[FR] Bikepacking TN Ujung Kulon, Hopping Island – Handeleum, Peucang, Cidaun
TS
mbyelgedhez
[FR] Bikepacking TN Ujung Kulon, Hopping Island – Handeleum, Peucang, Cidaun
[FR] Bikepacking TN Ujung Kulon, Hopping Island – Handeleum, Peucang, Cidaun
Field Report (FR) ini merupakan lanjutan dongengan ane dari [FR] Bikepacking, Survival Adventure ke hutan TN Ujung Kulonsebelumnya, jadi masih edisi bongkar-bongkar catatan lawas ya gans….. dan di sini ane juga dongengkan 2 segmen trip seperti FR ane sebelumnya tadi, supaya agan bisa dapet gambaran lebih luas mengenai segmen destinasi hopping island nya……
Jadi ceritanya satu bulan sudah berlalu setelah survey pertama ke Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sebelumnya, saatnya memenuhi janji pribadi untuk ke sana lagi…. Kali ini ane tetapkan untuk berangkat Jumat malam tanggal 14 Oktober 2011, ane bela-belain untuk ambil cuti 1 hari untuk itu, maklum kuli dengan 6 hari kerja gans….
Dan setelah mendengar dongengan ratjoen dan melihat foto-foto survey sebelumnya ke sana, ada satu staff kantor ane (Sulaiman Hakim/Sule) yang teracuni untuk ikut touring survey kedua ini…. Kali ini sesuai rencana semula kita akan explore survey wilayah pulau dan pantai sekitar TNUK.
Quote:
Edisi 2nd Survey TNUK
Jadilah kami berdua ambil cuti Sabtu itu untuk berangkat touring ke TNUK. Setelah packing sebelumnya, sehabis pulang kantor langsung cabutlah kita. Kali ini ane ambil jalur standar supaya lebih cepat ke sana :
Jakarta – Serang – Pandeglang – Labuhan – Panimbang – Sumur – Taman Jaya
Pertimbangannya karena waktu untuk perjalanan touringnya yang mepet. Dengan si Sule sebagai boncenger, kami berangkat sudah lebih dari jam 8 malam, target ETA (Estimated Time on Arrival)di TNUK sekitar jam 4-5 pagi, jadi ada kesempatan untuk istirahat sebentar di sana.
Secara keseluruhan perjalanannya lancar, waktu kedatangannya pun tidak meleset, padahal banyak berhenti untuk istirahat juga kita……. Sesampainya di sana kami istirahat sebentar di saung pos Legon Pakis, sekitar jam 06.30 WIB setelahnya dijemput Fauzi (Uji) guide lokal kami di sana, untuk menyiapkan : logistik yang sudah ane pesan sebelumnya, kapal yang akan kita pakai, dan mengurus administrasi di kantor TNUK.
Kali ini kami memakai kapal nelayan yang ane sewa dengan biaya Rp. 1.000.000,- plus BBM solar senilai Rp. 250.000,-…jauh lebih murah ketimbang jika harus sewa kapal resmi yang terdaftar di TNUK (2x lipat biaya sewanya) gans…kapal ini ane dapat setelah kontak sana-sini nyari jalan bagaimana caranya supaya budget ngga meleduk, sebab ane cuma berdua doank ni gans…apalagi ane ga bakalan tega minta si Sule yang teracuni akut harus ikut-ikutan sharing cost…lha wong yang punya mau ane sendiri jeh……
Setelah beres semuanya berangkatlah kami, berasa lega kapal itu kami tumpangi, sebab kapasitas sebenarnya dapat untuk ber-8 orang-an masih nyaman. Itinnerary tujuan kami kali ini adalah ke pulau Handeleum, kemudian ke pulau Peucang, dan diteruskan menyeberang ke pos “padang penggembalaan” (istilah orang TNUK) hewan liar di Cidaun. Seperti ane sebut di atas, memang terhitung murah sewa kapal ini cuma kelemahannya, kapal tersebut tidak dilengkapi peneduh yang layak (permanen), sehingga karena angin di laut yang lumayan kencang selama perjalanan itu peneduh berupa terpal tidak kita pasang…jadinya lumayan juga panas-panasan klo jalan siang hari terik, untung waktu itu kami start agak pagian……
Awal perjalanan sudah mulai ada hambatan (ga seru klo ga gitu gans……), masih di muara sungai arah keluar ke laut (karena via jalur ga resmi, jadi kami berangkat kapalnya dari sungai di desa nelayan Ujung Jaya), mesin kapal sudah ngadat…… Jadilah kita berhenti sebentar untuk memperbaikinya. Sambil berhenti menunggu kapal diperbaiki, ane sempatkan explore ambil beberapa obyek di sekitar kapal untuk menghabiskan waktu gans…
Spoiler for Edisi ngadat:
1/100, f/2.8, ISO 100, 105mm
1/1250, f/2.8, ISO 100, 200mm
1/200, f/5.6, ISO 100, 360mm
1/200, f/5.6, ISO 100, 360mm
1/400, f/2.8, ISO 100, 200mm
Setelah selesai perbaikan, lanjut lagi kita jalan, secara umum perjalanannya lumayan lancar, hanya saja jadi sedikit ngaret (wajarnya sekitar ga sampai 1 jam juga sudah nyampe) karena masalah kapal ini gans……
Akhirnya kami sampai juga di perhentian pertama di pulau Handeleum.
Spoiler for Edisi perjalanan ke pulau Handeleum:
1/1250, f/5.6, ISO 400, 17mm
1/125, f/16, ISO 200, 200mm
1/50, f/16, ISO 200, 25mm
1/80, f/16, ISO 200, 105mm
1/1000, f/5.6, ISO 200, 70mm
Sesampainya di pulau Handeleum, kami siapkan untuk memasak logistik lebih dulu untuk bekal sambil makan, nebeng masak di dapur pos kantor situ.,,ini enaknya klo kita bisa bersosialisasi melakukan pendekatan personal ke pihak-pihak terkait di lokasi gans…fasilitas selalu tersedia dengan sukarela…… Sambil menunggu masakan, mulai kami explore pulau tersebut.
Spoiler for Jepret sana-sini di Handeleum:
1/1000, f/5.6, ISO 200, 200mm
1/60, f/5.6, ISO 200, 200mm
1/80, f/5.6, ISO 200, 105mm
1/400, f/5.6, ISO 200, 25mm
1/125, f/11, ISO 200, 17mm
Pulau Handeleum ini tidak terlalu besar sebenarnya, klo mau dikelilingi setengah hari pun kelar.S E N S O Ri sini terdapat pos kantor pengawas pulau TNUK yang dikelilingi hutan pulau dengan vegetasi masih lumayan lebat, dan masih banyak hewan liar yang dibiarkan hidup di alam bebas situ juga berupa rusa, monyet, maupun burung. Puas explore pulau tersebut, kami balik lagi ke pos untuk makan siang dulu sebelum melanjutkan perjalanan.
Saat makan siang pun kami ditemani beberapa monyet liar yang rupanya sudah tidak terlalu takut lagi dengan manusia di sekitarnya. Lumayan bisa jadi hiburan tambahan lihat polah mereka berebut makanan yg kita kasih…
Spoiler for Monyet liar Handeleum:
1/320, f/2.8, ISO 200, 200mm
1/250, f/2.8, ISO 200, 200mm
1/400, f/2.8, ISO 200, 153mm
1/250, f/2.8, ISO 200, 195mm
Sialnya saat kami mulai enjoy dengan perjalanan kami ini, mulai ada gangguan tambahan…server di kantor ngadat….sementara yang ‘incharge’ malah pada ngabur jalan-jalan ke pulau……
Habis menerima gangguan, mood mulai agak down, tapi ‘the show must go on’ gans…… lanjut kita jalan menuju pulau Peucang.
Spoiler for Selamat tinggal Handeleum:
1/2500, f/2.8, ISO 200, 70mm
1/250, f/8, ISO 200, 17mm
1/4000, f/2.8, ISO 200, 148mm
Kapal berjalan menyusuri pinggir daratan pulau Jawa untuk ke pulau Peucang ini, ane lihat sepanjang perjalanan banyak terdapat potensi-potensi spot pantai yang bagus seperti saat survey sebelumnya…”Hhmm…lain kali jika datang lagi ke sini akan ane kelilingi taman nasional ini” pikirku…banyak sekali spot-spot yang menjanjikan untuk di explore dari taman nasional ini. ‘Main interest’ ane sementara ini lebih ke ‘wildlife’-nya, seperti survey kali ini sebenarnya yang lebih menarik bagi ane adalah untuk ke padang penggembalaan di Cidaun, sementara untuk pulau-pulaunya sekedar flash sight dulu untuk explore lain waktu lagi.
Spoiler for Penampakan kontur pesisir TNUK dari kapal:
1/125, f/8, ISO 200, 17mm
1/800, f/5.6, ISO 200, 34mm
1/250, f/8, ISO 200, 34mm
Setelah kurang lebih 3 jam-an tibalah kami di pulau Peucang...lumayan ramai untuk ukuran disana waktu itu, sampai kami tidak mendapat tempat di dermaga. Akhirnya kami tambat perahu di pinggir pantai, dan sedikit basah-basahan turun ke darat. Di pantai itu kami disambut seekor biawak yang sedang berjalan santai di pasir putihnya, menandakan bahwa pulau itu memang cenderung masih perawan jarang didatangi wisatawan. Kontur pantai pasirnya mirip dengan pantai di sepanjang TNUK, hanya saja yang ini jauh lebih lembut seperti tepung, dan bersih…air lautnya pun bening banget euy….
Spoiler for Biawak pun bebas jalan santai sun bath di Peucang:
1/4000, f/2.8, ISO 200, 200mm
Di kantor administrasi pulau Peucang tersebut kami bertemu salah satu bekas kepala kantor TNUK (maaf, ane lupa namanya), beliau juga sedang berkunjung untuk snorkeling dan diving di sana, beliau juga menawarkan supaya kami bersnorkeling menggunakan alat-alat dia sebelum kami berangkat menyeberang ke Cidaun…wah, baik bener bapak ini…… tapi karena waktu sudah sore, dan niat kami mau camp di Cidaun, terpaksa kutolak tawaran tersebut untuk menyingkat waktu. Setelah selesai minta ijin dan menyelesaikan administrasi pendaftaran di pulau Peucang tersebut, karena sudah menjelang magrib kami langsung berangkat menyeberang ke Cidaun.