Kaskus

Entertainment

pagicerah9Avatar border
TS
pagicerah9
Kisah Heroik : Bakat "Lahar" Setiawan. Relawan yang berani turun ke dasar Merapi
Ada beberapa aktor dalam proses evakuasi jenazah Eri Yunanto, 21, pendaki asal Sleman yang juga mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) di kawah Merapi. Namun, yang paling disorot adalah aksi Bakat Setiawan alias Lahar. “Ini adalah hikmah terbesar bahwa larangan mendaki sampai ke puncak Merapi itu benar adanya.” Kalimat ini kali pertama terlontar dari mulut pria 29 tahun anggota SAR Barameru itu saat berbincang dengan awak media, Selasa (19/5/2015) sore.

Dia adalah anggota SAR Barameru yang turun ke dasar kawah dan kali pertama menyentuh jenazah Eri Yunanto. Ada satu orang rescuer (penyelamat) yang bersamanya, Endro Sambodo, 31, dari SAR DIY, yang juga turun membantu Lahar saat mengevakuasi korban.

Selain Lahar dan Endro, ada empat rescuer lagi yang turut menuruni tebing kawah. Mereka adalah Andry Suzanto, Rahmad Diyono, Ridho, dan Mukhsin. Mereka semua dari SAR DIY dan saat evakuasi ditempatkan di titik aman 50 meter di atas dasar kawah.

“Kami berada di kawah gunung aktif yang penuh dengan ancaman bahaya gas sulfatara. Ini jadi kendala utama kami” kata Lahar. Keberhasilan evakuasi kemarin dianggapnya sebagai keberhasilan tim, yakni tim evakuasi dan tim di SAR Mission Commander (SMC).

Lahar naik ke puncak Merapi pada Minggu (17/5/2015) malam dan mulai turun ke kawah pada Senin [18/5/2015] pukul 10.00 WIB. Menuruni tebing kawah Merapi kemarin rupanya bukan yang pertama. Sebelumnya, dia pernah dua kali turun ke kawah Merapi untuk pemetaan kawasan rawan bencana.

“Saya pernah memprediksi bahwa suatu saat kejadian seperti ini bakal terjadi. Ternyata benar.” Prediksi ini dia sampaikan karena selama ini banyak pendaki yang nekat mendekati puncak gunung. “Pemetaan yang kami lakukan salah satunya untuk antisipasi kalau ada kejadian seperti ini.”

Sebelum menuruni kawah Merapi, Lahar mempersiapkan mental dengan matang. Dia bahkan sudah berpikir risiko terburuk. “Risiko terburuk adalah tim evakuasi justru yang bakal dievakuasi.”

Senin pukul 10.00 WIB, Lahar baru bisa turun ke kawah Merapi karena menunggu posisi matahari tegak lurus dengan kawah. “Kami menunggu gas sulfatara terbakar sinar matahari.”

Saat menuruni tebing, dia dipandu dari thermal camp. Ke mana kaki berpijak dan di titik mana dia harus membuat ancor, harus dipandu oleh tim di thermal camp. Jalur yang dia buat sesuai arahan thermal camp karena dia harus menghindari hembusan gas sulfatara.

“Suhu terpanas yang terpantau selama evakuasi mencapai 140 derajat celcius.” Namun, Lahar justru tak memakai baju dan sepatu tahan panas. “Tapi saya tetap pakai masker full face,” kata Lahar. Dia tidak mau memakai baju dan sepatu tahan panas karena dinilai tidak nyaman. “Kalau pakai sepatu tahan panas justru berat. Kami butuh pergerakan cepat.”

Untuk antisipasi gas sulfatara, dia membawa tabung oksigen seberat 10 kilogram. Oksigen yang hanya bertahan selama 1,5 jam itu dipakai saat kondisi emergency. “Senin siang pukul 14.00 WIB, oksigen mulai saya pakai karena saat itu kabut mulai turun.”

Operasi pada Senin sebenarnya dijadwalkan hanya sampai pukul 12.00 WIB. Namun, pada pukul 11.30 WIB, Lahar berhasil menyentuh korban. Itulah sebabnya operasi hari Senin diperpanjang sampai sore dan tim bisa mengangkat korban. Korban diangkat secara vertikal.

“Perhitungan kami, kami tidak mungkin untuk turun kedua kali. Begitu menyentuh, langsung angkat sampai naik ke titik aman [50 meter dari dasar kawah]. Di titik aman itu, tali yang dipakai untuk mengerek korban kami kunci, kemudian kami naik dan memutuskan untuk dilanjut esok harinya,” papar pria yang bergabung dengan SAR Barameru sejak 2008.

Selain alat pengaman diri (APD), ratusan peralatan vertical rescue dia pakai saat evakuasi. “Yang jelas tali karmatel sepanjang 300 meter untuk menarik korban. Selain itu juga ratusan carabiner juga menggantung di pinggang saya. Pokoknya semua alat dikerahkan semuanya,” ujar warga Kembangkuning, Cepogo, Boyolali.

Tak ketinggalan pula logistik. “Saat turun saya dan Endro hanya bawa air minum 600 ml. Makanan lainnya, tidak ada, hanya cokelat untuk penambah kalori.”

Sumur : Cek dimari

ini dia Gan..facebooknya mas Lahar : Facebook
0
9.5K
53
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan