RMOL. Pinjaman dana sebesar 40 miliar dolar AS
atau sekitar Rp 520 triliun dari China bisa
membantu kekurangan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN).
Begitu pendapat Jurubicara Koalisi Kawal
Anggaran, Roy Salam saat ditemui di bilangan
Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (20/6).
"Dana investasi yang ditandatangani oleh Rini
(Menteri BUMN, Rini Soemarno) ini merupakan
bentuk jual beli layanan publik," tegas Roy.
Seperti diketahui, Rini Soemarno pada Rabu
(17/6) lalu meneken perjanjian kerjasama bantuan
pendanaan mencapai Rp 520 triliun terhadap
sejumlah BUMN di Indonesia.
Dari pertemuan tersebut, tiga Bank BUMN yakni
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara
Indonesia Tbk (BNI), dan PT Bank Rakyat
Indonesia Tbk (BRI).
serta Menteri Rini sepakat dana dari China
dipakai untuk membiayai kredit (refinancing) pada
proyek-proyek infrastruktur yang telah dibiayai
oleh perbankan BUMN, seperti Jalan Tol Atas
Laut Bali. Artinya proyek yang telah dibiayai oleh
Bank BUMN selanjutnya kreditnya ditalangi oleh
dana dari China.
Roy yakin dana investasi pinjaman dari China itu
akan memberikan dampak positif bagi
pembangunan infrastruktur di Indonesia.
"Saya cuma minta transparansi saja dan
tanggung jawab dari pemerintah Indonesia terkait
dana investasi ini dan tahu cara
mengembalikannya," ujarnya mewanti-wanti.
sumur
Tinggal kumpulin semua nastak dalam jambore, dan jual jualin.Memang sih baru nalangin dikit.Di samping itu tinggal konsultasi pada ahli penjualan asset.