- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Amien Rais: KMP Goyah Saat Berbagi Kursi Kekuasaan


TS
hobi.nyapres
Amien Rais: KMP Goyah Saat Berbagi Kursi Kekuasaan
RMOL. Politisi senior Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengungkapkan soal Koalisi Merah Putih (KMP) yang sempat goyah karena ribut berbagi kursi kekuasaan di parlemen.
Hal itu disampaikan saat berceramah dalam acara buka puasa bersama Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di kediaman Akbar Tanjung, Jalan Purnawarman, Jumat malam (19/6).
"Sewaktu KMP sedang solid-solidnya, ada partai, dua partai yang mendapat selisih satu suara (dalam Pemilu 2014)," kata Amien.
Namun, dia enggan menyebut nama dua partai yang dimaksud. Perbedaan satu suara itu membawa perdebatan cukup panjang dalam pembagian kue kekuasaan di pucuk pimpinan DPR dan MPR yang menjadi jatah KMP.
Dia menjelaskan, partai yang memiliki lebih dari satu suara ingin mendapat dua kursi sementara yang memiliki satu suara dibawahnya enggan mengalah dan setidaknya harus mendapatkan satu kursi. Padahal, sisa kursi yang bisa dibagi saat itu hanya dua.
"Golkar, PAN dan lainnya sudah dapat. Yang dua ini mestinya satu-satu," kata Amien.
Akhirnya, partai yang memiliki satu suara lebih sedikit pun tidak mendapatkan jabatan di DPR dan MPR. Pengurus partai mengajukan protes.
"Yang kurang mengatakan 'partai saya bisa pecah loh. Saya jual murah partai saya'. Gara-gara ini, KMP jadi goyah," begitu cerita Amien yang juga ketua Dewan Kehormatan PAN.
Diketahui, melihat kembali pemilihan pimpinan DPR dan MPR lalu, semua partai di barisan KMP mendapat kursi kecuali Partai Persatuan Pembangunan. Ketua DPR Setya Novanto berasal dari Partai Golkar, dengan wakilnya Fadli Zon dari Partai Gerindra, Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera, Taufik Kurniawan dari Partai Amanat Nasional, dan Agus Hermanto dari Partai Demokrat.
Sementara, Ketua MPR Zulkifli Hasan berasal dari PAN, dengan wakilnya Mahyudin dari Golkar, EE Mangindaan dari Demokrat, Hidayat Nur Wahid dari PKS, dan Oesman Sapta Odang dari unsur Dewan Perwakilan Daerah.
PPP pun akhirnya pecah antara kubu Romahurmuziy dengan kubu Djan Faridz. Kubu Djan tetap bersama KMP, sedangkan kubu Romahurmuziy memutuskan menyeberang. dengan Koalisi Indonesia Hebat selaku pendukung resmi Joko Widodo-Jusuf Kalla. [ian]
Sumber : http://politik.rmol.co/read/2015/06/...rsi-Kekuasaan-
untungnya jadi oposisi, kalo sampe masuk pemerintahan bisa bunuh2an nih
Hal itu disampaikan saat berceramah dalam acara buka puasa bersama Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) di kediaman Akbar Tanjung, Jalan Purnawarman, Jumat malam (19/6).
"Sewaktu KMP sedang solid-solidnya, ada partai, dua partai yang mendapat selisih satu suara (dalam Pemilu 2014)," kata Amien.
Namun, dia enggan menyebut nama dua partai yang dimaksud. Perbedaan satu suara itu membawa perdebatan cukup panjang dalam pembagian kue kekuasaan di pucuk pimpinan DPR dan MPR yang menjadi jatah KMP.
Dia menjelaskan, partai yang memiliki lebih dari satu suara ingin mendapat dua kursi sementara yang memiliki satu suara dibawahnya enggan mengalah dan setidaknya harus mendapatkan satu kursi. Padahal, sisa kursi yang bisa dibagi saat itu hanya dua.
"Golkar, PAN dan lainnya sudah dapat. Yang dua ini mestinya satu-satu," kata Amien.
Akhirnya, partai yang memiliki satu suara lebih sedikit pun tidak mendapatkan jabatan di DPR dan MPR. Pengurus partai mengajukan protes.
"Yang kurang mengatakan 'partai saya bisa pecah loh. Saya jual murah partai saya'. Gara-gara ini, KMP jadi goyah," begitu cerita Amien yang juga ketua Dewan Kehormatan PAN.
Diketahui, melihat kembali pemilihan pimpinan DPR dan MPR lalu, semua partai di barisan KMP mendapat kursi kecuali Partai Persatuan Pembangunan. Ketua DPR Setya Novanto berasal dari Partai Golkar, dengan wakilnya Fadli Zon dari Partai Gerindra, Fahri Hamzah dari Partai Keadilan Sejahtera, Taufik Kurniawan dari Partai Amanat Nasional, dan Agus Hermanto dari Partai Demokrat.
Sementara, Ketua MPR Zulkifli Hasan berasal dari PAN, dengan wakilnya Mahyudin dari Golkar, EE Mangindaan dari Demokrat, Hidayat Nur Wahid dari PKS, dan Oesman Sapta Odang dari unsur Dewan Perwakilan Daerah.
PPP pun akhirnya pecah antara kubu Romahurmuziy dengan kubu Djan Faridz. Kubu Djan tetap bersama KMP, sedangkan kubu Romahurmuziy memutuskan menyeberang. dengan Koalisi Indonesia Hebat selaku pendukung resmi Joko Widodo-Jusuf Kalla. [ian]
Sumber : http://politik.rmol.co/read/2015/06/...rsi-Kekuasaan-
untungnya jadi oposisi, kalo sampe masuk pemerintahan bisa bunuh2an nih

0
4.2K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan