Radio mendekatkan yang dekat - seorang Kaskuser
Radio bukan hanya tentang penyiar.
Quote:
RULES:
1. Diharapkan 
2. TSnya pengepul bata. Jadi harap berterima kasih dengan mengirim BATA MERAH
bukan CENDOL IJO. Udah sering bray ane dapet cendol karena ketidaktahuan, terakhir di BP.
3. Ikuti grand rules SFTH 
Quote:
Bagian yang di-bold dan italic adalah flashback. Biar ga bingung.
Kisah ini adalah kepanjangan dari cerita akun @RadioGalauFM di Twitter. Gue sama sekali ga ada afiliasi sama Radio Galau FM. Gue hanya menceritakan Radio Galau FM itu dari sudut pandang yang berbeda. Ini juga jawaban atas ketidakpuasan gue sebagai pendengar radio atas film Radio Galau FM yang sama sekali ga nyinggung dunia radio.
Sudah gue cek sinopsis film Radio Galau FM ternyata ga menyinggung sama sekali dunia radio. Mungkin menyinggung tapi gue rasa radio ga bermain peran penting di sini. Nah, gue menggarap cerita di mana dunia radio – yang menjadi mainan gue sehari-hari juga – dan apapun yang terjadi di balik ruang siaran berperan utama. Kisah cinta pula ada di sini.
Kisah ini didasarkan atas pengalaman pribadi juga walaupun fiksi semata. Selamat menikmati.
Quote:
Intro
“106.6 Radio Galau FM, suara galau anak muda Jakarta. Misael mengudara setelah sekian lama tidak berjumpa dengan kamu karena sakit. Aku akan temani kamu dan dengarkan ceritamu sampai jam 1 malam.”
Di Radio Galau FM, yang sekarang sudah resmi menempati frekuensi FM setelah lama hanya di Twitter dan film, aku mengudara. Administrator dari akun ini telah mengepul duit, menambang harta, lalu menginvestasikannya dengan membeli sebuah radio yang dulu dimiliki korporat, tapi gara-gara pemiliknya bangkrut terpaksa dijual. Pemilik radio ini mengubah gaya radionya yang awalnya ditujukan untuk wanita menjadi untuk anak muda galau.
Inilah radio laidback yang sesungguhnya. Membahas cinta seharian, memutar lagu cinta 24 jam dan 7 hari, tetapi radio ini tetap digemari banyak orang kok. Bahkan rajanya siaran cinta yang mengudara di kotaku dari tahun 1990an bisa dikalahkan radio ini. Sangat beruntung aku bisa bekerja di radio ini karena bantuan seorang rekan yang ternyata salah satu pendiri radio itu.
Di sinilah aku harus mendengarkan keluhan galau se-Jakarta seharian. Lebih daripada radio yang memutarkan musik laidback setiap hari – itu radio yang biasa didengerin ibu rumah tangga sambil beberes rumah. Aku mendengarkan curahan hati, dari yang main-main, modus (ya mereka tahu Misael adalah penyiar terkenal di Jakarta), sampai... Hmm. Hmm, untungnya aku cukup terbiasa karena aku juga mengurus layanan konseling via radio.
Di radio ini, bukan hanya aku mendengarkan suara-suara galau. Kadang sebaliknya, aku acapkali menyuarakan kegalauanku secara tak langsung. Aku kerap memberikan petuah pada orang, tetapi aku juga sering dipetuahi. Bukan hanya oleh produser dan atasanku di sana, tetapi juga pendengarku sendiri!
Banyak kisah di balik radio galau ini. Selamat datang dan selamat membaca
Nanti ane rapikan threadnya. Ditunggu juga kehadiran Bara alias Bernard Batubara di cerita ini.
Radio itu lebih kuat dari televisi karena kamu hanya bisa mendengar siaran radio. Mendengarkan radio membutuhkan imajinasi sampai perasaan.
Gunakan Line untuk komunikasi dengan TS kalo TS lagi ga ada di sini.
Line TS: msael. Ingat tulis nama dan jelasin tujuan lo ngechat. Yang ga jelas akan gue tolak+block demi keamanan