5 Alasan Yang Bikin Ane Males Infaq di Kotak Amal Masjid
TS
bejotampan19
5 Alasan Yang Bikin Ane Males Infaq di Kotak Amal Masjid
Gan n sis sekalian, ane udah beberapa bulan ini mulai males infaq / menafkahkan harta ane dengan jalan sadaqah / sedekah di kotak amal di beberapa masjid tertentu. Moga-moga aja bukan bisikan setan yang menjauhkan ane dari keridhaan-Nya . Ada beberapa fakta yang membuat ane tercengang, diikuti dengan asumsi-asumsi ane, kemudian ane tuangkan dalam bentuk tulisan ini.
Quote:
UPDATE 2 Juni 9.43 WITA
Setelah ane baca komen-komen kaskuser sekalian, ane berkesimpulan bahwa tulisan ane yang banyak itu belum tentu dibaca semua, dan berpotensi salah tafsir. Meme ini ane bikin buat menegaskan maksud ane, dan terutama buat reader yang kurang suka dengan membaca tulisan yang banyak, semoga gambar ini bisa mewakili.
Sebelum masuk ke pembahasan utama, ane jabarin dulu 3 istilah yang perlu dipahami ulang, biar nggak salah kaprah atau salah istilah, itung-itung menyegarkan lagi pemahaman yang mulai pudar (maklum pelajaran SMP)
Spoiler for a. Infaq:
Infaq, Secara bahasa (Arab) berarti "mengeluarkan". Misalkan agan seorang suami dengan gaji 6 juta, kemudian mengeluarkan harta sebesar 2 juta untuk bayar KPR rumah atau belanja bulanan istri & keluarga, atau mengeluarkan harta sebesar 1,75 juta untuk renovasi masjid, atau 500 ribu buat pijit plus-plus. Semuanya termasuk infaq, bedanya ada yang positif (menjadikan pahala) ada yang negatif (menjadikan dosa). Intinya agan setiap ngeluarin harta agan itu namanya infaq.
Bisa dibuktikan di Al-Qur'an, bahwa istilah infaq tidak hanya untuk menyebut kegiatan mengeluarkan harta dalam makna positif (seperti menunaikan kewajiban kepada keluarga, tanda bakti kepada orang tua, membayar zakat, fidyah, denda / kafarat, membayar hutang dsb) seperti dalam QS Al Baqarah ayat 195, tapi juga dalam untuk kegiatan negatif seperti dalam QS Al Anfal ayat 36.
Spoiler for b. Sedekah / shadaqah:
Sedekah / Shadaqah. Berasal dari kata Sadaqa, yang artinya "benar". Seperti pemberian gelar untuk sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang berarti Abu Bakar Si Pembenar (yang pertama kali membenarkan peristiwa Isra' Mi'raj Rasulullah SAW). Shadaqah, yang kemudian diserap menjadi bahasa Indonesia dan dituliskan "Sedekah", berarti bukti kebenaran Iman seorang mu'min. Shadaqah nggak melulu terkait dengan harta, gan sis. Sesuai dengan hadits di bawah ini, ada beberapa tindakan yang bisa dimaknai sedekah :
Dari Abu Dzar r.a. berkata, bahwasanya sahabat-sahabat Rasulullah saw. berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah saw., orang-orang kaya telah pergi membawa banyak pahala. Mereka shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, namun mereka dapat bersedekah dengan kelebihan hartanya.” Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? Yaitu, setiap kali tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh pada kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah, dan hubungan intim kalian (dengan isteri) adalah sedekah.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah salah seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya dan dia mendapatkan pahala?”
Rasulullah saw. menjawab, “Bagaimana pendapat kalian jika ia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa? Demikian juga jika melampiaskannya pada yang halal, maka ia mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)
Jadi, apabila agan menafkahkan harga dalam hal positif (menjadikan pahala), itu termasuk bagian kecil dari shadaqah.
Spoiler for c. Zakat:
c. Zakat. Zakat adalah rukun islam keempat, suatu kewajiban ( kalau nggak dikerjain dosa ) dengan aturan tertentu, dengan makna / tujuan "menyucikan". Misalnya zakat maal (2,5% dari harta yang terakumulasi selama 1 tahun dengan batas minimal seharga 85 gram emas), zakat fitrah (dibayarkan sebelum shalat Ied, berupa beras / kurma dengan berat tertentu kurang lebih 3,5 liter ).
Jadi zakat adalah bagian dari infaq yang positif, dan infaq yang positif yang adalah bagian dari shadaqah
Dan kelima alasan tersebut adalah :
Quote:
1. Karena itu uang infaq / sodaqoh itu mengendap dalam jangka waktu yang lama, sampe banyak pula
Spoiler for Penjabaran 1.:
Quote:
Anggaplah dalam suatu jumat, pada suatu masjid dengan kapasitas 20 shaf dipenuhi dengan 20 pria beriman tiap shafnya. Anggaplah 70% dari mereka berinfaq & bersadaqah sebesar 10.000 rupiah secara istiqamah, maka uang infaq yang masuk ke kotak amal masjid sebesar :
70 / 100 x 20 x 20 x 10000 = 2.800.000 rupiah, per jum'at. Dalam 1 tahun terdapat 52 jum'at, maka dalam setahun uang yang masuk ke dalam kotak amal kurang lebih 145.600.000,-.
Anggaplah pengeluaran masjid setahun mencapai 60 juta, meliputi :
'- biaya operasional & perawatan masjid (listrik, air, alat-alat kebersihan, cuci karpet, tata suara, penggantian kran patah / lampu pecah, pengecatan, dll),
'- pengelolaan TPA (ongkos transport pembimbing TPA, pembelian buku ajar)
'- pengadaan kegiatan (pengajian subuh, Pengajian peringatan Isra' Mi'raj, pengajian bulanan / mingguan / tematik, pengajian Tarawih)
Berarti dalam 1 tahun terdapat uang infaq yang tidak tersalurkan sebesar 85,6 juta. Uang ini tentunya tidak digunakan untuk membeli hewan qurban, karena memang tidak diniatkan untuk itu (hewan qurban boleh patungan untuk beli 1 ekor sapi, dengan anggota patungan / iuran maksimal 7 orang, sementara kambing ga boleh iuran). Jika dibelikan sapi / kambing pada saat Idul Adha, statusnya jadi hadiah, bukan hewan qurban.
Coba kalau uang itu dikumpulkan jadi satu dalam skala provinsi, atau nasional. Bayangkan, betapa banyaknya POTENSI Infaq umat muslim di Indonesia ? Apakah itu cuma mau disimpan saja atau dioptimalkan untuk kemajuan umat ?
Jika pengelola masjid tidak mempergunakannya, baik dengan alasan tidak berani menggunakan uang jamaah, takut tidak amanah, atau belum tahu hukum penggunaannya, maka uang tersebut akhirnya cuma mengendap saja, tersimpan di Bank (semoga saja bukan bank yang menerapkan konsep riba).
Itu baru satu masjid, lha padahal di Indonesia ada berapa banyak masjid ?
Berapa banyak uang yang mengendap di bank ?
Berapa banyak potensi infaq dan shadaqah yang belum tersalurkan untuk kemajuan dan kemakmuran umat, disebabkan ketidak-beranian pengelola masjid untuk mengambil keputusan ?
Bukankah dengan dana tersebut seharusnya ada banyak permasalahan kemanusiaan yang bisa dibukakan jalan keluar ?
Tentunya bisa membangun jembatan, sehingga anak-anak SD nggak perlu lagi naik jembatan Indiana Jones lagi..
Tentunya bisa bikin banyak sekolah, ya nggak sih, ? katanya rahmatan lil alamin ?
Tentunya bisa buat menggaji banyak guru di daerah terpencil ?
Quote:
2. Apalagi ada pengurus masjid yang kurang transparan dalam penggunaannya
Spoiler for Penjabaran 2:
Quote:
Ini juga bikin ane gregetan.. Pernah ane masukin surat ke dalam kotak amal, isinya mengkritik si ta'mir yang kurang transparan dalam mengelola keuangan masjid. Jamaah kan berhak tahu, uang infaqnya dipake buat apaan. Apakah bener sesuai dengan niatnya ketika masukin lembaran-lembaran rupiah ke kotak amal, atau diapain ? Nah, 3 bulan berturut-turut setelah ane sisipin itu surat, Ta'mirnya pasang lembaran laporan penggunaan dana di Mading Masjid. Tapi nggak dilanjutin.
Pengelolaan kotak amal yang bagus pernah ane lihat di masjid suatu ormas islam di Payakumbuh. Pada kotak tersebut terbagi menjadi 3 lubang, dengan tulisan masing-masing sesuai dengan tujuan infaqnya yaitu Anak Yatim, Infaq Untuk Masjid, dan Infaq Fi Sabilillah. Terserah jamaah mau dimasukin mana uangnya, dan nantinya uang tersebut dipergunakan untuk tujuan sesuai yang tertulis disitu. untuk anak yatim ya diberikan ke panti asuhan, infaq untuk masjid digunakan untuk pengelolaan masjid, dan infaq fi sabilillah digunakan untuk berjuang di jalan Allah, misalnya untuk da'wah, mengadakan acara-acara keagamaan yang memperkuat syiar islam, dll. Dan itu semua dilaporkan dengan baik pada jamaah, baik secara tertulis (versi panjang dan detail) maupun lisan (versi pendek, sebelum khotbah jum'at).
Quote:
3. Pengembangan dari yang nomer 2, berarti ada potensi penyelewengan dana yang cukup besar
Spoiler for Penjabaran 3:
Quote:
Bagaimana kalau ternyata ada ta'mir yang kurang amanah, kemudian menyelewengkan dana tersebut. Katakanlah ada uang terkumpul sebesar 50 juta, orang kan bisa memanfaatkannya untuk banyak hal. Misalnya :
'- Jamaah atau ta'mir berhutang 12 juta rupiah untuk renovasi rumah, dikembalikan lagi dengan dicicil selama 1 tahun (dilunasi 1 juta rupiah per bulan, misalnya). Bagaimana hukumnya ini, ane belum pelajari. mungkin ada agan-agan yang ustadz / ulama yang bisa ngasih pencerahan ?
'- Jamaah atau ta'mir berhutang 12 juta rupiah untuk membuka bisnis, digunakan konsep mudharabah. Ini juga gimana hukumnya?
'- Parah-parahnya, bagaimana jika digunakan untuk mendanai kegiatan terorisme berkedok jihad ? Perlu agan-agan ketahui, di Arab Saudi, pemerintah melarang takmir masjid menyebarkan kotak amal, karena terkait penyalurannya yang tidak bisa terkontrol. “Sepertinya ada ketakutan dari kerajaan uang kotak amal digunakan untuk kegiatan teroris atau yang tidak benar,” kata Muhammad Sahe, orang Indonesia yang sudah 30 tahun bermukin di Arab saudi (Sumber Kemenag).
Pendapat ane, kalo emang niat berinfaq atau shadaqah dengan harta langsung aja kasih ke yang bersangkutan, misalnya saudara yang kesulitan / berhutang, panti asuhan, lembaga da'wah, lembaga pendidikan. cukup banyak kok lembaga penyalur zakat, infaq dan shadaqah yang terpercaya di negeri ini, artinya rutin menyampaikan laporan penggunaan dananya.
Quote:
4. Mengedarkan kotak infaq pada saat khutbah itu mengganggu dan mengurangi pahala shalat jumat.
Spoiler for Penjabaran 4:
Quote:
Masih ada beberapa masjid yang mengedarkan kotak amal pada saat khotib berkhotbah. Ternyata hal ini sudah menjadi topik bahasan yang cukup lama. Ada sejumlah tindakan yang menyempurnakan pahala shalat jum'at, termasuk di dalamnya mendengarkan khotbah dengan seksama, dan pengedaran kotak amal secara berantai itu cukup menimbulkan gangguan dalam menyimak khotib, seperti mengganggu konsentrasi dan memperbesar potensi riya' alias pamer harta <-- ini mah niat nyari pahala malah bikin dosa. Baca hal-hal lain tentang kesempurnaan shalat jumat disini [URL="http://www.voa-islam.com/read/ibadah/2010/04/29/5583/kesalahan-kesalahan-yang-mengurangi-pahala-shalat-jum'at/;#sthash.yEgyVmgI.dpbs"]Sumber VOA Islam[/URL]
Jamaah bila memang niat berinfaq untuk kotak amal masjid bisa melakukannya sebelum atau sesudah shalat jumat.
