mat_indonAvatar border
TS
mat_indon
Cerita masjid di Cipete Jakarta terkurung bak di jalur Gaza
Ane buat trit ini dengan pembukaan berita dari merdeka dotcom, dan ane sudah tambahin klarifikasi dari pengembang.

Cerita masjid di Cipete Jakarta terkurung bak di jalur Gaza
Jumat, 19 Juni 2015

Merdeka.com - Konflik di jalur Gaza hingga kini belum juga usai. Sudah ribuan nyawa tak berdosa melayang di sana.

Akibat konflik itu pula, banyak bangunan vital rusak dan tak bisa lagi dimanfaatkan. Seperti sekolah, rumah sakit hingga tempat beribadah.

Setiap kali bom menyasar kawasan perbatasan di jalur Gaza, suara tangisan dari mayoritas muslim Palestina menyeruak. Terpisah dengan keluarga hingga kehilangan seolah kondisi biasa yang harus mereka hadapi.

Cerita penderitaan muslim jalur Gaza, rupanya tengah dialami warga Cipete Utara, Jakarta Selatan. Mereka tak bisa beribadah karena keserakahan pengembang PT FIM Jasa Eka Tama yang seenaknya menutup akses menuju Masjid Al Futuwwah, yang terletak di Jl H. Tholib Cipete Utara Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Apa penyebabnya?

Bangunan masjid itu kini dikurung di balik tembok yang menjulang tinggi dilengkapi kawat berdiri. Yang membuat warga menyerupai kondisi tersebut seperti di jalur Gaza, karena mereka harus berjuang untuk menaiki tembok untuk sampai ke masjid tersebut.

Setiap harinya, warga sekitar termasuk anak-anak dan lansia yang ingin salat dan mengaji di sana harus dibantu untuk dapat menaiki tembok tersebut. Ada jalur lain yang bisa dilalui, tapi mereka harus berputar jauh itupun sangat kecil.

Ketua Pengelola Yayasan Pesantren BSC Al-Futuwwah, Muhammad Sanwani Naim mengatakan, akibat pemagaran oleh pengembang, jamaah menjadi terhalang untuk melakukan ibadah dan anak-anak tak bisa mengaji bila tak diantar karena mereka harus meloncat tembok.

"Sebelumnya ada akses jalan kecil, tetapi sekang akses tersebut di tembok tinggi dan dipasangi oleh beling-beling," kata Sanwani saat ditemui di lokasi, Jakarta, Rabu (17/6).

Sebenarnya, kata Sanwani, untuk memasuki masjid mulanya dua akses jalan yang dilalui. Namun, karena pengembang menutup pintu sisi barat warga harus memanjat dan harus berputar untuk mencapai masjid.



"Sekitar tiga minggu lalu mas ditutup oleh pengembang. Padahal ini (pengembang) sudah buat tembok, jadinya tembok di antara tembok. Percuma ini akses pintu kalau dibuat begini sama pengembang," ujarnya.

Sebenarnya, pengembang sudah membuat kesepakatan dengan Pemkot Jakarta Selatan. Tapi dalam praktiknya, pengembang mengingkari kesepakatan itu dengan menutup akses jalan ke masjid.

"Jalan yang di depan pintu utama, itu seharusnya 3 meter lebarnya sesuai perjanjian di Walikota. Tetapi hanya 1,5 meter." alan yang ini saja warga yang buat, tanah sengaja ditimbun biar para warga tidak loncat terlalu tinggi. Niat baik kita tidak diterima," bebernya.

"Sepertinya mereka sengaja mengusir kita secara pelan-pelan," tambahnya.

Melihat tak ada tindakan yang dilakukan Pemkot Jakarta Selatan untuk menghukum pengembang, pihak yayasan sudah coba mengadu ke Ahok, lalu apa reaksinya?

Ahok berjanji akan terus mendesak pihak wali kota Jakarta Selatan, untuk menyelesaikan masalah penutupan akses tersebut.

"Kita udah minta wali kota untuk urus masalah itu. Kita harus minta dan tekan dia untuk buka akses jalan ke masjid," ujar Ahok, kemarin.

Ahok mengatakan, kasus semacam ini sudah sering terjadi di wilayah DKI Jakarta. Biasanya bermula dari komunikasi kedua belah pihak, yaitu antara pihak pengembang dan warga, tidak terjalin dengan baik.

Padahal, kata Ahok, sudah ada ketentuan yang mengharuskan para pengembang untuk menyediakan lahan pengganti jika proyeknya sampai memakan fasilitas umum yang telah digunakan oleh warga di sekitar proyek tersebut.

"Ini kan sama kayak kasus sebelumnya, antara Gereja dan Pasaraya. Jadi perjanjiannya itu sebenarnya, kalau dia (pengembang) nggak bisa pindahin gereja dengan menyediakan lahan pengganti, ya dia harus buka jalan. Kan jalannya dia dudukin tuh," ujar Ahok.

"Ya kadang-kadang emang gitu, yang punya jalan dia jual ke pengembang. Harusnya kalau dijual ke pengembang, itu waktu buat SIPPT kan harus disebutin di situ mesti lebarnya berapa. Saat itu harusnya lebar 3 meter, pengembang cuma kasih 1,5 meter, ya itu jelas nggak bener," pungkasnya.

Kondisi ini mendapat respon dari berbagai pihak, salah satunya Anggota DPD dapil DKI Jakarta, Fahira Idris. Dia mengecam adanya pembatasan yang menyulitkan akses warga menuju masjid. Pembatas tersebut berupa tembok tinggi yang dipasangi kawat berduri.

Kecaman tersebut ditulis Fahira melalui akun Twitter-nya, Rabu (16/6) malam. Dalam 17 tulisan itu, Fahira menggunakan tanda pagar #GazaInJakarta di akhir cuitannya.









(catatan: foto2 yang diunggah Fahira Idris berasal dari https://twitter.com/PejuangSubuh <-- provokator yang buat foto?)

"Lihat.. betapa kejam yang memasang kawat berduri dan kaca beling hanya untuk menghalangi orang pergi ke masjid. Laknatullah #GazaInJakarta," tulis Fahira.

Akibat pembangunan tersebut, kata Fahira, banyak bocah yang jatuh dari tembok tinggi tersebut. ""Banyak bocah sering jatuh dari tembok tinggi dan berlapis duri hanya karena ingin mengaji #GazaInJakarta," lanjutnya.

"Penutupan yang biadab&phak pemerintah hny netral. Itu yang dikemukakan oleh aparat. Tidak mau berpihak. Kepada tempat ibadah pun tidak #GazaInJakarta," tulisnya.

---------------

Penting dibaca: Twitter keluarga & juru bicara pengembang

Klarifikasi dari pengembang

Klarifikasi #GazaInJakarta oleh @fahiraidris yang salah kaprah by @temanAhok

Fenomena taggar #GazaInJakarta oleh @fahiraidris |by Netizen #unipu

Klarifikasi Fakta & Data Masalah 'Pengisolasian' Masjid Dengan Hashtag #GazaInJakarta by @ridwanth

Fakta Nyata #GazaInJakarta untuk menjawab fitnah @fahiraidris by @ridwanth CC: @sahal_AS @temanAhok

Keluarga Pengembang mengomentari foto nenek-nenek harus lompat tembok untuk ke masjid:


Keponakan pengembang meradang pamannya dikatai menutup akses ke masjid:
@mulesin @fahiraidris pmn ane diblg ttp msjd kyk di gaza pdhl die bntg tlg bgn RS di Gaza? nt gak malu @arisakti? pic.twitter.com/ylu8zVTuds




Video yang menunjukkan tembok yang dilompati jamaah dengan jalan masuk yang dibuatkan pengembang

Quote:



Ridwan Thalib Jelaskan Duduk Perkara #GazaInJakarta


Quote:


Pihak yang membuat tembok dengan pecahan beling berkawat berduri terungkap, ternyata bukan pengembang melainkan warga:
Quote:


----------------------------------
Yang belum jelas, mengapa muncul lagi isu ini sekarang padahal sudah dianggap selesai tahun lalu.
Isu ini sepekan terakhir dihembuskan lagi oleh seorang pengguna twitter dengan akun @arisakti, yang melaporkan ke senator DKI Fahira Idris (foto2 bersumber dari @PejuangSubuh). Ada motif apakah @arisakti melaporkan isu basi ini ke Fahira Idris yang akhirnya berkicau di twitter tanpa tabayyun dan mencari tahu masalahnya? Ane kasihan dengan Fahira yang dimanfaatkan di sini.

"Permohonan Ma'af Atas Terlambatnya Klarifikasi Masalah Kultwit #GazaInJakarta" by @FahiraIdris
Terimakasih klarifikasinya Fahira Idris, sehingga sekarang jelas ada pihak yang memanfaatkan anda.


UPDATE: inikah provokator utamanya?


confirmed: @arisakti adalah salahsatu admin @pejuangsubuh


Lawyer yang bener pake jalur hukum, lawyer abal2 pake provokasi sosmed emoticon-Big Grin
Meme lucu yang dibikin oleh netizen @digembok:


sumber gambar: https://twitter.com/digembok/status/...53613425438720


Quote:


Diubah oleh mat_indon 30-06-2015 06:28
0
29.6K
258
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan