrizal menyebutkan penambahan negara yang mendapat bebas visa kunjungan singkat ke Indonesia dapat meningkatkan jumlah pelanggaran. Dari negara-negara itu, yang paling menjadi fokus pengawasan adalah wisatawan asal Cina.
"Data pelanggaran pendatang dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia mencapai 3.000 per tahun," kata pria yang akrab disapa Agam ini, Jumat, 20 Maret 2015.
Bentuk pelanggaran yang paling jamak terjadi adalah cyber crime dan penyalahgunaan perizinan. Selain itu, ucap Agam, ancaman terorisme dan perdagangan manusia juga menjadi fokus perhatian kantor Imigrasi.
Setelah Cina, menurut Agam, negara berikutnya dengan jumlah pelanggar terbesar adalah Australia dan Amerika Serikat. Selain untuk Australia, bebas visa akan diberlakukan pada Tiongkok dan Amerika Serikat mulai April mendatang.
Agam menambahkan, tanpa bebas visa saja, sudah banyak aturan keimigrasian yang dilanggar para pendatang. Dia mencontohkan, pendatang yang masuk menggunakan visa on arrival bekerja di Indonesia tanpa membayar pajak dan kewajiban lain yang disyaratkan Kementerian Tenaga Kerja. Apalagi dengan berlakunya bebas visa wisata.
Mengantisipasi kemungkinan melonjaknya pelanggaran, Agam mengatakan Imigrasi akan makin memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk ke Indonesia. Pengawasan akan diprioritaskan di lima bandara besar yang paling banyak menjadi pintu masuk wisatawan, yaitu Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, Hang Nadim (Batam), Juanda (Surabaya), Kualanamu (Medan), dan I Gusti Ngurah Rai (Denpasar).
Saat ini Indonesia telah memberlakukan bebas visa bagi 15 negara yang bersifat resiprokal. Daftar itu akan bertambah menjadi total 45 negara dan berlaku mulai April 2015. Kebijakan ini diterapkan untuk menggenjot kunjungan wisatawan asing ke Indonesia.
Ke-30 negara yang akan dibebaskan kewajiban visanya adalah sebagian Asia, Eropa, Amerika Serikat, dan Timur Tengah. Untuk wilayah Asia-Pasifik di antaranya Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Untuk negara-negara di Amerika seperti Kanada, Selandia Baru, dan Meksiko.
Dari wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika hampir semua negara, di antaranya Rusia, Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Italia, Spanyol, Swiss, Belgia, dan Swedia. Juga ada Austria, Denmark, Norwegia, Finlandia, Polandia, Hungaria, Republik Cek, Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Afrika Selatan.
http://nasional.tempo.co/read/news/2...ing-Diwaspadai
RI-China Sepakati Pertukaran 10 Juta Warga
Rabu, 27/05/2015 21:29 WIB

Bisnis.com, DEPOK—Demi mempererat hubungan bilateral, China dan Indonesia menargetkan pertukaran sepuluh juta warganya dalam berbagai bidang pada 2020.
Wakil Perdana Menteri China Liu Yandong mengatakan hal tersebut termasuk dalam mekanisme kerja sama yang hendak dibentuk oleh kedua pemimpin negara.
"Tiga mekanisme akan memimpin kerja sama di bidang keamanan politik, ekonomi dan perdagangan, serta humaniora," katanya dalam sambutan di Kampus Universitas Indonesia, Rabu (27/5/2015).
Liu menambahkan, pertukaran masyarakat tersebut akan tersebar di sejumlah sektor yakni pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, media, pemuda, pariwisata, think tank, dan agama. Menurutnya, hal itu adalah upaya untuk mendorong warga kedua negara untuk saling mengenal.
Terkait pertukaran ini, Liu menuturkan, pihaknya dijadwalkan bertemu dengan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani untuk membahasnya lebih lanjut.
Dia menekankan, kerja sama bilateral China-Indonesia menjadi penting mengingat jumlah penduduk kedua negara yang begitu besar. Jika digabungkan, total penduduk China-Indonesia mencapai 1,6 miliar jiwa yang mewakili seperempat total penduduk dunia.
"Kerja sama ini tidak hanya membawa kesejahteraan pada kedua negara, tetapi juga berkontribusi penting bagi Asia, bahkan dunia," ungkapnya.
Di bidang ekonomi, Liu menyoroti kesamaan megaproyek maritim Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo. Xi Jinping memasang target kerja sama ambisius untuk membangun jalur ekonomi Jalan Sutera dan Jalur Sutera Maritim modern.
Dia mengklaim rencana tersebut disambut baik oleh lebih dari 60 negara di kawasan. Proyek itu juga dinilai akan meningkatkan kooperasi di bidang infrastruktur.
Salah satunya tercermin dari pendirian Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang ditargetkan beroperasi awal tahun depan. Dalam lembaga multilateral itu, Indonesia tercatat sebagai salah satu anggota pendiri dari total anggota yang kini berjumlah 57 negara.
http://kabar24.bisnis.com/read/20150...-10-juta-warga
------------------------------
Ini sih baru gejala-gejala awal saja . Belum nanti kalo yang 10 juta itu masuk dengan bebasnya ke Indonesia. Entah apa yang bakalan terjadi di negeri ini kelak. Salah-salah warga kita sendiri tapi masih keturunan chinese pun, akan mereka gusur dalam persaingan kerja dan mencari rezeki di negeri ini apalagi yang dari jawa, sunda, madura, bugis dll. Lihat dan buktikan aja beberap waktu kemudian kalo kagak percaya!

20 JUN 2015

Enam warga Tiongkok yang menjadi buronan internasional di Bandara Soekarno-Hatta. Foto: Rimanews/Yandi L
Rimanews - Enam warga negara Tiongkok yang di deportasi ternyata salah satunya sudah memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Indonesia untuk mengelabui pihak kepolisian.
Bahkan, pihak kepolisian pun harus memburu enam orang tersangka tersebut selama dua bulan di daerah yang berbeda-beda.
Penangkapan sendiri berawal pada tanggal 26 Mei 2015 lalu, "Saat itu, kami menerima Red Notice dari Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, perihal permohonan pencarian dan penangkapan DPO (Daftar Pencarian Orang) MPS RRT sebanyak 22 orang. Mereka ini diduga melakukan kejahatan ekonomi atau penipuan yang sudah dilakukan sejak 2008 lalu," kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Krisna Mukti, Sabtu (20/06/2015).
Lalu, berdasarkan data dari Kedutaan Tiongkok pada tanggal 27 Mei 2015 sekitar pukul 20.00 wib, anggota Subditumum Jatanras Polda Metro Jaya yang dibantu Kepolisian RRT (Republik Rakyat Tiongkok) berhasil mengamankan tersangka pertama LC yang tengah makan di lobby Apartemen Mediterania, di Jakarta Pusat.
Dari keterangan awal, LC melakukan penipuan yang merugikan 300 ribu dollar Amerika di negara asalnya, Tiongkok.
Kemudian dari penangkapan LC, polisi berhasil menangkap tersangka lainnya inisial CSW yang masih satu komplotan dengan LC di Ketapang Kalimantan Timur.
Selama melakukan aksinya, CSW berhasil melakukan penipuan sebesar 3 juta dolla Amerika. Lalu pada 3 Juni, kepolisian berhasil menangkap tersangka lain berinisial LQ di Medan, Sumatera Utara, bersama dengan anak dan istrinya yang merupakan warga negara Indonesia.
"Nah, LQ ini sampai membuat KTP sebagai WNI di Medan. Agar langkah melarikan dirinya tidak terendus kepolisian Tiongkok ataupun Indonesia," terangnya.
Lalu pada 5 Juni 2015, kepolisian kembali menangkap ZP di Jalan Pembangunan, Jakarta Pusat.
Penangkapan pun berlanjut pada 8 Juni 2015 atas tersangka lain berinisial FQ yang berhasil ditangkap di Desa Curug, Sukabumi, Jawa Barat. Dan terakhir, seorang tersangka lain yang belum diketahui identitasnya tertangkap di Jakarta.
"Setelah melakukan penangkapan, kami langsung berkoordinasi dengan Interpol, Divisi Hubungan Internasional Polri, dan Kepolisian Tiongkok. Barulah mereka dikembalikan ke negara asalnya, dengan pengawalan ketat petugas kami," tegasnya.
Sebelumnya sempat diberitakan bahwa, Polda Metro Jaya mendeportasi enam warga Tiongkok yang telah menjadi buronan internasional selama bertahun-tahun karena berhasil menipu orang dengan nilai mencapai jutaan dolar
http://nasional.rimanews.com/krimina...-KTP-Indonesia
Salah-gunakan Visa Kunjungan Wisata:
33 Warga Cina Pelaku Kejahatan Cyber Terancam Dideportasi
KAMIS, 07 MEI 2015 | 18:45 WIB