Quote:
5. Karena kadang-kadang dipake buat memewah-mewahkan masjid sampai berlebihan.
Spoiler for Penjabaran 5:
Quote:
Bayangin ente udah idup dengan cukup, kemudian harta ente bertambah terus. Apa yang ente lakuin gan? Mulai mikirin keindahan, kemewahan, dan kemegahan. Sama juga buat ta'mir masjid. Ketika operasional masjid udah keliatan berjalan dengan baik, kegiatan yang rutin juga udah berjalan dengan cukup bagus, dan setelah 2 tahun keliatan, "Wah ada celengan banyak nih dari kotak amal, buat apa ya enaknya?" Akhirnya dana tersebut dipake buat memperindah dan mempermegah masjid. "Uang itu kan dikasih ke masjid, jadi terserah masjid dong dipake buat apa. Mau disimpen, mau dipake buat memperindah masjid juga kan bagus".
Memang ada riwayat yang mengisahkan seseorang yang terinspirasi oleh islam dari bangunan masjidnya (Sumber Republika). Tapi, Buat apa bikin masjid raya dengan menara 99 meter, padahal speaker masjid buat adzan dipasang di ketinggian 25 meter, dan tapi kalo shalat subuh isinya cuma 2 shaf ?
Bukankah lebih menginspirasi ketika dana yang terkumpul di masjid itu digunakan untuk menyumbang kepada korban kebakaran ?
Atau masjid mengadakan nikah massal, untuk memudahkan (dari segi biaya) bagi umat yang tidak mampu ?
khitanan massal ?
Pengobatan gratis secara rutin ?
Menyantuni lansia yang tinggal di kandang kerbau sementara anak-anaknya entah dimana?
Menyediakan rumah singgah bagi gelandangan ?
Ane akhirnya berkesimpulan buat ane sendiri bahwa infaq untuk masjid emang perlu, tapi pengelolaannya harus transparan... Masjid juga ga bakalan nolak uang infaq, atau ngumumin "Jamaah sekalian, uang kas masjid kita ini sudah cukup untuk 1 tahun, silahkan jamaah mengalokasikannya ke lembaga lain saja". Ane disini bukan ngajakin buat berenti infaq, tapi lebih ke mengalokasikan infaq agan pada sasaran yang lebih tepat. Kalo agan emang niat mengalokasikan untuk da'wah, ya berinfaqlah ke lembaga da'wah. kalo niatnya untuk bantu anak yatim, ya berinfaqlah ke panti asuhan atau lembaga seperti: Dompet Dhuafa Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) PKPU Yayasan Pendidikan Islam Sahabat Yatim Indonesia
Spoiler for Update 24 juni hbs sahur:
Masjid-masjid yang udah cukup banyak kasnya, apalagi udah mengendap cukup lama pun bisa menafkahkan sebagian saldonya untuk lembaga tersebut, sehingga Aliran dana infaq bisa memberi manfaat buat umat. Sayang banget kalo potensi ZIS muslim Indonesia yang begitu besar kurang dioptimalkan buat mewujudkan Rahmatan lil Alamin
.
Agan-agan dan sis yang mengurus masjid, kalau baca curhatan ane, monggo diintrospeksi pengelolaannya, sehingga jamaah kek ane ini nggak ragu lagi buat ngisi kotak amal.
Wassalamau alaikum wa rahmatullah wa barakatuh..
UPDATE 1 Juni Malam !!
Quote:
Ada beberapa kaskuser yang poin jawabannya "Ikhlas aja gan". Maksudnya Relain aja, ibarat buang hajat, nggak usah dipikirin itu hajat kemana larinya..
Ini ane kurang setuju.. Hajat yang dimaksud itu barang yang nggak berarti, kotoran, dan memang hakekatnya untuk dibuang. Sementara Infaq atau shadaqah itu adalah sebagian dari Harta kita (berharga dan bisa dipake buat apa aja) yang kita relakan untuk tidak menikmatinya, dengan tujuan digunakan untuk tujuan yang diridhai Allah. Kalo kotoran sih mau kemana aja ane nggak mikirin. Kalo Harta, ane pikir harus dialokasikan dengan tepat.
Pola pikir yang menganggap Ikhlas berinfaq itu seperti buang hajat, bukan analogi yang baik, menurut hemat ane. Kalau dianalogikan seperti itu, berarti kotak infaq seperti tempat kotoran ? Pantesan aja yang masuk uang-uang kecil, uang yang lecek, sobek-sobek..
Ikhlas itu makna sejatinya bukan sekedar Rela . di Al Qur'an ada Surat Al Ikhlas, tapi di dalamnya nggak ada kata2 tentang kerelaan dalam memberi. Buat yang pengen memahami makna Ikhlas , cek penjabaran Ustad M Abduh Tuasikal di Rumayshodan Ustad Abdurrahman Askarillah di Situs ini
KOMENK KASKUSER !!
Quote:
Original Posted By fan.kui►nomer 2,3,5 itu bener banget
kesalahannya kebanyakan dari sisi pengelola/pengurus masjdnya sendiri.. ini banyak terjadi di masjid yg dikampung2 di jakarta (dari yg ane jumpain)
ga transparan, malah ada yg berani ngambil dengan alasan biaya operasional
yg ngejagain kotak2 "amal pembangunan mesjid" di jalanan depan masjidnya aja kalo makan atau minum kopi langsung nyomot begitu aja dari uang amalnya.. giliran ane tanya jawabnya, "iya bang, kan ane ga digaji, ini buat operasional kita aja"
masalahnya itu kecatet apa nggak jadi biaya operasional? mestinya kan dari yang ngumpul dihitung dulu semua trus dicatet/dibukuin, baru ada anggaran yang bisa dialokasikan buat "dana operasional" macam gitu...
yang mewah2an juga ane ngalamin, kebetulan ane kalo sholat tarawih itu pindah dari satu masjid ke masjid laen yg masih deket tempat tinggal ane, kalo tadi yg suka main embat di masjid lingkungan orang menengah kebawah, nah kalo yg suka mewah2an itu di masjid yg di komplek orang kaya.. tarawih mesjid sepi cuma 2 saf, pas sebelum kultum pengurusnya ngumumin ada pengalokasian dana buat masang huruf Allah dan Muhammad ukuran besar di dinding depan mesjid, trus timer buat waktu iqomat.. what the.. timer buat komat , sama mau masang AC, jadi nanti pake sliding doors biar kedap udara luar ga masuk..
dan ga lama abis lebaran kebetulan libur hari jum'at ane sholat jum'at disitu lagi.. wow ternyata sudah jadi! didepan dinding ada lafaz Allah dan Muhammad guede mengkilap kyk emas, diatas mimbar ada timer hitung mundur buat qomat.. pintu sliding door berkaca film, dan karena AC pintu mesti tertutup.. ane duduk kelamaan disamperin.. mas kalo mo duduk2 diluar aja, jangan di dalem.. lha orang duduk lagi do'a di mesjid diusir luar biasa.. masjid yg sangat eksklusif.. PEMBOROSAN ATAS NAMA AGAMA
padahal ga jauh dari komplek tsb. ada mesjid kampung yg minta2 dana di pinggir jalan
tapi bukan berarti kita mesti jadi kikir apalagi ga beramal/infaq.. kalo mau amal juga mesti dilihat dulu sasarannya, jangan asal ngasih uang dengan hati ikhlas..
UPDATE 23 Juni
Quote:
Sorry banget buat beberapa agan2 yang udah ane pajang di page one, ane hapus karena perlu space buat klarifikasi beberapa hal dalam update tanggal 23 Juni. Ane perbaiki redaksi yang dikritik oleh sejumlah kaskuser karena dianggap provokatif, menggunakan bahasa yang bisa diartikan menggeneralisir, dan semacamnya. Terimakasih atas masukannya, mohon dimaafkan kalau ada pihak-pihak yang tersinggung.