Rumah mewah di Jalan Kenanga, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, yang digerebek Sub Direktorat Jatanran Polda Metro Jaya, 6 Mei 2015. Tempo/Dimas Siregar
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Imigrasi Jakarta Selatan Cucu Koswala menyatakan bakal segera memproses 33 warga negara Cina yang ditangkap oleh Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya. Kantor Imigrasi bakal memeriksa izin tinggal mereka sesuai dengan keterangan yang tercatat saat masuk Indonesia. "Kalau menyalahi aturan bisa dideportasi," ujar Cucu di Pasar Minggu, Jakarta, Kamis, 7 Mei 2015.
Cucu mengatakan Imigrasi harus memeriksa kelengkapan dokumen warga Cina itu melalui paspor. Namun hingga saat ini dokumen keimigrasian ke-33 warga Cina tersebut belum jelas keberadaannya. "Paspor belum kami dapatkan, tapi nanti akan kami periksa orang-orang tersebut," katanya.
Terkait dengan hukuman, Cucu menyatakan para pelaku terancam dideportasi jika memang terbukti beraktivitas tidak sesuai dengan izin. Selain deportasi, tidak tertutup kemungkinan mereka bakal diadili sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Apalagi mereka bekerja di Indonesia dengan menipu orang lain melalui dunia cyber.
Kepala Subdit Jatanras Polda Ajun Komisaris Besar Herry Heryawan menyatakan para pelaku tidak memegang paspor masing-masing. Dokumen imigrasi itu saat ini dipegang seorang koordinator yang membawa mereka ke Indonesia. "Orangnya masih diburu sampai saat ini," tuturnya.
Berdasarkan pengakuan para pelaku, kata Herry, para warga Cina itu masuk ke Indonesia sejak 2014. Namun mereka tidak masuk secara bersamaan, melainkan dalam beberapa kelompok.
Sebelumnya, Subdirektorat Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya menggerebek sebuah rumah di Jalan Kenanga, Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sebanyak 33 warga negara Cina ditangkap karena diduga terlibat kejahatan cyber berupa penipuan lewat Internet dan telepon. Meski sebagai pelaku, mereka juga diduga menjadi korban perdagangan manusia.
http://metro.tempo.co/read/news/2015...am-Dideportasi
Bebas Visa 30 Negara, Wisatawan Asal Cina Paling Diwaspadai
JUM'AT, 20 MARET 2015 | 14:03 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Teuku Sjahrizal menyebutkan penambahan negara yang mendapat bebas visa kunjungan singkat ke Indonesia dapat meningkatkan jumlah pelanggaran. Dari negara-negara itu, yang paling menjadi fokus pengawasan adalah wisatawan asal Cina.
"Data pelanggaran pendatang dari Tiongkok yang masuk ke Indonesia mencapai 3.000 per tahun," kata pria yang akrab disapa Agam ini, Jumat, 20 Maret 2015.
Bentuk pelanggaran yang paling jamak terjadi adalah cyber crime dan penyalahgunaan perizinan. Selain itu, ucap Agam, ancaman terorisme dan perdagangan manusia juga menjadi fokus perhatian kantor Imigrasi.
Setelah Cina, menurut Agam, negara berikutnya dengan jumlah pelanggar terbesar adalah Australia dan Amerika Serikat. Selain untuk Australia, bebas visa akan diberlakukan pada Tiongkok dan Amerika Serikat mulai April mendatang.
Agam menambahkan, tanpa bebas visa saja, sudah banyak aturan keimigrasian yang dilanggar para pendatang. Dia mencontohkan, pendatang yang masuk menggunakan visa on arrival bekerja di Indonesia tanpa membayar pajak dan kewajiban lain yang disyaratkan Kementerian Tenaga Kerja. Apalagi dengan berlakunya bebas visa wisata.
Mengantisipasi kemungkinan melonjaknya pelanggaran, Agam mengatakan Imigrasi akan makin memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk ke Indonesia. Pengawasan akan diprioritaskan di lima bandara besar yang paling banyak menjadi pintu masuk wisatawan, yaitu Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, Hang Nadim (Batam), Juanda (Surabaya), Kualanamu (Medan), dan I Gusti Ngurah Rai (Denpasar).
Saat ini Indonesia telah memberlakukan bebas visa bagi 15 negara yang bersifat resiprokal. Daftar itu akan bertambah menjadi total 45 negara dan berlaku mulai April 2015. Kebijakan ini diterapkan untuk menggenjot kunjungan wisatawan asing ke Indonesia.
Ke-30 negara yang akan dibebaskan kewajiban visanya adalah sebagian Asia, Eropa, Amerika Serikat, dan Timur Tengah. Untuk wilayah Asia-Pasifik di antaranya Cina, Jepang, dan Korea Selatan. Untuk negara-negara di Amerika seperti Kanada, Selandia Baru, dan Meksiko.
Dari wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika hampir semua negara, di antaranya Rusia, Inggris, Jerman, Prancis, Belanda, Italia, Spanyol, Swiss, Belgia, dan Swedia. Juga ada Austria, Denmark, Norwegia, Finlandia, Polandia, Hungaria, Republik Cek, Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, dan Afrika Selatan.
http://nasional.tempo.co/read/news/2...ing-Diwaspadai
RI-China Sepakati Pertukaran 10 Juta Warga
Rabu, 27/05/2015 21:29 WIB

Bisnis.com, DEPOK—Demi mempererat hubungan bilateral, China dan Indonesia menargetkan pertukaran sepuluh juta warganya dalam berbagai bidang pada 2020.
Wakil Perdana Menteri China Liu Yandong mengatakan hal tersebut termasuk dalam mekanisme kerja sama yang hendak dibentuk oleh kedua pemimpin negara.
"Tiga mekanisme akan memimpin kerja sama di bidang keamanan politik, ekonomi dan perdagangan, serta humaniora," katanya dalam sambutan di Kampus Universitas Indonesia, Rabu (27/5/2015).
Liu menambahkan, pertukaran masyarakat tersebut akan tersebar di sejumlah sektor yakni pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, media, pemuda, pariwisata, think tank, dan agama. Menurutnya, hal itu adalah upaya untuk mendorong warga kedua negara untuk saling mengenal.
Terkait pertukaran ini, Liu menuturkan, pihaknya dijadwalkan bertemu dengan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani untuk membahasnya lebih lanjut.
Dia menekankan, kerja sama bilateral China-Indonesia menjadi penting mengingat jumlah penduduk kedua negara yang begitu besar. Jika digabungkan, total penduduk China-Indonesia mencapai 1,6 miliar jiwa yang mewakili seperempat total penduduk dunia.
"Kerja sama ini tidak hanya membawa kesejahteraan pada kedua negara, tetapi juga berkontribusi penting bagi Asia, bahkan dunia," ungkapnya.
Di bidang ekonomi, Liu menyoroti kesamaan megaproyek maritim Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo. Xi Jinping memasang target kerja sama ambisius untuk membangun jalur ekonomi Jalan Sutera dan Jalur Sutera Maritim modern.
Dia mengklaim rencana tersebut disambut baik oleh lebih dari 60 negara di kawasan. Proyek itu juga dinilai akan meningkatkan kooperasi di bidang infrastruktur.
Salah satunya tercermin dari pendirian Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang ditargetkan beroperasi awal tahun depan. Dalam lembaga multilateral itu, Indonesia tercatat sebagai salah satu anggota pendiri dari total anggota yang kini berjumlah 57 negara.
http://kabar24.bisnis.com/read/20150...-10-juta-warga
------------------------------
Ini sih baru gejala-gejala awal saja . Belum nanti kalo yang 10 juta itu masuk dengan bebasnya ke Indonesia. Entah apa yang bakalan terjadi di negeri ini kelak. Salah-salah warga kita sendiri tapi masih keturunan chinese pun, akan mereka gusur dalam persaingan kerja dan mencari rezeki di negeri ini apalagi yang dari jawa, sunda, madura, bugis dll. Lihat dan buktikan aja beberap waktu kemudian kalo kagak percaya!

0
4.6K
56


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan